Jakarta -
Bagi bunda, bahagia itu sesimpel melihat kamu
makan dengan lahap, Nak. Hmm, tapi gimana ya kalau lahapnya saat makan jajanan saja, sementara saat makan makanan utama malah malas?
Di sekitar kita, gampang banget kan ditemukan penjaja jajanan seperti cilok, cireng, gorengan dan berbagai jajanan lainnya. Mmm, enak sih. Kadang kita yang sudah emak-emak begini juga suka banget ya, Bun, makan makanan seperti itu.
Tapi kalau anak kenyang jajan, apalagi cuma tinggi karbohidrat saja, sehingga nggak mendapat nutrisi lainnya dengan cukup bisa bahaya, Bun. Ya, segala hal yang berlebihan itu memang nggak baik ya. Kalau si kecil terbiasa jajan begini, hmm jangan dibiarkan menjadi kebiasaan nih.
Menurut Prof dr Dodik Briawan MCN, anak adalah masa di mana mereka sedang tumbuh. Nah, pada saat masa pertumbuhan inilah, zat gizi yang diasup harus lengkap.
"Jadi pada saat anak-anak
makan dari makanan yang gizinya kurang lengkap misalkan hanya tinggi karbohidrat sementara vitamin dan mineralnya kurang maka pertumbuhannya akan terganggu," papar prof Dodik di sela-sela acara Peringatan Hari Gizi Nasional 2018, Stunting dan Gizi Buruk Tantangan Mewujudkan Indonesia Emas 2045' di Kantor Kemendikbud, Jl Jend Sudirman, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Kurangnya nutrisi dalam waktu lama akan membuat anak kurang gizi. Kalau sudah kurang gizi, nggak cuma pertumbuhan fisik anak saja yang terganggu, tapi juga otaknya. Duh, amit-amit.
"Ya itu yang disayangkan. Sekarang masalahnya indikator ibu-ibu sekarang anak udah makan (https://www.haibunda.com/kesehatan/d-3813367/begini-jadinya-saat-makanan-anak-dalam-seminggu-didokumentasikan) apa belum hanya cukup dengan kenyang. Itu konsep lama yang perlu direvisi," papar pengajar dan peneliti Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB ini.
Menurut Prof Dodik, anak makan tidak hanya sekadar kenyang. Iya, soalnya kalau kenyang karena karbohidrat saja tapi kebutuhan gizi lain tidak seimbang ya itu akan sama saja menghalangi pertumbuhan anak yang harusnya maksimal.
"Kan ada vitamin, mineral dan pangan hewani, ini penting untuk masa tumbuh kembang anak. Pangan hewani tuh nggak mahal kok seperti telur, hati ayam dan lainnya yang bisa beli di pasar," ungkap Prof Dodik.
Karena itu, menurut Prof Dodik, nggak ada lagi tuh alasan kalau mau bergizi baik ya anak harus berasal dari keluarga kaya. Meskipun anak berasal dari keluarga sederhana pun masih bisa kok
makan makanan yang bergizi cukup.
"Cuma kan kembali ke cara me-manage keuangannya. Ibu perlu sadari hal ini, dan mungkin bisa dibantu edukasinya lewat organisasi-organisasi masyarakat atau komunitas yang ada," sambung Prof Dodik.
(Nurvita Indarini)