Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Rela Hidup Tanpa Uang, Ini Jasa Besar Inggit Garnasih untuk Bung Karno

Tim HaiBunda   |   HaiBunda

Rabu, 16 Aug 2023 13:27 WIB

Ridwan Kamil di Klinik Lansia Inggit Garnasih, Kota Bandung, Kamis (20/7/2023).
Rela Hidup Tanpa Uang, Ini Jasa Besar Inggit Garnasih untuk Bung Karno/Foto: Bima Bagaskara/detikJabar

Inggit Garnasih merupakan istri kedua Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia. Ia berasal dari Bandung dan lahir pada 17 Februari 1888 dan menikah dengan Soekarno pada 24 Maret 1923, di rumah orang tua Inggit.

Diketahui, Inggit merupakan kembang desa saat masih remaja di kampungnya. Sebelum menjadi istri Soekarno, ia pernah dipersunting oleh Nata Atmaja, seorang patih di Kantor Residen Priangan.

Sayangnya pernikahan ini tidak bertahan lama dan berakhir dengan perceraian. Kemudian, ia menikah lagi dengan Haji Sanusi, seorang pengusaha yang juga aktif di Sarekat Islam.

Pernikahan mereka baik-baik saja meskipun tidak bisa juga dibilang bahagia karena ia sering ditinggal sang suami. Hingga kemudian datanglah Soekarno, yang saat itu juga telah mempunyai istri bernama Siti Oetari.

Rasa cintanya pada Oetari lebih condong seperti cinta kepada saudara. Sukarno pun akhirnya menceraikan Oetari, begitu pula dengan Inggit yang secara resmi berpisah dengan Sanusi. Begitulah awal mula keduanya bersama.

Jasa Inggit untuk Soekarno

Inggit memiliki jasa yang besar pada Soekarno, Bunda. Dahulu, Soekarno datang dari daerah asalnya menuju kota Inggit untuk menuntut ilmu.

Soekarno tinggal di tempat Inggit selama masih sekolah. Tak sampai di sana, ia juga banyak memberi dukungan secara moril untuknya. Mulai dari membiayai biayai kuliah hingga aktivitas politiknya di masa pergerakan.

Semasa hidupnya, Inggit tak hanya berstatus sebagai istri Soekarno. Ia juga tulang punggung keluarga, mengumpulkan uang dari berbagai upaya termasuk jualan jamu hingga kerajinan.

Berhasil dampingi Soekarno sampai jadi insinyur

Menjadi orang yang berjasa, Inggit akui berbangga hati karena berhasil mengantar sang suami menjadi insinyur. "Sungguh suatu kegembiraan yang tiada taranya bahwa kesayanganku akhirnya mencapai gelar insinyur. Aku lega. Aku telah membuktikan bahwa aku berhasil mengemongnya. Ia tidak percuma datang ke Bandung," tuturnya, dikutip dari buku Soekarno Kuantar ke Gerbang, karya Ramadhan K. H.

Keberhasilan ini membuat Inggit benar-benar merasa berbesar hati. "Aku merasa, aku bukan perempuan sembarangan. Aku telah membuktikannya. Aku selamat mendampinginya sampai di tempat yang dituju. Tujuan yang pertama tercapai sudah. Ia lulus dengan membuat sebuah rencana pelabuhan, dan meraih gelar Insinyur Sipil," katanya.

Kehabisan uang

Sebelum lulus dan jadi insinyur, mereka pernah membuat rencana untuk sama-sama ke Blitar bertemu orang tua Soekarno. Namun saat itu mereka tak bisa mewujudkan rencana tersebut.

Ini karena Inggit kehabisan uang. Ia tak mampu membiayai ongkos perjalanan dua orang ke kota asal Soekarno usai kelulusannya. Mau tak mau, kala itu hanya Soekarno yang berangkat.

"Aku hanya mampu menganjurkan suamiku agar ia pergi sendirian ke Blitar."

"Aku mengerti bahwa sebenarnya ia (Soekarno) ingin supaya aku juga berangkat ke Blitar, tetapi apa hendak dikata, uang tak cukup. Sudahlah, kami mesti bersyukur dengan hanya bisa berangkatkan Kusno (Soekarno) seorang diri ke sana," sambungnya.

Teruskan membaca halaman selanjutnya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis! 


UCAPAN TERIMA KASIH ORANG TUA SOEKARNO PADA INGGIT

detikTravel pernah mengunjungi rumah bersejarah Inggit Garnasih yang ada di Jalan Ibu Ingggit Ganarsih No 8, Kecamatan Astanaanyar, Minggu 2 Februari 2020 lalu bertepatan dengan acara Bulan Cinta Ibu Bangsa Inggit Garnasih ke-6.

Rela Hidup Tanpa Uang, Ini Jasa Besar Inggit Garnasih untuk Bung Karno/Foto: Wisma Putra/detikcom

Di satu momen, pada akhirnya Inggit berkesempatan datang ke Blitar menemui sang mertua. "Waktunya sudah tiba bagiku untuk menghadap kepada mertuaku. Beberapa hari lalu kami berunding tentang ini. Uang sudah ada. Tidak seperti dahulu sewaktu Kusno baru lulus," katanya.

Banner Bayi Tertukar

"Sekarang aku mendapatkan rezeki dari hasil jual beli dan hasil kerajinan tanganku."

Sebelum berangkat ke Blitar, Inggit merasa antusias sampai menyiapkan oleh-oleh kain untuk keluarga Soekarno. Namun, ia justru diingatkan untuk tak terlalu membawa banyak barang.

Bertemu keluarga Soekarno

Waktu tiba di rumah sang mertua, ada kedua orang tua Soekarno dan kerabat yang lainnya. Inggit mengaku terkesan dengan sosok ayah mertuanya, karena ia tampak tegap dan tampak sekali punya wibawa.

Inggit kemudian melakukan penghormatan, sembah sungkem mengikuti apa yang dilakukan oleh sang suami. Ia juga mengaku langsung merasa nyaman, terlebih disambut dengan hangat oleh keluarga Soekarno.

"Aku gembira atas sambutan mereka yang begitu ramah dan sangat terbuka. Segera aku merasa, aku berada di tengah-tengah mereka dengan tidak canggung sedikit pun. Mereka lalu membawa kami ke dalam. Hidangan minuman dan kue-kue telah disediakan. Segera dahagaku hilang dan pembicaraan yang lebih sungguh-sungguh dimulai.

Ortu Soekarno ucap terima kasih

Setelah itu, orang tua Soekarno menyatakan terima kasih atas apa yang sudah Inggit perbuat pada putra mereka. Keduanya pun menyebut-nyebut pengabdian hingga pengorbanan yang Inggit lakukan pada Soekarno selama bersekolah.

"Kami ucapkan terima kasih Sungguh. Terima kasih banyak atas daya upayamu, Jeng. Mendampinginya sampai ia berhasil jadi insinyur," tutur ayah Kusno dengan suara tegas, kenang Inggit.

Inggit kemudian menanggapi ucapan tersebut dengan rendah hati pula. Katanya, itu bukan hal yang besar karena memang sudah menjadi tugasnya sebagai seorang istri.

"'Terima kasih kembali. Sesungguhnya, saya pun melaksanakannya dengan senang', kataku. 'Itu sudah menjadi kewajiban saya pula," katanya lagi.

Jawaban tersebut kemudian ditanggapi dengan senyum oleh orang tua Soekarno. Selanjutnya, mereka bercengkerama dan berbagi cerita masa lalu Soekarno.

"Seminggu kami berada di rumah mertuaku dan dalam kesempatan itu aku bertemu dengan sanak famili yang berdatangan sengaja menemui kami, datang dari tempat
tempat lain, dari Kediri, Tulungagung, Wates Malang dan kota-kota lain."

"Aku tak bisa menghitung lagi berapa banyaknya kerabat suamiku yang berjabatan tangan denganku dan menjadi kerabatku yang cukup akrab pula bagiku," tuturnya.

Simak juga cerita hubungan Dewi Soekarno dengan anak-anak Fatmawati dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]


(AFN)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda