Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Begini Caranya Agar Anak Terhindar dari Cyberbullying

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Minggu, 05 Nov 2017 15:35 WIB

Cyberbullying bisa saja menimpa anak-anak. Nah, gimana caranya agar anak terhindar dari cyberbullying?
Ilustrasi menghadapi cyberbullying/ Foto: thinkstock
Jakarta - Bullying memang telah hadir dalam kehidupan anak-anak sejak dari lama. Sekarang, tantangan lainnya adalah bullying yang hadir melalui dunia maya alias cyberbullying.

Bulan Oktober adalah Bulan Pencegahan Penindasan Nasional yang dicetuskan oleh Pusat Pencegahan Bullying Nasional (PACER) pada tahun 2006. Karena itu, orang tua dan orang dewasa lainnya perlu bersikap proaktif dalam menangani penindasan di dunia maya lebih gencar dari sebelumnya.

Menurut Julie Hertzog, Direktur Pusat Pencegahan Bullying Nasional PACER, cyberbullying bahwa hal ini lebih dari sekadar masalah media sosial semata lho, Bun. "Biasanya, bullying di dunia maya dimulai karena anak-anak sudah memiliki akses ke komputer, tablet atau ponsel," kata Julie, dilansir Babble.

Julie juga menyarankan orang tua untuk mendiskusikan cyberbully dan perilaku online yang dapat diterima begitu anak mereka mulai menggunakan jenis teknologi online atau media sosial apapun baik itu game maupun chatting.

Baca juga: Bullying Bisa Terjadi di Dunia Maya, Seperti Inilah Cyberbulling

Adapun perilaku yang perlu kita lakukan untuk menghindarkan anak dari cyberbully adalah:

1. Dukung Kebutuhan dan Keinginan Anak

Dilansir Huffington Post, anak-anak biasanya sulit untuk membicarakan tentang penindasan karena mereka biasanya malu dan khawatir akan bertambah buruk jika mereka membicarakannya. Kadang mereka juga merasa salah jika harus membicarakan hal tersebut.

"Mereka mungkin juga takut kehilangan akses terhadap teknologi mereka jika mereka memberitahu orang tua, bahwa mereka sedang melakukan penindasan maya," sambung Julie.

Coba deh, Bun, untuk meyakinkan anak kita meskipun memahami teknologi adalah bagian penting dari kehidupan mereka, keamanan online adalah yang terpenting. Biarkan anak tahu bahwa mereka tidak pantas diintimidasi, dan bahwa kita sebagai orang tua akan membantu anak sebisa mungkin.

2. Berikan Peraturan untuk Melindungi Anak

Ini sama halnya ketika kita memakaikan aturan untuk melindungi keselamatan anak secara fisik, berikan juga anak untuk panduan dunia mayanya.

Beberapa peraturan harus mencakup tentang apa yang boleh dan tidak boleh anak tunjukkan secara online seperti menyimpan email dan password media sosial secara pribadi, batas pemakaian gadget (seperti tidak boleh mengakses setelah pukul 9 malam atau di kelas), termasuk akses orang tua terhadap teknologi dan akun yang anak punya.

Baca juga: Kasus-kasus Cyberbullying yang Berakhir Tragis, Dituduh Gay sampai Diperas

3. Tetap Terlibat dalam Dunia Siber Anak

Begitu Bunda memiliki aturan untuk menggunakan teknologi dan akses akun anak, pastikan untuk sering memeriksakan akun anak atau mengikuti media sosial mereka. Bukan bermaksud ingin tahu, namun ini penting juga untuk tahu aktivitas mereka di media sosial.

"Anak harus tahu cara mengakses situs dengan aman dan mengetahui apa saja sih sosial media yang digunakan. Penting untuk terus mendorong anak supaya mereka mau berbicara dengan orang tua tentang perilaku yang tidak pantas yang mereka alami atau saksikan," tutur Julie.

Julie berpesan jika bullying terjadi, pastikan untuk mendokumentasikannya jika bisa. Simpan URL tempat terjadinya bullying, cetak email atau halaman situs atau mungkin screenshoot layar.

Minta anak untuk menyimpan teks bullying atau mintalah mereka meneruskannya kepada kita, Bun. Kita juga bisa melaporkan cyberbully tersebut ke situs keselamatan anak dan memblokir orang-orang yang melakukan penindasan maya terhadap anak kita.

4. Tahu Kebijakan Pencegahan Intimidasi di sekolah Anak

Coba untuk aktif di sekolah si kecil ya, Bun. Tanyakan tentang kebijakan pencegahan intimidasi sekolah dan orang terbaik yang berhubungan dengan perilaku penindas maya.

Berikan juga bukti penindasan jika memang terjadi hal tersebut, tetap simpan dan catat kontak sekolah begitu juga respons yang sekolah berikan.

"Sebagai orang tua, kita bertanggung jawab untuk mengetahui apa yang anak-anak kita lakukan secara online. Dan itu dimulai dengan belajar bagaimana melindungi mereka," tutup Julie.

Ingat ya, Bun, mengontrol bukan berarti harus banyak mengatur. Orang tua cukup tahu dan mengarahkan bila tampaknya muncul hal yang tidak beres dengan pergaulan atau interaksinya di jejaring internet. Selebihnya, tidak perlu banyak dilarang jika memang anak sudah termasuk cukup umur.

Lantas sejauh apa sebenarnya orang tua Indonesia memantau aktivitas internet anak-anaknya? "Sebenarnya sudah cukup aware ya. Namun masih kurang aktif (untuk pencegahan). Masih banyak yang hanya melihat dan menonton, atau bahkan malah memanas-manasi. Sehingga berita bohong atau fitnah terhadap korban jadi semakin banyak yang tahu dan membuat korban makin depresi," ujar Roslina Verauli, MPsi ,dilansir detikhealth.

Baca juga: Waspada Cyberbullying, Orang Tua Harus Pantau Aktivitas Online Anak

(aml)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda