HaiBunda

PARENTING

Bun, Hindari Paksa Anak Makan karena Takut Mereka Kurus

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Sabtu, 21 Jul 2018 18:36 WIB
Bun, Hindari Paksa Anak Makan karena Takut Mereka Kurus/ Foto: ilustrasi/thinkstock
Jakarta - Terkadang kita suka insecure sebagai orang tua. Apakah sudah memberikan yang terbaik untuk anak, ditambah lagi celotehan ibu lain yang suka membanding-bandingkan tubuh anaknya dengan anak kita. Padahal, masing-masing anak jelas berbeda kecepatan pertumbuhan dan perkembangannya. Makanya, Bun, jangan sampai nih kita memaksa anak makan karena takut mereka kurus.

Memaksa anak makan karena takut mereka kurus dampaknya nggak main-main, lho, Bun. Hal ini disampaikan oleh Dr dr Damayanti R. Sjarif SpA(K), Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik FKUI dan RSCM. dr Damayanti bilang ketika anak dipaksa makan begitu banyak karena berat badannya kurang, maka potensi obesitas di kemudian hari pun makin tinggi.

"Anak akan berpotensi menjadi obesitas karena oksidasi lemaknya nggak bagus. Ini disebut adiposity rebound, bila kita naikkan perlemakan sebelum usia dua tahun, 50 persen anak akan menjadi obesitas di usia 7 tahun. Makanya sekarang banyak anak-anak kurus pun ikut kena penyakit tidak menular," kata dr Damayanti di acara Diskusi Media 'Stunting, Gagal Tumbuh dan Bagaimana Mencegahnya' di Riung Sunda Cikini, baru-baru ini.




Selain itu, psikologis anak jadi terganggu karena mereka nggak percaya lagi dengan orang tuanya akibat dipaksa makan. Bila anak sudah obesitas, sulit sekali memperbaikinya, Bun. Komplikasi obesitas terhadap kesehatan anak pun luar biasa. Temuan dari dr Damayanti, 20 persen anak sudah kena hipertensi dan 30 persen memiliki kadar kolesterol tinggi.

"Pertumbuhan paling cepat terjadi dalam setahun pertama. Setelah itu mulai turun, lalu naik lagi saat anak puber. Yakni usia 10 tahun pada
anak perempuan, dan 12 tahun pada anak lelaki. Oleh karena itu, jika memang dirasa berat badannya kurang konsultasikan ke dokter, begitu pula dengan tinggi badan anak. Hal ini untuk mengetahui apakah itu normal atau patologis," lanjut dr Damayanti.

dr Damayanti menambahkan, yang perlu diperhatikan orang tua yaitu piring gizi anak berbeda dengan dewasa. Piring gizi anak acuannya setelah mendapat Makanan Pendamping ASI (MPASI) butuh asupan protein dan lemak lebih banyak, sedangkan kebutuhannya akan sayur dan buah tak perlu terlalu banyak.

Lalu gimana dengan tren memberi anak puree yang makin populer? Mengingat puree utamanya dibuat dari bahan nabati brokoli, alpukat, waluh, dan lain-lain.

"Bukannya tidak boleh, tapi bila anak hanya diberi puree, ia tidak mendapatkan asam amino esensial dari protein hewani, yang justru sangat krusial untuk tumbuh kembangnya," kata dr Damayanti.

(rdn)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Isabel Putri Ayu Azhari Berhasil Jadi Wakil 2 None Jakarta 2025, Intip Potretnya

Mom's Life Annisa Karnesyia

Simak Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama di 2026

Mom's Life Annisa Karnesyia

Resep Apple Mini Cinnamon Cake, Kue Mungil Teman Kopi dan Teh ala Kafe

Mom's Life Amira Salsabila

Kapan Bayi Mulai Menyebutkan Kata Pertamanya?

Parenting Kinan

7 Loose Powder Terbaik untuk Kulit Kering & Berminyak, Ada Pilihan Bunda?

Mom's Life Ajeng Pratiwi & Fauzan Julian Kurnia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Apakah Perut Ibu Hamil Bisa Berlipat?

30 Soal Cerita Pecahan Kelas 5 Matematika dan Kunci Jawabannya

Potret Gavin Anak Fenita Arie yang Kuliah di ITB, Wajahnya Mulai Curi Perhatian Bun

7 Loose Powder Terbaik untuk Kulit Kering & Berminyak, Ada Pilihan Bunda?

Kapan Bayi Mulai Menyebutkan Kata Pertamanya?

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK