MOM'S LIFE
Kenali Faktor Risiko Inkontinensia Urine, Kesulitan Menahan Pipis yang Sering Dialami Perempuan
Annisa Karnesyia | HaiBunda
Rabu, 28 May 2025 18:10 WIBBunda mulai sulit menahan buang air kecil (BAK) di setiap situasi dan kondisi? Waspadai keluhan ini sebagai tanda inkontinensia urine ya.
Kesulitan menahan buang air kecil karena inkontinensia urine memang sering kali dialami banyak perempuan. Kondisi ini dapat muncul seiring bertambahnya usia.
"inkontinensia urine itu seperti berkemih tapi tidak diinginkan atau bahasa kita mengompol," kata Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Geriatri, RS Hermina Bekasi dr. Ika Fitriana, SpPD-KGer, dalam Acara Peluncuran Parenty Pants Ekstra Serap oleh PT Lucky Mom Indonesia di Jakarta Selatan, Selasa (27/5/25).
"Prevalensi inkontinensia urine ini meningkat seiring bertambahnya usia dan kerentanan. Data menunjukkan, perempuan itu 1,3 hingga 2 kali lebih banyak mengalami ini dibandingkan laki-laki," sambungnya.
Menurut International Continence Society (ICS), inkontinensia urine adalah kondisi keluarnya urine secara tidak diinginkan yang menyebabkan gangguan sosial atau kesehatan. Inkontinensia urine secara umum merupakan permasalahan dalam geriatri, yakni mereka yang sudah lanjut usia.
Ada dua mekanisme dalam inkontinensia urine, pertama adalah gagal menyimpan urine dan gagal mengosongkan kandung kemih.
"Gagal menyimpan urine akibat kandung kemih yang hiperaktif, sulit dikontrol, atau tahanan uretra yang berkurang. Sementara kegagalan mengosongkan kandung kemih disebabkan oleh kemampuan kontraksi otot yang memburuk atau tahanan uretra yang meningkat," ujar Ika.
Jenis inkontinensia urine
Inkontinensia urine terbagi menjadi dua jenis, yakni:
1. Inkontinensia urine akut
Kondisi ini terjadi tiba-tiba. Penyebabnya bisa terkait dengan penyakit akut atau sekunder. Kondisi dapat membaik bila penyebab bisa diatasi.
2. Inkontinensia urine persisten
Kondisi ini tidak berhubungan dengan penyakit akut dan telah dialami dalam jangka panjang, Bunda. Pada inkontinensia urine persisten, pasien umumnya membutuhkan popok dalam jangka panjang untuk menghindari kebocoran urine (mengompol).
Faktor risiko inkontinensia urine
Ada beberapa faktor risiko yang dikaitkan sebagai penyebab inkontinensia urine, yakni:
- Usia
- Obesitas atau memiliki lemak tubuh berlebih
- Kehamilan
- Etnis dan ras
- Menjalani terapi penggantian hormon (menopause)
- Riwayat histerektomi (operasi pengangkatan rahim)
- Merokok
- Menjalani diet
- Menopause
- Riwayat operasi perineal dan pelvic
- Mengalami gangguan kognitif atau mobilisasi
- Kelainan anatomi
- Konsumsi obat-obatan tertentu
Mencegah inkontinensia urine
Inkontinensia urine dapat dicegah jauh hari sebelum Bunda memasuki usia lansia. Berikut cara mencegahnya:
- Melakukan latihan fisik, terutama terkait dengan kekuatan otot panggul.
- Memahami obat-obatan yang digunakan karena ada jenis obat yang dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil.
- Memerhatikan asupan cairan dan jenis cairan yang dikonsumsi. Bunda sebaiknya menghindari konsumsi minuman tinggi gula, serta mengandung asam dan kafein.
- Menjaga kesehatan mental dan kognitif.
- Bila sudah memasuki usia lansia, Bunda dapat membuat time voiding atau jadwal buang air kecil di jam-jam tertentu.
- Menjaga kebersihan area organ intim, dengan membasuh pasca berkemih dengan arah depan ke belakang dan menggunakan handuk yang kering dan lembut untuk membersihkan area ini.
- Penggunaan popok dewasa dengan bahan lembut dan daya serap tinggi juga bisa diberikan pada lansia.
Demikian serba-serbi tentang inkontinensia urine yang sering dialami perempuan saat lanjut usia. Semoga informasi ini bermanfaat ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/som)