Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

9 Gejala Autoimun pada Perempuan yang Sering Tidak Disadari

Arina Yulistara   |   HaiBunda

Jumat, 19 Jul 2024 21:50 WIB

Ilustrasi rambut rontok
Rontok, salah satu gejala autoimun yang tidak disadari/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Doucefleur
Daftar Isi

Khawatir Bunda terserang penyakit autoimun? Mari mengenali gejala autoimun pada wanita yang sering tidak disadari.

Penyakit autoimun merupakan kondisi medis yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat. Hal ini dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada berbagai organ tubuh.

Wanita lebih rentan terkena penyakit autoimun dibandingkan pria dengan alasan yang masih belum sepenuhnya dipahami. Gejala penyakit autoimun mungkin parah pada beberapa orang dan ringan pada orang lain.

Dikutip dari situs resmi Johns Hopkins, ada berbagai tingkat penyakit autoimun. Gejala yang dialami seseorang kemungkinan besar berhubungan dengan berbagai faktor termasuk genetika, lingkungan, dan kesehatan pribadi.

Sebelum gejalanya bertambah parah, yuk mengenal penyakit autoimun beserta cir-ciri autoimun yang mungkin jarang disadari wanita.

Kenapa penyakit autoimun lebih rentan menyerang wanita?

Studi yang dipimpin oleh Stanford Medicine menunjukkan mengapa wanita berisiko lebih besar terkena penyakit autoimun.

Di antara 24 dan 50 juta orang Amerika mengidap penyakit autoimun, suatu kondisi di mana sistem kekebalan menyerang jaringan kita sendiri. Sebanyak 4 dari 5 orang tersebut adalah perempuan.

Mengapa demikian?

Mengutip Stanford Medicine, ini karena sebuah molekul yang dibuat oleh satu kromosom X di setiap sel wanita dapat menghasilkan antibodi terhadap jaringan wanita itu sendiri.

Setiap wanita memiliki dua kromosom X. Sementara sel pria hanya memiliki satu kromosom X yang dipasangkan dengan kromosom jauh lebih pendek disebut kromosom Y.

Faktanya, lebih dari separuh wanita di dunia kekurangan kromosom Y dan baik-baik saja. Namun tidak ada orang yang dapat bertahan hidup tanpa setidaknya satu salinan kromosom X, yang menampung ratusan gen aktif penentu protein.

Hanya saja, memiliki dua kromosom X seperti wanita lebih berisiko menghasilkan produksi dua kali lipat jumlah protein yang ditentukan oleh kromosom X.

Produksi protein yang berlebihan dalam jumlah besar akan berakibat fatal. Produksi protein berlebihan ini disebut inaktivasi kromosom X.

Seperti yang ditemukan para peneliti, inaktivasi kromosom X dapat menyebabkan kelainan autoimun, Meski ada faktor lain yang juga dapat menyebabkan kelainan ini, termasuk makanan penyebab autoimun, itulah sebabnya pria terkadang mengalaminya.

Jenis penyakit autoimun yang sering menyerang wanita

  1. Artritis reumatoid: suatu bentuk radang sendi yang menyerang persendian.
  2. Psoriasis: kondisi yang ditandai dengan bercak kulit tebal dan bersisik.
  3. Artritis psoriatis: sejenis radang sendi yang menyerang beberapa penderita psoriasis.
  4. Lupus: penyakit yang merusak area tubuh yang meliputi persendian, kulit, dan organ.
  5. Penyakit tiroid, termasuk penyakit Graves, di mana tubuh memproduksi terlalu banyak hormon tiroid (hipertiroidisme). Dan tiroiditis Hashimoto, di mana tubuh tidak memproduksi cukup hormon tersebut (hipotiroidisme).
  6. Diabetes tipe 1: suatu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh merusak sel-sel penghasil insulin di pankreas.

9 gejala penyakit autoimun yang sering dialami wanita

Berikut gejala penyakit autoimun yang sering dialami oleh wanita.

1. Kelelahan kronis

Kelelahan yang parah dan persisten merupakan salah satu gejala autoimun paling umum. Kelelahan ini tidak membaik dengan istirahat dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

2. Nyeri sendi dan otot

Nyeri sendi dan otot juga termasuk gejala umum dari berbagai penyakit autoimun, seperti lupus, rheumatoid arthritis, dan fibromyalgia. Nyeri ini bisa ringan hingga parah dan dapat disertai dengan kekakuan, bengkak, serta kemerahan.

3. Masalah kulit

Masalah kulit, seperti ruam bisa menjadi gejala dari lupus, psoriasis, atau dermatomyositis. Ruam dapat bervariasi dalam bentuk dan ukuran, bahkan bisa disertai dengan gatal, nyeri, atau sensasi terbakar.

4. Demam

Demam ringan yang tidak diketahui penyebabnya bisa menjadi gejala dari beberapa penyakit autoimun, seperti lupus dan rheumatoid arthritis. Demam ini bisa disertai dengan gejala lain, termasuk kelelahan, nyeri sendi, dan ruam kulit.

5. Sensitivitas terhadap sinar matahari

Orang dengan penyakit autoimun seperti lupus dan scleroderma seringkali lebih sensitif terhadap sinar matahari. Paparan sinar matahari dapat memicu atau memperburuk gejala.

6. Rambut rontok

Rambut rontok yang berlebihan bisa menjadi gejala dari beberapa penyakit autoimun, termasuk alopecia areata dan lupus. Rambut rontok dapat terjadi secara merata di seluruh kepala bahkan dalam bentuk tambalan.

7. Kesulitan berkonsentrasi

Kesulitan berkonsentrasi, atau mengalami kabut otak merupakan gejala umum dari beberapa penyakit autoimun, seperti fibromyalgia dan multiple sclerosis. Kabut otak dapat membuat sulit untuk fokus, mengingat, dan belajar.

8. Sariawan mulut

Sariawan mulut yang persisten atau stomatitis aphthous, bisa menjadi gejala dari penyakit autoimun seperti Crohn's disease dan Behcet's disease. Sariawan ini dapat menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan saat makan dan minum.

9. Perubahan menstruasi

Wanita dengan penyakit autoimun seperti lupus dan rheumatoid arthritis sering mengalami perubahan menstruasi. Mungkin Bunda bisa mengalami periode menstruasi yang tidak teratur, pendarahan berlebihan, dan kram parah.

Cara mengobati penyakit autoimun

Menderita lupus, rheumatoid arthritis, atau arthritis psoriatis bisa meningkatkan risiko penyakit jantung. Bicarakan dengan dokter Anda tentang apa yang dapat Bunda lakukan untuk menjaga jantung Anda tetap sehat dan kuat.

Misalnya saja, menjaga tekanan darah dan kadar kolesterol dalam kisaran yang sehat, mengonsumsi makanan bergizi, dan berolahraga secara teratur dapat menyelamatkan nyawa. Langkah-langkah ini juga dapat membantu mengurangi gejala penyakit autoimun.

Dalam kasus yang serius, obat penekan imun digunakan untuk menahan respon kekebalan tubuh sehingga mencegah kerusakan lebih lanjut. Sayangnya, imunosupresan membuat orang lebih rentan terhadap infeksi.

Orbai mengakui bahwa meluangkan waktu untuk hidup sehat bisa jadi sulit jika punya penyakit autoimun, mengingat kehidupan perempuan yang serba cepat. Namun dia menegaskan bahwa menemukan keseimbangan adalah kunci untuk hidup dengan penyakit autoimun.

“Ini adalah sesuatu yang memerlukan komitmen dan terkadang itu akan sulit. Namun belajar mendengarkan tubuh  dan cerdas tentang apa yang memicu penyakit Anda merupakan hal penting. Itu adalah sesuatu yang bisa Anda lakukan untuk diri sendiri," saran Orbai.

Cara mencegah penyakit autoimun pada wanita

Berikut cara mencegah penyakit autoimun pada perempuan.

1. Menjaga pola makan sehat

Konsumsi banyak buah, sayur, dan whole grains. Batasi konsumsi makanan olahan, daging merah, dan makanan tinggi lemak jenuh.

Perbanyak konsumsi lemak sehat seperti omega-3 yang terdapat pada ikan salmon, mackerel, dan kacang-kacangan. Pastikan tubuh terhidrasi dengan baik dengan minum air putih yang cukup.

2. Menjaga berat badan ideal

Obesitas dapat meningkatkan risiko penyakit autoimun tertentu. Menjaga berat badan ideal dengan diet sehat dan olahraga teratur dapat membantu menurunkan risiko.

3. Berolahraga secara teratur

Olahraga teratur, minimal 30 menit setiap hari, dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mengurangi peradangan. Pilihlah jenis olahraga yang Bunda sukai dan dapat dilakukan secara konsisten.

4. Mengelola stres dengan baik

Stres dapat memperburuk gejala penyakit autoimun. Temukan cara yang sehat untuk mengelola stres, seperti yoga, meditasi, atau menghabiskan waktu di alam.

5. Hindari paparan asap rokok dan bahan kimia berbahaya

Asap rokok dan bahan kimia berbahaya dapat memicu atau memperburuk penyakit autoimun. Hindari merokok dan paparan asap rokok dari orang lain. Gunakan masker dan sarung tangan saat terpapar bahan kimia berbahaya.

Apakah autoimun pada wanita sembuh?

Meskipun belum ada obat untuk penyakit autoimun, ada banyak jenis perawatan yang membantu mengontrol respon sistem kekebalan dan mengatasi gejala Bunda. Pengobatan penyakit autoimun tergantung pada jenis penyakitnya dan tingkat keparahannya.

Pengobatan umumnya bertujuan untuk meredakan gejala, mengendalikan sistem kekebalan tubuh, dan mencegah kerusakan organ. Pengobatan dapat berupa obat-obatan, terapi fisik, dan perubahan gaya hidup. Selain pengobatan, dokter sering kali menyarankan perubahan kebiasaan pribadi sebagai bagian pengobatan.

Olahraga atau terapi fisik biasa dilakukan untuk penyakit autoimun yang memengaruhi otot, seperti miositis dan multiple sclerosis. Bagi penderita penyakit autoimun yang mempengaruhi pembuluh darah, berhenti merokok dapat membantu.

Ada banyak jenis penyakit autoimun yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan tubuh yang sehat. Para ilmuwan tidak yakin mengapa hal ini terjadi. Kebanyakan perawatan bertujuan untuk menenangkan sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif, tidak selalu menyembuhkan secara total.

Diagnosis penyakit autoimun bisa sulit karena gejalanya seringkali mirip dengan kondisi medis lainnya. Dokter mungkin akan melakukan berbagai tes, termasuk tes darah, skrinning, dan biopsi, untuk mendiagnosis penyakit autoimun.

Jika mencurigai bahwa Bunda mungkin menderita penyakit autoimun, penting untuk segera mencari pertolongan medis. Diagnosis dan pengobatan dini dapat membantu mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

(som/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda