Jakarta -
Buat Bunda dan Ayah yang punya anak dengan alergi, cerita ini mungkin bisa jadi pelajaran supaya lebih berhati-hati ketika hendak memvaksin si kecil. Ya, ini cerita soal bocah 3 tahun bernama Abi yang mengalami reaksi shock pasca mendapat
vaksin Measles Rubella (MR).
Di bulan September, Abi mendapat vaksin MR. Kata ayah Abi, Buki, bocah itu memang punya alergi parah, Bun, salah satunya alergi produk susu. Bahkan, cuma menyentuh alergennya aja Abi udah sesak napas dan timbul ruam di kulitnya. Akhir-akhir ini, malah Abi alergi sama minyak tawon. Cuma mencium aroma minyak tawon, Abi bisa langsung sesak napas.
Buki bilang, dia memilih memvaksin MR Abi di dokter spesialis anak yang sudah 'memegang' Abi dari kecil. Jadi, si dokter udah tahu roiwayat alergi Abi. Selama ini, kata Buki nggak ada masalah ketika Abi divaksin. Bahkan beberapa bulan sebelum divaksin MR, Abi juga divaksin flu, tapi kondisi bocah itu baik-baik aja.
"Akhirnya Abi
vaksin sama bundanya. Dicek kondisinya sehat, terus disuntik. Biasalah, sebelum disuntik Abi nangis. Nah, habis disuntik Abi muntah. Waktu itu dikira muntahnya karena efek dia nangis pas disuntik. Setelah itu istri saya bawa Abi ke nursery room buat digantiin baju dan saat itu Abi ngeluh perutnya kerasa nggak enak," kata Buki waktu ngobrol sama HaiBunda.
Pas digantikan baju, Abi lemas banget, Bun. Kayak nggak bertenaga dan berdiri pun dia nggak mampu. Suaranya pun pelan. Alhasil, paniklah sang bunda. Setelah buru-buru memakaikan putranya baju, bunda Abi langsung memanggil perawat. Si kecil Abi lantas diperiksa lagi oleh dokternya.
Tahu nggak, Bun? Ternyata Abi mengalami shock. Nadinya udah nggak keraba, jantungnya drop, pandangannya kosong dan mukanya pucat. Hiks, kebayang gimana paniknya sang bunda saat itu kan? Nggak cuma bunda, si dokter juga sempat panik. Setelah memeriksa kondisi Abi, dokter bilang kalau Abi mengalami reaksi alergi setelah divaksin MR. Si kecil Abi langsung ditangani di UGD, diberi suntik adrenalin, anti alergi, dan diinhalasi.
"Selama proses itu Abi sadar, cuma dia nggak bisa ngomong. Jadinya dia cuma bisa ngelirik karena lemas banget. Dua puluh menit setelah ditangani napas Abi mulai teratur, mukanya udah berwarna, pandangannya udah mulai fokus lagi. Atas saran dokter, Abi perlu diobservasi, jadi dia sempat diopname dua hari. Pas malamnya dia udah bisa ngobrol, makan. Dicek lab juga hasilnya aman," tutur Buki.
Memang, pemeriksaan lebih lanjut untuk tahu apa yang bikin Abi mengalami reaksi alergi nggak dilakukan. Tapi, dokter yang menangani Abi menduga bagian dari vaksin rubella yang memicu reaksi alergi bocah itu. Soalnya, Abi juga pernah vaksinasi campak tapi nggak apa-apa. Berangkat dari pengalamannya, Buki berpesan untuk orang tua lain yang anaknya punya alergi, setelah mendapat vaksin lebih baik tunggu dulu di RS atau klinik, senggaknya 30 menit sampai 1 jam.
"Biasanya saya kalau habis vaksinasi Abi langsung pulang aja. Tapi dengan kejadian ini, saya putuskan setelah anak divaksin tunggu dulu at least 30 menit sampai 1 jam apalagi kalau anak punya alergi parah. Jadi kalau amit-amit ada reaksi masih bisa kasih pertolongan cepat. Untungnya pas kejadian kemarin reaksinya Abi cepat, kurang dari 10 menit," tambah Buki.
Nggak cuma itu, Buki juga kini lebih berhati-hati dan lebih intensif konsultasi sama dokter sebelum memvaksin si kecil. Buki juga menyarankan kalau anak memang punya alergi, lebih baik vaksinasi dilakukan di dokter anak yang memang sudah menangani anak dari kecil. Dengan begitu, dokter udah tahu kan, Bun, riwayat alergi anak.
"Saya nggak kapok memvaksin Abi. Saya nggak bilang yang dialami Abi karena vaksin tapi saya lebih melihat anak saya riwayat alerginya lumayan parah. Nah, mungkin aja ada part di vaksin itu yang bikin alergi. Yang jelas sekarang saya bakal memvaksin Abi di dokter yang sama karena kan tahu riwayat alerginya," tutur Buki.
Semoga apa yang dialami Abi bisa jadi pelajaran untuk kita semua saat hendak
memvaksin si kecil ya, Bun.
(rdn)