HaiBunda

PARENTING

Cara Artis Cilik Zara Leola Hadapi Haters dan Bully

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Kamis, 16 Aug 2018 07:54 WIB
Cara Artis Cilik Zara Leola Hadapi Haters dan Bully/ Foto: Asep Syaifullah
Jakarta - Sebagai artis cilik, Zara Leola juga pernah mendapat beberapa perlakuan tak enak termasuk dari fans atau haters. Nah, gimana cara Zara menghadapi para haters bahkan teman yang suka membully-nya?

Anak dari gitaris Band Ungu, Enda ini bilang dirinya menghadapi para haters dengan tidak memikirkan apapun kata-kata mereka. Baik itu kata-kata kasar atau kata-kata nggak enak, Zara Leola cuek menanggapinya. Menurut Zara, orang-orang seperti ini hanyalah orang-orang yang cemburu akan kesuksesan orang lain dan nggak bisa menerima kebahagiaan orang lain.

"Aku nggak mau ambil ini secara serius. Kadang kalau aku perhatikan, haters itu kayak fans yang mungkin kecewa nggak aku tanggepin jadinya fans itu bikin satu akun lagi untuk jelek-jelekin aku," tutur Zara Leola saat ngobrol dengan HaiBunda.


Sekilas, melihat Zara Leola yang selalu ceria dan penuh senyum mungkin kita nggak pernah menyangka dia juga punya haters. Soal haters, kadang ada juga komentar yang tak pantas lho di kolom komentar Instagram Zara. Nggak cuma haters, Zara pun pernah menghadapi bully di sekolahnya.


"Aku pernah dibully waktu kelas 5 SD. Waktu itu aku murid baru dan ada kakak kelas cowok gitu, nggak tahu ya dia suka atau apa tapi dia suka cari perhatian dengan cara colek-colek aku habis itu dia ketawa-tawa sama temannya ketika lihat aku," tutur Zara Leola.

Nah, Zara Leola juga punya teman yang dibully kakak kelasnya. Zara lantas membantu si teman dengan bertanya ke kakak kelas kenapa membully teman tersebut.

Bicara soal bullying, dampak bullying atau perundungan sebenarnya tidak hanya dirasakan oleh si korban aja lho, Bun. Pelakunya sendiri juga akan merasakan akibatnya. Dijelaskan psikolog anak dan remaja Anna Surti Ariani, ketika seseorang sering melakukan tindakan bullying tetapi tidak mendapatkan konsekuensi yang jelas, maka yang bersangkutan berisiko tinggi menjadi anak agresif.

"Selain agresif, mereka tidak bisa menghargai orang lain, sering memaksakan kehendak, bahkan ke depannya bisa jadi pembangkang kepada negara misalkan," ungkap psikolog yang akrab disapa Nina dilansir detikHealth.

Sedangkan dampak terhadap korban bullying diakui lebih besar daripada yang dirasakan pelaku, terutama terkait risiko depresinya. Bila bullying dilakukan atau dialami anak-anak, proses 'pemulihan' atau terapinya bisa berjalan lebih efektif dan lebih cepat dicapai, utamanya jika durasinya sama.

"Efeknya bisa jadi lebih parah, tapi ketika betul-betul ditangani dengan bener, justru perbaikannya lebih cepat dibandingkan ketika itu dilakukan pada orang dewasa," tutur Nina.

Maka dari itu, sejak dini kita perlu banget mengedukasi anak kita sedini mungkin soal bullying, Bun. Hal ini untuk menghindarkan anak kita jadi pelaku dan korban bullying. Duh, amit-amit. Jangan sampai ya, Bun.

(rdn)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Mengenal Posisi Seks Pretzel dalam Berhubungan Intim, Tips Melakukan hingga Risikonya

Kehamilan Dwi Indah Nurcahyani

Isak Tangis di Pemakaman Mpok Alpa, Billy Syahputra Ikut Turun ke Liang Lahad

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Momen Ukkasya Anak Zaskia Sungkar Main Bareng Sang Adik Humaira, Intip 5 Potret Manisnya

Parenting Nadhifa Fitrina

7 Contoh Teks Doa Upacara 17 Agustus 2025 untuk Pengibaran, Penurunan & Menghormati Pahlawan

Mom's Life Amira Salsabila

10 Penyebab Kolesterol Tinggi dan Cara Mengatasinya

Mom's Life Amira Salsabila

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Film Korea My Daughter is a Zombie Pecahkan Rekor, Ini 5 Fakta Menarik yang Curi Perhatian Penonton

9 Resep MPASI BB Booster untuk Bayi Usia 11 Bulan ke Atas

Mengenal Posisi Seks Pretzel dalam Berhubungan Intim, Tips Melakukan hingga Risikonya

Wajah Sendu Jerry Yan saat Kunjungi Makam Barbie Hsu Lawan Mainnya di Meteor Garden

10 Penyebab Kolesterol Tinggi dan Cara Mengatasinya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK