HaiBunda

PARENTING

Kekhawatiran Zivanna Letisha Masukkan Anak ke PAUD

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Selasa, 07 May 2019 14:34 WIB
Zivanna Letisha khawatir baby class/ Foto: Instagram @zivannaletisha
Jakarta - Mendaftarkan anak untuk mengikuti baby class atau lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) memang banyak manfaatnya, Bun. Salah satunya baik untuk stimulasi anak. Namun, bagi presenter yang juga ibu baru, Zivanna Letisha, ada kekhawatiran pada baby class di zaman sekarang.

"Dengan saya jadi orang tua baru, saya mulai ikuti anak ke berbagai baby class. Cuma ada yang hilang, karena yang dikirim kesana itu bukan orang tuanya tapi susternya," kata wanita yang akrab disapa Zizi ini dalam acara 'Media Gathering Kerja Bareng Untuk Pendidikan' di GoWork, Fx Sudirman, Jakarta Pusat, baru-baru ini.


Zizi sampai dibuat bingung tentang manfaat baby class yang menurutnya sudah tidak edukatif lagi, Bun. Bukannya menciptakan ikatan antara orang tua dan anak, kini ikatan itu justru terjalin antara pengasuh dan anak.


"Jadi yang terjalin itu adalah bonding antara suster dan anaknya. Saya sampai bertanya di mana sisi edukasinya baby class," ujar wanita 30 tahun ini.

Kekhawatiran Zizi memang wajar, Bun. Banyaknya anak usia dini yang didaftarkan ke baby class atau PAUD tidak diimbangi dengan pengetahuan dan tujuan jelas orang tua.

Zivanna Letisha dan anaknya/ Foto: Instagram @zivannaletisha


Dalam kesempatan yang sama, pendidik, psikolog, dan inisiator Kampus Guru Cikal, Najelaa Shihab mengatakan bahwa baby class atau PAUD memang penting untuk anak. Stimulasi yang didapatkan anak dari lingkungan pendidikan dapat menentukan kesuksesan anak di tahap-tahap usia selanjutnya.

"Pendidikan usia dini diperlukan untuk memastikan saat anak memasuki usia 6 tahun ke atas, dia sudah memiliki fondasi untuk sukses," tutur wanita yang kerap disapa Ela ini.

Namun, menurutnya butuh dua pertimbangan saat mendaftarkan anak ke baby class atau PAUD, Bun. Simak penjelasannya berikut ini.

1. Kondisi anak dan keluarga

Orang tua harus melihat dulu stimulasi yang diberikan di rumah dan lingkungan anak, apakah sudah cukup atau belum. Perlu juga menilai kompetensi orang tua dalam mendidik dan memberikan stimulasi pada anak.

"Kalau tidak kompeten, saat itulah anak butuh stimulasi dari luar yaitu melalui baby class atau PAUD. Tapi kalau dari rumah sudah dapat stimulasi yang baik dan anak dapat bersosialisasi dengan teman sebaya, ya enggak perlu sekolah lah," kata Ela.

2. Kondisi sekolah

Memasukan anak ke baby class atau PAUD tentu harus mempertimbangkan kualitas lembaganya. Selain itu, harus dilihat juga program pendidikan yang ditawarkan oleh lembaga tersebut.

"Apabila lembaga menyediakan pendidikan yang baik, maka hasilnya akan baik. Tapi kalau program pendidikan yang ditawarkan itu membosankan dan membebani, pada akhirnya mendapat kualitas yang jelek," ujar Ela.

Nah, Bunda pertimbangkan lagi yuk sebelum mendaftarkan si kecil ke PAUD!

[Gambas:Video 20detik]

(ank/rap)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

5 Kalimat Toxic yang Sering Diucapkan Orang Egois Menurut Pakar Psikologi

Mom's Life Aisyah Khoirunnisa

10 Nama Terpopuler di Indonesia, Masih Relate untuk Si Kecil?

Nama Bayi Ajeng Pratiwi & Sutan Muhammad Aqil

5 Potret Rumah Artis Dilengkapi Musala, Ada yang Bernuansa Timur Tengah

Mom's Life Nadhifa Fitrina

5 Potret Eisha Putri Lyra Virna Ikut Kejuaraan Jujitsu Internasional di Bangkok

Mom's Life Amira Salsabila

Kenapa Kakak Sayang Ayah?

Komik Bunda Tim HaiBunda

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

73 Lagu Rohani Kristen Terbaik dan Terpopuler, Penyembahan & Pujian Syukur

Belajar dari Kasus Penculikan Bilqis, Ini Cara Ajarkan Anak Melindungi Diri Menurut Psikolog

7 Cara Ayah Ajak Ngobrol Bayi sejak dalam Kandungan

Ferry Salim Raih Gelar S2 Hukum di Usia 58 Th, Ini Potret saat Wisuda Didampingi Istri

5 Kalimat Toxic yang Sering Diucapkan Orang Egois Menurut Pakar Psikologi

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK