MOM'S LIFE
Dari Berat Badan 123 Kg Turun 45 Kg: Perjalanan Diet Sukses Tanpa Operasi Bariatrik
Annisa Karnesyia | HaiBunda
Minggu, 17 Aug 2025 17:10 WIBObesitas sering kali menjadi momok menakutkan bagi banyak orang. Selain dapat menimbulkan masalah kesehatan, obesitas juga bisa bikin seseorang jadi tidak percaya diri dengan penampilannya.
Orang dengan obesitas biasanya melakukan diet untuk menurunkan berat badan. Pada obesitas berlebih, tak sedikit yang memilih operasi bariatrik untuk memangkas berat badan, Bunda.
Kisah inspiratif diet pada orang dengan obesitas pernah dibagikan Cheryl Parker. Perempuan asal Amerika Serikat ini sukses menurunkan berat badannya dari 123 kilogram (kg) menjadi 45 kg dengan diet tanpa operasi.
Simak kisah lengkapnya berikut ini, Bunda!
Jalani diet karena obesitas tingkat III
Parker sempat didiagnosis obesitas tingkat III di usia 41 tahun. Saat itu, tinggi badannya 175 sentimeter (cm), sedangkan beratnya mencapai 113 kg.
"Saya mengalami sesak napas dan jantung berdebar-debar sepanjang waktu, bahkan ketika saya sedang duduk di sofa," kata Parker, dilansir laman Prevention.
"Dua kakek-nenek saya meninggal di awal usia 60-an, dan saya menyadari bahwa saya hidup dengan waktu yang dipinjam. Saya harus berubah, dan kali ini harus berbeda," sambungnya.
Parker telah mencoba beberapa cara untuk menurunkan berat badannya. Namun, semua cara tersebut hanya berhasil menurunkan berat badannya sementara saja, Bunda.
Pada Juni 2014, berat badan Parker mencapai puncaknya. Ia hanya bisa mengenakan pakaian ukuran XXXL. Nah, untuk mendapatkan berat badan ideal sesuai tinggi badannya, ia perlu menurunkan berat badan lebih dari 57 kg. Namun, karena riwayat dietnya tak pernah berhasil, Parker memutuskan untuk menjalani operasi bariatrik.
Sebelum menjalani operasi, Parker menghadiri seminar wajib. Ia pun mendengar hal-hal yang 'dilarang' untuk dilakukan pasca operasi. Dari situ, Parker mulai merasa khawatir.
"Saya terus berpikir dalam waktu yang lama. Meskipun saya tahu akan ada batasan sebelum menghadiri seminar, mendengar itu semua membuat segalanya berbeda, dan saya mulai mempertimbangkan kembali keputusan saya untuk melanjutkan operasi," ungkapnya.
Parker tak mau menyerah. Ia bersikeras mau menurunkan berat badannya meski tak jadi menjalani operasi.
Namun karena ia sudah ikut seminar, ia mesti melakukan sesuai aturan, Bunda. Aturannya adalah, bila berat badannya bertambah setelah seminar, ia tidak lagi menjadi kandidat untuk operasi bariatrik.
"Saya menjalankan aturan tersebut dengan sangat serius, jadi saya mulai memperhatikan apa yang dimakan," ujar Parker.
"Saat saya bertemu dengan ahli bedah untuk konsultasi pertama 6 minggu kemudian, berat badan saya sudah turun menjadi 128 kg. Saya terkejut. Lalu ketika saya mulai bertemu dengan ahli gizi (dua bulan setelahnya), berat badan saya turun menjadi 112 kg. Saat itu, saya berpikir, mungkin saya bisa melakukan ini sendiri."
Pada hari terakhir pengecekan, ahli gizi telah memberi lampu hijau bagi Parker untuk menjalani operasi. Saat itu, Parker kembali mempertimbangkan pilihannya untuk tidak menjalani operasi. Ia pun memutuskan untuk berkonsultasi kembali dengan ahli gizi dan menjalani diet saja.
Keputusan Parker membuahkan hasil manis. Lebih dari setahun kemudian, berat badannya berhasil turun 45 kg.
Cara diet menurunkan BB 45 kg
Ada beberapa hal yang dilakukan Parker untuk menurunkan berat badannya sampai 45 kg. Pertama, ia mulai berani untuk menolak makanan tidak sehat, seperti kue atau gorengan.
"Saya adalah perempuan yang dengan percaya diri mengatakan 'tidak' pada makanan tidak sehat, dan merencanakan untuk makan banyak buah, sayur, dan protein rendah lemak," ujarnya.
Kedua, Parker mulai rutin menjalani aktivitas fisik, seperti berjalan 15.000 hingga 20.000 langkah setiap hari. Ia juga sempat mencoba berlatih untuk ikut half-marathon di musim gugur.
Kesuksesan program diet Parker juga tak lepas dari dukungan keluarganya. Berkat dukungan tersebut, ia bisa menyelesaikan half-marathon.
"Saya dikelilingi oleh orang-orang yang mendukung, termasuk suami, putra saya yang berusia 19 tahun, dan tetangga saya yang bernama Allison. Mereka semua ikut akan berlari half-marathon bersama saya," kata Parker.
Menurut Parker, program dietnya juga bisa berhasil karena ia selalu berpikir positif. Ia tidak ingin terlalu memforsir tubuhnya untuk menurunkan berat badan dengan cepat.
"Saya akan melakukannya selangkah demi selangkah. Saya tidak akan marah pada diri sendiri jika saya hanya jalan kaki sehari, bukannya joging, dan tidak apa-apa kalau saya hanya turun 0,5 kg minggu ini," ujarnya.
Dari kisahnya ini, Parker ingin menginspirasi banyak perempuan yang mencoba untuk menurunkan berat badan dengan menjalankan pola hidup sehat. Di satu sisi, ia tak ingin mengatakan bahwa operasi bariatrik termasuk pilihan buruk.
"Saya sangat yakin bahwa setiap perempuan harus mengeksplorasi semua pilihan dan kemudian menentukan pilihannya. Tidak ada satu cara yang 'tepat' untuk semua orang. Namun, saya ingin mengatakan bahwa kalian tidak perlu takut untuk mengubah arah setelah memulainya," kata Parker.
Demikian kisah perjalanan diet Parker yang berhasil menurunkan BB 45 tanpa operasi bariatrik. Semoga informasi ini bermanfaat ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/pri)