Jakarta -
Bisa jadi masih ada beberapa orang tua yang menganggap anak nggak perlu diimunisasi selama dilihat si kecil baik-baik aja tanpa imunisasi. Eits, coba yuk kita cari tahu lebih banyak soal imunisasi ini, Bun.
Imunisasi menyelamatkan jutaan nyawa dan secara luas diakui sebagai salah satu intervensi kesehatan yang paling berhasil dan efektif alias hemat biaya di dunia lho. Tapi hingga sekarang masih banyak anak yang nggak divaksinasi atau vaksinasinya tidak lengkap. Kondisi ini membuat anak-anak lebih berisiko terkena penyakit yang berpotensi mengancam nyawa, demikian disampaikan drg R Vensya Sitohang, M.Epid, salah satu perwakilan Kementerian Kesehatan.
Padahal vaksinasi bermanfaat tidak hanya mencegah anak sakit dan nyawanya terancam akibat kena penyakit menular seperti tuberkolosis, diare, campak, pneumonia (infeksi paru-paru), polio dan batuk rejan. Ya, vaksinasi juga membantu mendukung prioritas nasional seperti pendidikan dan pembangunan ekonomi.
"Program imunisasi ini terbukti telah berhasil menurunkan kecacatan dan kesakitan. Dalam beberapa dasawarsa ini program imunisasi dapat mencegah pembasmian penyakit menular seperti cacar dan polio," kata Vensya dalam pidatonya di Seminar Media, Capai Imunisasi Lengkap: Bersama Melindungi dan Terlindungi, di Gedung IDAI, Salemba Jakarta Pusat pada Rabu (25/4/2018).
Dengan adanya nilai vaksin yang unik, maka dalam rangka merayakan Pekan Imunisasi Dunia 24-30 April 2018, dikukuhkanlah Global Vaccine Action Plan (GVAP) 2020 yang disahkan oleh 194 negara pada World Health Assembly ke-60. Ini adalah suatu kerangka kerja untuk mencegah jutaan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah oleh vaksin pada tahun 2020 melalui akses universal untuk imunisasi.
"Vaksin yang aman dan efektif dapat menghasilkan pencapaian besar. Seperti sejak 2016, 116 juta lebih bayi di seluruh dunia menerima 3 dosis vaksin difteri, tetanus dan pertusis, untuk melindungi mereka dari penyakit menular yang dapat menyebabkan penyakit serius dan kecacatan," tutur Medical Officer, EPI, World Health Organization Indonesia, dr Vinod Kumar Bura.
Dalam kesempatan yang sama dr Vinod melanjutkan,
imunisasi mencegah sekitar 2 hingga 3 juta kematian setiap tahun dari penyakit difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan), campak dan lainnya, akan tetapi tambahan 1,5 juta kematian dapat dihindari jika cakupan vaksinasi global membaik.
Tujuan GVAP sendiri adalah mengukuhkan imunisasi rutin, mempercepat kontrol penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin, memperkenalkan vaksin baru dan memacu penelitian serta pengembangan teknologi vaksin.
Pekan
imunisasi yang jatuh pada minggu terakhir bulan April ini memfokuskan tindakan kolektif yang diperlukan dalam menjamin setiap orang terlindungi dari penyakit yang bisa dicegah oleh vaksin.
Karena itu IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) ingin mengajak semua pihak baik pemerintah, organisasi, lembaga maupun organisasi lain maupun masyarakat umum yang peduli imunisasi untuk membantu upaya meningkatkan cakupan imunisasi.
Kalau si kecil sendiri, udah diimunisasi apa aja, Bun?
(aml/rdn)