Jakarta -
Nasib malang menimpa Noverius Gulo, bocah asal Desa Orahua Faondrato Kecamatan Bawolato, Kabupaten Nias, Sumatera Utara. Bocah empat tahun itu tidak sengajaÂ
menelan uang logam saat bermain.
Dikutip dari
detikcom, insiden tersebut terjadi pada Rabu (10/4/2016) sekitar pukul 16.00. Hal ini diketahui saat kakak korban berteriak 'Pak, noitolo gefe akhigu' (Pak, adikku telah menelan uang). Tolonaso Gulo dan Nurunia Lafau, orang tua bocah itu pun kaget.
Warga setempat kemudian menyarankan Noverius untuk dibawa ke rumah sakit atau puskesmas. Hanya saja, kedua orang tuanya, yang hanya berprofesi sebagai petani dan tidak memiliki cukup uang, membuat mereka mengurungkan niat tersebut.
Namun, untungnya ada solusi, warga meminta bantuan pada pendamping lokal desa (PLD) Kecamatan Bawolato, Onlihu Ndraha. Onlihu pun menghubungi Dandim Nias Letkol Infantri Reymond Purba dan Kapolres Nias AKBP Deny Kurniawan. Hasilnya, Noverius difasilitasi untuk operasi di RSU Bhayangkara Medan.
"Saya yang membantu. Kita beda desa. Hanya karena kemarin sore mereka minta bantuan makanya saya dampingi dan fasilitasi," kata Onlihu.
Sampai saat ini, Noverius hanya bisa terdiam, tidak bisa makan ataupun minum sejak kejadian nahas tersebut. Kabar terakhir yang didapat dari Onlihu, kondisi Noverius sudah mulai lemah.
Selain itu, dari hasil pemeriksaan Rontgen RSUD Gusit, posisi kepingan logam tersebut cukup membahayakan karena tertahan dekat jantung. Apa yang dialami Noverius ini sangat berbahaya, Bun. Itu sebabnya saat anak bermain, perlu pendampingan orang tua.
Menurut psikolog anak dan remaja Ratih Zulhaqqi, jika tangan anak tak bisa diam, misalnya suka mengelupas bibir, menggigit jari, bahkan memasukkan benda ke mulut padahal sudah berusia lima tahun, ada hal yang mesti diperhatikan. Ini terkait
mouthing behavior, yaitu memasukkan semuanya (benda) ke mulut.
"Kenapa sampai usia lima tahun anak masih suka gigit kuku misalnya? Pertama, proses
mouthing behavior-nya enggak berjalan mulus, atau anak cemas tinggi dan dia cari kenyamanan," tutur Ratih.
Nah, untuk mengatasi hal ini, menurut Ratih, coba beri anak
stress ball atau semacam mainan seperti
squishy yang bisa diremas. Tujuannya untuk menyalurkan perasaan anak.
"Kita alihkan dan lakukan interaksi yang lebih nyata. Begitu juga kalau tangannya enggak bisa diam, coba kasih kertas yang bisa dia robek atau dia boleh bikin fingerprint di kertas misalnya," tambah Ratih.
[Gambas:Video Haibunda]
(yun/muf)