
parenting
3 Penyebab Cyberbullying Anak Meningkat Saat Pandemi Corona, Ini Solusinya
HaiBunda
Minggu, 14 Jun 2020 14:18 WIB

Angka cyberbullying ternyata meningkat selama pandemi Corona ini. Ada banyak faktor yang berperan, salah satunya stres yang meningkat. Ini juga bisa dirasakan anak-anak, Bunda.
Dampak pandemi global Corona ini betul-betul menegangkan dan membingungkan. Kalau anak-anak merasakan, ini bisa menyebabkan tindakan di luar kendali atau menyerang orang lain, salah paham dengan temannya, serta perilaku yang berisiko.
Dikatakan seorang peneliti, Sean Blackburn, permusuhan cenderung meningkat seiring dengan perilaku mempertahankan diri. Tak hanya pada orang dewasa, remaja yang berinteraksi online dengan teman sebaya juga bisa mengalaminya.
Berikut beberapa hal yang bisa meningkatkan cyberbullying di kalangan anak-anak:
1. Peningkatan stres
Blackburn mengatakan, beberapa anak dan remaja mungkin memiliki akses internet yang terbatas, komputer, atau mendapat izin yang sangat terbatas.
"Kenyataan ini membuat anak-anak merasa lebih terisolasi. Kemudian saat online, mereka mungkin membuat komentar kejam atau kasar kepada teman mereka akibat frustrasi, terutama jika mereka merasa seperti kehilangan atau terisolasi," kata Blackburn, mengutip Very Well Family.
2. Kurangnya pengawasan digital
Yang membuat keadaan jadi lebih buruk, kata Blackburn, orang tua berusaha menyeimbangkan pekerjaan dari rumah, membantu tugas sekolah, dan belajar bagaimana mengelola new normal. Ini membuat orang tua tidak bisa selalu memperhatikan anak-anak saat online.
"Akibatnya, anak-anak memiliki lebih banyak kebebasan daripada yang sebelumnya, yakni saat ingin bermain game online dan menggunakan media sosial. Kurangnya batasan dan pengawasan ini juga memungkinkan sering terjadi cyberbullying," jelas Blackburn.
![]() |
3. Kebosanan
Menurut Blackburn, anak-anak terkadang terlibat dalam cyberbullying karena mereka bosan, kesepian, atau ingin perhatian. Dan, karena pandemi ini memperburuk masalah-masalah ini, yang juga mengarah pada meningkatnya perilaku online yang tidak baik.
"Akibatnya, beberapa anak jadi korban cyberbullying bukan untuk menghilangkan stres tetapi juga karena mereka bosan. Cyberbullying untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam mendapat perhatian, bahkan jika itu perhatian negatif," paparnya.
Yang memperumit masalah, kata Blackburn, saat anak-anak jadi korban cyberbullying, mereka mendapat dukungan terbatas. Anak-anak tidak bisa lagi berbicara dengan guru atau pelatih mereka tentang apa yang terjadi.
"Mereka jarang berbicara dengan orang tua tentang hal itu karena mereka khawatir penggunaan teknologi mereka akan dibatasi. Saat ini, teknologi mereka adalah satu-satunya koneksi mereka ke dunia luar," jelas Blackburn.
Apa yang bisa orang tua lakukan?
COVID-19 membuat banyak orang tua lebih sering di rumah dengan anak-anak ketimbang sebelumnya. Ini membuat orang tua memiliki kesempatan secara khusus untuk memperhatikan apa yang dilakukan anak-anak secara online, dan bagaimana berinteraksi dengan orang lain di media sosial. Berikut yang bisa orang tua lakukan untuk mencegah cyberbullying:
1. Tetapkan Pedoman
Bunda bisa membatasi screen time bermain game atau menggunakan media sosial. Tentunya ini tak mudah karena pilihan hiburan jadi terbatas, tetapi bisa dilakukan dengan menjadi kreatif.
Misalnya mengalokasikan waktu untuk bermain, membuat seni dan kerajinan, bereksperimen dengan ilmu pengetahuan, atau membuat kegiatan jarak sosial lain yang bisa dilakukan di lingkungan atau halaman.
2. Bicara tentang stres dan emosi
Blackburn mengatakan penting juga untuk melakukan percakapan yang jujur dan langsung dengan anak-anak tentang apa yang mereka rasakan dan alami. Bicarakan tentang bagaimana rasanya dan bertukar pikiran tentang cara penanganan seperti berolahraga, bermeditasi, dan perhatian.
3. Ingatkan aturan
Anak-anak mungkin menghabiskan lebih banyak jam online dibanding masa sebelum pandemi Corona, namun penting untuk mengingatkan bahwa aturan yang sama berlaku seperti sebelumnya.
Misalnya mengingatkan anak-anak agar tidak memberikan informasi pribadi, atau bermain dengan orang asing secara online. Beri tahu juga konten apa yang harus dibagikan atau dilihat secara online, dan bicara dengan mereka tentang efek berbahaya dari cyberbullying, ujaran atau komentar kebencian, pelecehan seksual, atau berbagi foto yang tidak pantas.
4. Dorong untuk terhubung
Anak-anak membutuhkan koneksi dengan orang lain untuk tumbuh, belajar, dan berkembang. Saat ini, banyak kegiatan sosial terbatas, padahal anak-anak masih bisa terhubung dengan teman dan anggota keluarga secara virtual. Karenanya, dorong anak untuk menggunakan FaceTime atau Skype untuk komunikasi dengan teman-teman mereka.
"Dorong mereka untuk menjadi kreatif dan menjangkau orang lain untuk melakukan sesuatu," kata Blackburn.
5. Dorong keterbukaan
Ingat Bunda, remaja biasanya tidak menyadari cyberbullying karena takut kehilangan teknologi mereka atau dikeluarkan dari akun media sosial mereka. Banyak anak memilih bertahan dari cyberbullying ketimbang mengambil risiko kehilangan semua kontak dengan teman sebaya.
Jadi, pastikan untuk memberi tahu anak-anak bahwa aman jika ingin terbuka dengan Bunda. Ingatkan anak agar tidak perlu khawatir kehilangan teknologi mereka untuk sesuatu yang dilakukan orang lain, tetapi mereka akan kehilangan teknologi kalau memperlakukan orang lain dengan buruk.
Dikatakan Roslina Verauli, M.Psi, perilaku agresif melibatkan kekerasan, ada rumor, paksaan, dan sifatnya intimidasi. Dibandingkan dengan bentuk bullying lain, biasanya cyberbullying lebih kepada menyebar fitnah atau berita bohong.
"Cyberbullying pelakunya anonim. Kalau anonim, sudah enggak ketahuan, bisa sangat luas, sangat cepat menyebar dan sukar dihapus. Kalau sudah terlanjur tersampaikan, sangat susah untuk menghilangkan," tutur perempuan yang akrab disapa Vera ini.
Demi mencegah cyberbullying, sebaiknya Bunda awasi saat anak-anak online atau bermain gadget.
Simak juga 5 cara mendidik anak agar tak jadi korban bullying, dalam video berikut ini:
(muf/muf)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
4 Tips Bagi Guru Atasi Cyberbullying Antar Pelajar di Sekolah

Parenting
Wah, Ayah Tuntut Sekolah Rp14 M karena Rambut Putrinya Dipotong Tanpa Izin

Parenting
Meggy Wulandari Curhat Anak Nangis Dikatai Jelek, Malah di-Bully

Parenting
Cyberbullying Meningkat Selama Pandemi Corona, Awasi Anak-anak Ya Bunda

Parenting
Trik Agar Anak Mampu Bangkit Setelah Gagal Raih Kesuksesan

Parenting
Mengenal Lebih Jauh Bullying pada Anak
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda