
parenting
Ini Dampak Jika Anak Tak Dapat Asupan Gizi Lengkap
HaiBunda
Minggu, 22 Jul 2018 14:14 WIB

Jakarta -
Untuk mendukung kualitas hidup anak, pemenuhan makanan dengan gizi seimbang dan lengkap sejak mereka kecil jadi salah satu faktor kunci agar anak-anak Indonesia bisa tumbuh menjadi orang yang cerdas, kuat dan mampu bersaing dengan anak-anak lain. Tapi kadang nggak mudah buat kita melakukan itu ya, Bun.
Misalnya, anak pilih-pilih makan hingga anak nggak dapat asupan bergizi lengkap. Nah, kata Dr dr Damayanti Sjarif SpA(K) memang ada periode di mana anak pilih-pilih makanan.
"Asal jumlahnya sesuai dan du dalamnya tetap terdapat unsur karbo, protein dan lemak ya nggak apa-apa," kata dr Damayanti dalam acara 'Habibie dan Anak Indonesia: Tumbuh Sehat Melalui Makan Sehat' di Perpustakan Habibie dan Ainun, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
Tapi, kalau anak kekurangan satu dari ketiga unsur penting tersebut aja misalnya protein hewani, kata dr Damayanti anak bisa nggak tumbuh dengan baik.
"Bikin anak stunting dan nggak tumbuh dengan baik, akibatnya itu ngaruh ke otak juga. Anak jadi nggak cerdas. Yang menyedihkannya negara kita adalah penyumbang anak stunting nomor 5," papar dr Damayanti.
Nah, anak lebih berisiko stunting ketika dia kurang asupan protein hewani di dua tahun awal pertumbuhannya. Maka dari itu, dr Damayanti mewanti-wanti supaya orang tua benar-benar memperhatikan makanan yang diberi ke si kecil karena efeknya nggak main-main kan, Bun.
"Dalam pemenuhan nutrisi, masa anak-anak merupakan masa krusial yang berlangsung sangat pendek dan tidak dapat diulang lagi. Pola makan sehat dan seimbang sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak yang optimal," ungkap dr Damayanti.
dr Damayanti menjelaskan seorang anak yang kurang gizi akan mengalami hambatan perkembangan fisik dan kognitif sehingga berakibat pada rendahnya tingkat produktivitas saat dia dewasa.
Saat ini, Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang masih memerlukan perhatian khusus dalam hal kecukupan gizi. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan bahwa di Indonesia tercatat sekitar lebih dari 37,2 persen atau 8,4 juta anak di bawah usia 5 tahu nmengalami stunting, yaitu kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis.
Selain itu, Berdasarkan Pantauan Status Gizi (PSG) 2017 yang dilakukan Kementerian Kesehatan, anak di bawah usia 5 tahun yang mengalami masalah gizi pada 2017 mencapai 17,8 persen, sama dengan tahun sebelumnya. Salah satu sebabnya adalah rendahnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya gizi dan nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak kedepannya
Karena itu, kita para orang tua sebagai tangan pertama di rumah yang menangani anak makan harus lebih pintar-pintar lagi memberi asupan makan ke si kecil, Bun, biar anak nggak pilih-pilih makanan lagi. Sehingga, anak punya pola makan yang sehat dan benar hingga bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal.
(aml/rdn)
Misalnya, anak pilih-pilih makan hingga anak nggak dapat asupan bergizi lengkap. Nah, kata Dr dr Damayanti Sjarif SpA(K) memang ada periode di mana anak pilih-pilih makanan.
"Asal jumlahnya sesuai dan du dalamnya tetap terdapat unsur karbo, protein dan lemak ya nggak apa-apa," kata dr Damayanti dalam acara 'Habibie dan Anak Indonesia: Tumbuh Sehat Melalui Makan Sehat' di Perpustakan Habibie dan Ainun, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi, kalau anak kekurangan satu dari ketiga unsur penting tersebut aja misalnya protein hewani, kata dr Damayanti anak bisa nggak tumbuh dengan baik.
"Bikin anak stunting dan nggak tumbuh dengan baik, akibatnya itu ngaruh ke otak juga. Anak jadi nggak cerdas. Yang menyedihkannya negara kita adalah penyumbang anak stunting nomor 5," papar dr Damayanti.
Nah, anak lebih berisiko stunting ketika dia kurang asupan protein hewani di dua tahun awal pertumbuhannya. Maka dari itu, dr Damayanti mewanti-wanti supaya orang tua benar-benar memperhatikan makanan yang diberi ke si kecil karena efeknya nggak main-main kan, Bun.
"Dalam pemenuhan nutrisi, masa anak-anak merupakan masa krusial yang berlangsung sangat pendek dan tidak dapat diulang lagi. Pola makan sehat dan seimbang sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak yang optimal," ungkap dr Damayanti.
dr Damayanti menjelaskan seorang anak yang kurang gizi akan mengalami hambatan perkembangan fisik dan kognitif sehingga berakibat pada rendahnya tingkat produktivitas saat dia dewasa.
Saat ini, Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang masih memerlukan perhatian khusus dalam hal kecukupan gizi. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan bahwa di Indonesia tercatat sekitar lebih dari 37,2 persen atau 8,4 juta anak di bawah usia 5 tahu nmengalami stunting, yaitu kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis.
Selain itu, Berdasarkan Pantauan Status Gizi (PSG) 2017 yang dilakukan Kementerian Kesehatan, anak di bawah usia 5 tahun yang mengalami masalah gizi pada 2017 mencapai 17,8 persen, sama dengan tahun sebelumnya. Salah satu sebabnya adalah rendahnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya gizi dan nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak kedepannya
Karena itu, kita para orang tua sebagai tangan pertama di rumah yang menangani anak makan harus lebih pintar-pintar lagi memberi asupan makan ke si kecil, Bun, biar anak nggak pilih-pilih makanan lagi. Sehingga, anak punya pola makan yang sehat dan benar hingga bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal.
(aml/rdn)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Pahami Fakta Sesungguhnya dari Superfood yang Tidak Selalu Bergizi Super

Parenting
Bun, Ini 5 Makanan yang Baik untuk Si Kecil Selama di Rumah Aja

Parenting
Tips Berikan Camilan Sehat untuk Anak, Hindari 4 Makanan Ini

Parenting
10 Makanan Ini Bantu Menaikkan Berat Badan Bayi, Kacang hingga Yoghurt

Parenting
Kapan Waktu Terbaik Balita Diberi Camilan? Ini Saran Ahli Gizi
