Jakarta -
Jika kita simak debat pilpres 2019, calon presiden nomor urut 02,
Prabowo Subianto adalah sosok yang tegas dan keras. Hal itu bisa kita dengar dari suara dan lihat gestur tubuhnya. Ternyata, sifat tegas dan keras Prabowo memang sudah terbentuk sejak Prabowo kecil, Bun.
Mengutip dari laman resmi Prabowo Subianto, ia adalah putra dari begawan ekonomi, Soemitro Djojohadikusumo, yang menikah dengan Dora Sigar. Apabila ditelusuri lebih jauh, Prabowo adalah cucu dari Raden Mas Margono Djojohadikusumo, pendiri Bank Negara Indonesia (BNI 46) dan ketua Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia (DPARI) pertama, serta anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Waktu kecil, Prabowo dididik dengan keras oleh ayah dan ibunya. Hal ini dilakukan agar ia tumbuh menjadi pribadi yang disiplin dan tegas. Soemitro, ayah Prabowo, mengaku bahwa dalam mendidik anak, ia menerapkan dua prinsip. Pertama, kalau anak meminta waktu, maka orang tua harus meluangkan waktu. Kedua, orang tua tidak boleh meremehkan anak seberapa pun nakalnya anak itu.
"Sementara, Dora, ibu Prabowo, mengaku bahwa dalam mendidik anak, ia menerapkan sistem disiplin ketat. Tata karma dan etika Belanda diterapkan Dora dalam mendidik anak, sebagaimana didikan yang ia terima waktu kecil dari kedua orang tuanya yang sama-sama berpendidikan Belanda," tulis tim Prabowo.
 Foto: Instagram |
Prabowo kecil adalah anak yang sangat keras. Sifat kerasnya itu sering terlihat saat Prabowo makan bersama keluarganya di meja makan. Prabowo tak mau mengikuti tata krama dan etika yang diajarkan oleh ibunya di meja makan. Ketika makan, tangannya sering ke sana kemari dan ia tidak mau melipat lap kain di atas pangkuannya.
Sifat kerasnya ini sepertinya diturunkan dari sang ibu. Namun, meskipun dikenal sebagai anak yang keras, Prabowo juga memperlihatkan bahwa ia memiliki gaya berpikir yang kritis dan bebas yang diturunkan oleh ayahnya.
Setiap harinya,
Prabowo juga suka bermain perang-perangan bersama teman-temannya di halaman belakang rumah. Ketika bermain, ia suka menjadi tokoh baik, seperti tentara yang menenteng pistol mainan. Bahkan, ia sangat serius jika bermain peran menjadi tentara.
Teman-teman sepermainannya suka meniru gayanya, terlebih terkait cara memegang senjata. Prabowo pun diminta untuk mengajarkan bagaimana cara memegang senjata yang baik dan dinilai teman-temannya persis seperti tentara perang. Sifat Prabowo tersebut menunjukkan bahwa ia sangat tertarik dengan dunia militer.
Meski bersifat keras, Prabowo sangat menghormati kedua orangnya. Beberapa waktu lalu, ia ziarah ke makam sang ayah di TPU Karet Bivak, Jakarta Selatan.
"Kegiatan ziarah ini memang rutin dilakukan oleh Pak Prabowo untuk memanjatkan doa kepada almarhum orang tuanya, dan ini adalah tradisi yang kerap dilakukannya," ungkap anggota tim Prabowo, Irawan, dikutip dari
detikcom.
Bicara pembentukan karakter anak, itu dimulai dari didikan orang tua dan lingkungan di sekitarnya. Salah satunya lewat momen yang dihabiskan bersama-sama anak di meja makan.
Dengan kata lain, obrolan saat makan bisa dimanfaatkan untuk membentuk karakter anak-anak. Bunda dan Ayah bisa menanamkan nilai kebaikan dan pelajaran hidup lewat cara yang santai.
Menurut dr.Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi, Sp.GK, belajar makan bersama di meja bisa dimulai ketikaÂ
anak sudah mengenal variasi makanan, MPASI yakni saat mereka berusia enam bulan. Entah duduk di kursi atau dipangku, yang penting libatkan anak dalam kegiatan makan bersama.
"Ini penting sekali untuk membangun karakternya. Etika di ruang makan, komunikasi dengan bapak ibunya itu di meja makan," tutur Nurul.
[Gambas:Video 20detik]
(aci/rdn)