HaiBunda

MOM'S LIFE

Sejarah Hari Olahraga Nasional yang Diperingati Setiap 9 September

Ousama El Fatha Kusnandar   |   HaiBunda

Sabtu, 09 Sep 2023 11:35 WIB
Ilustrasi sejarah hari olahraga nasional/Foto: Getty Images/iStockphoto/FilippoBacci

Hari Olahraga Nasional dirayakan setiap tanggal 9 September di Indonesia. Sejarah Hari Olahraga Nasional Indonesia memiliki akar yang bercabang dari berbagai aspek kehidupan sosial, politik, dan budaya di negeri ini.

Dalam perjalanan ini, olahraga telah menjadi lebih dari sekadar kegiatan fisik. Olahraga juga telah menjadi simbol persatuan, semangat kompetisi yang sehat, dan wadah untuk mengejar cita-cita masyarakat Indonesia.

Bagi banyak masyarakat Indonesia, olahraga bukan sekadar rutinitas fisik, melainkan juga sebuah bagian integral dari budaya dan kehidupan sehari-hari.


Saat Bunda turut serta merayakan Hari Olahraga Nasional, Bunda tidak hanya menghormati prestasi para atlet Indonesia yang luar biasa, namun juga ikut merenung tentang sejarah panjang yang telah membawa bangsa Indonesia hingga ke titik ini.

Sejarah Peringatan Hari Olahraga Nasional

Hari Olahraga Nasional adalah sebuah momen bersejarah yang menjadi ciri khas perhatian pemerintah terhadap pentingnya pendidikan olahraga. Hari Olahraga Nasional telah menjadi salah satu tanggal yang ditunggu-tunggu setiap tahun oleh masyarakat Indonesia. Namun, sejarah Hari Olahraga Nasional sendiri itu apa, sih, Bunda?

Sejarah Hari Olahraga Nasional dimulai di tahun 1945, di mana semangat proklamasi kemerdekaan Indonesia masih hangat. Pada saat itu, Presiden Soekarno menyuarakan gagasannya untuk merayakan kebugaran fisik dan mempromosikan persatuan di kalangan masyarakat yang beragam di Indonesia. Gagasan inilah yang menjadi embrio dari Hari Olahraga Nasional.

Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia dari Maret 1942 hingga tahun 1945, dunia olahraga di negeri ini mengalami tantangan besar. Kehadiran Jepang mengubah banyak hal, termasuk dinamika olahraga.

Di saat itu, GELORA (Gerakan Latihan Olahraga) mengurus urusan olahraga di Indonesia. Namun, karena situasi politik dan militer yang tidak stabil, aktivitas olahraga terhambat dan tidak berjalan semestinya.

Perang terus berlangsung, dan tentara Jepang semakin terdesak di seluruh Asia. Oleh karena itu, rekaman peristiwa olahraga yang signifikan selama tahun-tahun ini sangatlah terbatas.

Setelah kekuasaan Jepang runtuh pada bulan Agustus 1945, Indonesia memasuki era kemerdekaannya. Pada bulan Januari 1946, digelar Kongres Olahraga pertama pada masa kemerdekaan Indonesia, yang diadakan di Habiprojo, Solo.

Meskipun situasi darurat masih menghantui Indonesia pasca-kemerdekaan, kongres ini menjadi tonggak penting dalam mengatur kembali sistem olahraga Indonesia yang terorganisir.

Kongres tersebut dihadiri oleh para tokoh olahraga penting dari pulau Jawa. Saat itu, Indonesia sedang berusaha keras untuk menghidupkan kembali kegiatan olahraga setelah masa pendudukan Jepang yang sulit.

Kongres ini bukan hanya sebuah perayaan semata, namun juga menjadi fondasi untuk penetapan Hari Olahraga Nasional (HON). Pada tanggal 9 September, HON diperingati untuk memperingati berdirinya Persatuan Olahraga Seluruh Indonesia (POSI) pada tanggal 9 September 1946.

Pengakuan resmi HON sebagai peristiwa nasional kemudian terjadi melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 67 tahun 1985. Tanggal 9 September dipilih sebagai Hari Olahraga Nasional untuk menghormati semangat olahraga yang berkobar di seluruh negeri.

Hari Olahraga Nasional memiliki tujuan yang sangat mulia. Salah satunya adalah mendorong masyarakat Indonesia untuk menjalani gaya hidup sehat dan aktif. Pemerintah Indonesia percaya bahwa olahraga merupakan alat efektif untuk menjaga kesehatan individu dan mengurangi risiko penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup tidak sehat.

Selain itu, HON juga memiliki misi untuk mempromosikan olahraga sebagai sarana untuk memperkuat persatuan dan identitas nasional. Di tengah masyarakat yang begitu beragam seperti Indonesia, olahraga dapat menjadi bahasa universal yang menghubungkan orang-orang dari berbagai latar belakang budaya, suku, dan agama.

Namun, HON tidak hanya sebatas promosi. Ini juga merupakan kesempatan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Melalui Peraturan Menpora RI Nomor 18 tahun 2017 tentang Gerakan Ayo Olahraga, masyarakat diingatkan tentang pentingnya hidup sehat melalui aktivitas fisik yang teratur.

PON pertama pada tanggal 9-12 September 1948 di Stadion Sriwedari, Surakarta, Jawa Tengah, adalah puncak sejarah yang menjadi latar belakang penetapan 9 September sebagai Hari Olahraga Nasional.

Acara ini diresmikan oleh Presiden Soekarno dan ditutup oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, yang juga menjabat sebagai Ketua Komite Olimpiade Republik Indonesia (KORI).

PON pertama melibatkan 13 keresidenan atau kota, termasuk Yogyakarta, Madiun, Magelang, Semarang, Bandung, Malang, Surakarta, Surabaya, Pati, Kedu, Banyuwangi, dan Jakarta. Surakarta berhasil meraih juara umum dengan torehan 36 medali, sebuah prestasi yang membanggakan.

Acara ini juga menampilkan lebih dari 600 atlet yang berkompetisi dalam berbagai cabang olahraga seperti bulu tangkis, panahan, lempar cakram, dan sepak bola, dan masih banyak lagi. Surakarta dipilih sebagai tuan rumah karena infrastruktur olahraganya dianggap memadai, dengan Stadion Sriwedari menjadi salah satu stadion terbaik di Indonesia pada saat itu.

Penyelenggaraan PON pertama juga bukan hanya mengenai prestasi olahraga dalam negeri, tetapi juga merupakan respons terhadap penolakan Indonesia oleh Inggris sebagai tuan rumah Olimpiade ke-14. Pada saat itu, Inggris merupakan sekutu Belanda yang belum mengakui kemerdekaan Indonesia.

Konferensi darurat di Solo pada tahun 1948 juga menjadi wujud semangat bangsa Indonesia yang ingin membuktikan bahwa mereka pantas berpartisipasi dalam arena olahraga internasional, menggalang persatuan dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika.

Sejak saat itu, setiap tanggal 9 September diperingati sebagai Hari Olahraga Nasional, mengabadikan semangat olahraga Indonesia yang terus berkobar dan tidak pernah surut; sebuah pencapaian luar biasa yang terus mengilhami generasi masa kini dan mendatang.

Tema Hari Olahraga Nasional 2023

Salah satu elemen yang selalu dinantikan dalam perayaan ini adalah tema yang akan diusung, dan tema untuk tahun 2023 ini tidak hanya menginspirasi, namun juga membawa makna mendalam yang patut diselami. Tema yang dipilih untuk Hari Olahraga Nasional tahun ini adalah 'Gelanggang Semangat Pemenang'.

Mengutip sumber resmi dari Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI), 'Gelanggang Semangat Pemenang' bukanlah sekadar kata-kata untuk tema biasa, namun juga panggilan kepada semua pihak yang terlibat dalam dunia olahraga, baik atlet maupun penggemar, untuk memahami dan merasakan esensi sejati dari semangat kompetitif dan tekad kuat dalam meraih kemenangan.

Sebagai panggung kejuaraan dan persaingan yang mendebarkan, 'Gelanggang Semangat Pemenang' mengajak para atlet untuk selalu berusaha mencapai prestasi terbaik tanpa melupakan nilai-nilai etika dan sportivitas olahraga yang menjadikan mereka inspirasi bagi banyak orang.

Hal ini menjadi panggilan bagi para penggemar olahraga, terlepas dari jenis olahraga favorit mereka, untuk mendukung atlet-atlet tanah air dalam perjuangan mereka dengan semangat sejati.

Tema Hari Olahraga Nasional 'Gelanggang Semangat Pemenang' tahun 2023 ini adalah pengingat bagi semua masyarakat Indonesia bahwa olahraga bukan hanya sekadar permainan, melainkan sebuah jalan menuju keunggulan dan kebesaran yang berlandaskan integritas dan semangat sejati, sebuah ajakan bahwa bersama-sama, semua bisa menjadi pemenang sejati di gelanggang kehidupan.

Logo Haornas 2023

Dalam upaya memeriahkan peristiwa ini, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) juga telah merilis Logo Haornas 2023 yang penuh makna. Logo ini adalah hasil penggabungan berbagai elemen dengan warna dominan hijau, biru, merah, dan kuning.

Di balik desainnya yang menawan, tersimpan filosofi yang mendalam, menggambarkan semangat olahraga Indonesia yang beragam dan cita-cita untuk meraih prestasi tertinggi.


Logo Haornas 2023/ Foto: Dok. Kemenpora RI
  • Logo ini menggunakan stilasi (penyederhanaan bentuk) untuk merepresentasikan cabang-cabang olahraga dalam komposisi melingkar, menggambarkan persatuan dalam keberagaman dan pesan kuat Haornas 2023.
  • Merah, dengan semangat, energi, dan emosi yang melingkupinya, mewakili totalitas yang dibawa oleh atlet dalam pertandingan.
  • Kuning, dengan kecerahannya, membawa pesan optimisme, kehangatan, dan kebahagiaan, serta mencerminkan perjalanan olahraga Indonesia yang penuh harapan dan kemajuan.
  • Hijau, melambangkan kekayaan semangat atlet, mengingatkan kita pentingnya menjaga hubungan dekat dengan alam.
  • Biru, dengan konotasi positif seperti loyalitas, kepercayaan, dan kekuatan, mencerminkan sikap profesionalisme yang diperlukan dalam dunia olahraga.

Logo Hari Olahraga Nasional 2023 adalah sebuah narasi tentang semangat, persatuan, dan keberagaman dalam dunia olahraga Indonesia yang patut dirayakan.

Maka dari itu, Hari Olahraga Nasional bukan hanya tentang kemenangan, namun juga tentang perjalanan yang indah dan pesan kebersamaan yang dapat menggerakkan bangsa ini menuju masa depan yang lebih cerah.

Agenda Kegiatan di Hari Olahraga Nasional 2023

Dalam rangka peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke-40 tahun 2023, berbagai kegiatan menarik telah diselenggarakan oleh pemerintah untuk memeriahkannya, seperti Senam Jumat Krida oleh induk olahraga dan Puteri Indonesia bersama Mepora Dito di Komplek Lapangan Jakarta Internasional Velodrome, Jakarta Timur, serta Senam Yoga Bersama yang diselenggarakan oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) di KONI Klaten.

Selain itu, di Hari-H perayaan, yaitu Sabtu, 9 September 2023, pemerintah juga akan menyelenggarakan beberapa rangkaian kegiatan Pra-Haornas seperti workshop, seminar, expo, dan lain-lain dalam rangka menyambut Hari Olahraga Nasional XL Tahun 2023.

Setelah itu, acara akan disusul oleh Upacara Bendera Peringatan Haornas XL Tahun 2023 yang dilaksanakan secara serentak dan luring di GOR Velodrome Rawamangun, Jakarta Timur, pukul 7.30, berikut dengan Puncak Acara Peingatan. Presiden Jokowi akan langsung membina acara ini. Meski begitu, acara tetap bisa disaksikan secara virtual melalui media daring Kemenpora maupun media televisi.

Acara ini juga akan dihadiri oleh Pimpinan Lembaga Negara, Menteri Kabinet Indonesia Maju, Jaksa Agung, Panglima Tentara Nasional Indonesia, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non-Kementrian, Pimpinan Lembaga Non-Struktural, Gubernur Provinsi di seluruh Indonesia, Bupati dan walikota seluruh Indonesia, dan masih banyak lagi.

Beda Hari Olahraga Nasional dan Internasional

Dalam peringatan Hari Olahraga Nasional yang diperingati setiap tanggal 9 September di Indonesia, kita tidak hanya merayakan semangat olahraga nasional, tetapi juga perlu memahami perbedanannya dengan peringatan lain yang berskala internasional. Salah satunya adalah International Day of Sport for Development and Peace yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 6 April.

Hari Olahraga Nasional di Indonesia, diperingati setiap 9 September, menyoroti pentingnya olahraga dalam skala nasional. Ini mendorong masyarakat Indonesia untuk hidup lebih sehat dan berolahraga secara masif.

Sementara itu, International Day of Sport for Development and Peace pada tanggal 6 April, yang dipimpin oleh UNESCO, menggarisbawahi peran olahraga dalam pembangunan sosial dan perdamaian global. Ini berfokus pada inklusi sosial, kesetaraan gender, dan pemberdayaan melalui olahraga.

Pada hakikatnya, kedua peringatan ini penting. Hari Olahraga Nasional merayakan semangat olahraga di Indonesia, sementara International Day of Sport for Development and Peace mengingatkan bahwa olahraga juga dapat menjadi alat untuk perubahan positif global, terutama dalam konteks kesehatan fisik dan mental serta pemberdayaan sosial.

Oleh karena itu, penting untuk mendukung investasi dalam olahraga, baik dalam skala nasional maupun internasional. Dalam konteks internasional, UNESCO berperan penting dalam membantu negara-negara dalam mengembangkan kebijakan olahraga mereka dan memerangi stereotip yang memengaruhi akses perempuan terhadap olahraga.

Melalui inisiatif seperti Fit for Life, UNESCO berupaya untuk mengintegrasikan olahraga ke dalam kebijakan publik secara lebih baik dan merata.

Bunda, itulah penjelasan tentang sejarah Hari Olahraga Nasional di Indonesia, berikut dengan informasi tambahan lainnya. Sebagai bangsa Indonesia, yuk, ikut serta dalam memeriahkan hari nasional ini bersama keluarga Bunda dengan berolahraga bersama-sama!

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fia/fia)

Simak video di bawah ini, Bun:

5 Rekomendasi Kelas Olahraga Khusus Wanita, Mulai dari Yoga hingga Pilates

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

7 Potret Artika Sari Devi & Baim Tetap Mesra Meski Sudah 17 Tahun Menikah

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Aline Adita Ungkap Miliki Uterus Didelphys atau Rahim Ganda hingga Akhirnya Hamil setelah 12 Th

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

58% Orang Sering Pakai Kosakata Bahasa Inggris Ini Meski Tak Paham Arti, Cek Daftarnya!

Mom's Life Amira Salsabila

Apakah Menantu Perempuan Wajib Mengurus Mertua yang Sakit? Cek Kewajiban Menurut Islam

Mom's Life Arina Yulistara

Cerita Raffi Ahmad Belajar dari Sang Putra Rafathar soal Bisnis

Mom's Life Tim HaiBunda

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

7 Potret Artika Sari Devi & Baim Tetap Mesra Meski Sudah 17 Tahun Menikah

20 Contoh Interaksi Sosial dalam Kehidupan Sehari-hari: Pengertian, Ciri, Syarat, Faktor, hingga Tujuan

Apakah Menantu Perempuan Wajib Mengurus Mertua yang Sakit? Cek Kewajiban Menurut Islam

17 Contoh Kata Pengantar Makalah Beserta Struktur dan Cara Membuatnya

58% Orang Sering Pakai Kosakata Bahasa Inggris Ini Meski Tak Paham Arti, Cek Daftarnya!

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK