Jakarta -
Internet menjadi sumber informasi, nggak cuma bagi orang dewasa tapi juga anak-anak. Hanya saja, ketika anak menggunakan internet ada risiko terjadinya
cyberbullying yang bisa saja menimpa si kecil.
Untuk itu, sebagai orang tua kita bisa melakukan beberapa cara agar anak nggak mengalami cyberbullying, Bun, seperti yang dilansir Parents berikut ini:
1. Atur posisi gawaiTaruh komputer atau laptop di tempat yang bisa terlihat oleh Ayah dan Bunda. Jadi, orang tua bisa mengawasi aktivitas anak di internet. Jangan letakkan komputer atau laptop di kamar anak karena akan sulit terpantau oleh orang tua.
2. Pelajari media sosialSebagai orang tua di era teknologi, tentu Bunda dan Ayah harus familiar dengan media sosial yang biasa digunakan anak seperti Instagram, Youtube, Twitter, dan Facebook. Coba juga untuk mengecek profil media sosial anak ya. Nggak ada salahnya juga bila kita berteman dengan anak di medsos, Bun.
3. Ajak anak ngobrolBicarakan dengan anak-anak tentang isu-isu di internet, salah satunya cyberbullying. Jelaskan kepada mereka bahwa Bunda dan Ayah selalu bersama mereka dan siap membantu jika ada sesuatu yang tidak pantas, menjengkelkan, atau berbahaya saat mereka mengakses internet.
4. Bangun kepercayaan dengan anak. Berdiskusi tentang batasan penggunaan internet di rumah dengan anak. Jelaskan kepada mereka kenapa Bunda dan Ayah membuat peraturan dan bagaimana pendapat mereka. Sehingga anak-anak juga merasa dilibatkan. Dengan begini, kepercayaan antara orang tua dan anak pun terbangun.
 Ilustrasi cyberbullying/ Foto: Thinkstock |
5. Beri tahu apa yang mesti dilakukan anak Beri tahu anak untuk tidak menanggapi cyberbullying atau komentar di internet. Kalau dapat pesan ancaman atau penindasan, sebaiknya tidak dihapus. Atau, Bunda bisa tekankan ke anak ketika mereka mendapat perlakuan nggak mengenakkan di dunia maya yang sudah mengarah ke cyberbullying, segera beri tahu ayah dan bunda.
6. Jangan salahkan anak yang jadi korban cyberbullyingJika anak merupakan korban cyberbullying, jangan menyalahkan mereka. Bunda dan Ayah justru harus tetap memberi dukungan dan pengertian. Cari tahu sejak kapan
cyberbullying terjadi dan diskusikan dengan anak bagaimana solusinya serta apa yang akan dilakukan selanjutnya.
Kemudian, jangan sepelekan cyberbullying. Emosional anak yang terluka akibat cyberbullying bisa berdampak jangka panjang, Bun. Sehingga, ketika anak mengalami cyberbullying, orang tua sebaiknya tidak mengancam menyita gadget anak. Menyita gadget anak dan melarangnya menggunakan internet justru akan menjadikan anak lebih tertutup.
 Ilustrasi cyberbullying/ Foto: iStock |
9. Bicarakan dengan pihak lainMasih bila anak jadi korban cyberbullying, bicarakan dengan pihak sekolah, seperti wali kelas atau guru bimbingan konseling. Dengan begini, sekolah jadi lebih mengawasi bullying yang mungkin saja terjadi di sekolah. Jika cyberbullying semakin parah dan berlanjut pada tindakan kekerasan fisik, Bunda dan Ayah bisa membawa ini ke jalur hukum. Laporkan kepada pihak yang berwajib disertai dengan bukti-bukti.
"Seringkali yang terjadi adalah remaja belum dapat mengidentifikasi hal-hal di sekeliling mereka, sehingga tidak mendapatkan solusinya. Remaja kemudian mencari jalan keluar lain seperti mem-bully. Korban bisa menjadi pelaku dan pelaku dapat menjadi korban pula," jelas psikolog anak dan remaja, Yasinta Indrianti MPsi kepada HaiBunda beberapa waktu lalu.
Menurut Yasinta,
bullying memberikan dampak negatif mulai dari dampak secara fisik, psikologis dan mental. Pencegahan dan penanganan bullying memang diperlukan partsipasi semua pihak. Termasuk sekolah dan orang tua nih, Bun. Jadi orang tua diharapkan dapat meningkatkan kesadaran terhadap bahaya bullying.
(rdn/rdn)