Jakarta -
Bagi-bagi
angpao saat Hari Raya Idul Fitri sudah jadi salah satu tradisi di Indonesia. Bagaimana ya Ustaz Maulana memandang budaya 'salam tempel' ini?
Apakah Bunda juga suka memberi angpao pada anak atau keponakan saat Lebaran? Menurut Ustaz Maulana, bagi-bagi angpao merupakan satu dari empat tradisi di Indonesia saat Hari Raya Idul Fitri.
Ia memaparkan, keempat tradisi itu termasuk baju baru, mudik, makan-makan, dan angpao. "Lebaran itu tradisi Indonesia, 'lebar' tambah 'an'. Artinya, membuka lebar-lebar pintu silaturahmi, pintu rumah, pintu makanan. Jadi, empat ini semua diperbolehkan dan berdasar," ujarnya, saat berbincang dengan
HaiBunda beberapa waktu lalu.
Ustaz Maulana lalu menjelaskan, yang pertama, bagaimana kita bisa berbagi makanan yakni dengan membayar zakat fitrah, yang harus dikeluarkan sebelum hari Lebaran agar tidak ada umat yang kelaparan.
"Yang kedua, baju baru. Sebenarnya tidak harus baju baru, tapi suasana yang baru, kebahagiaan. Di zaman Nabi, ada anak yang nangis karena tidak punya baju baru. Kemudian, Nabi memberikan kebahagiaan pada anak itu," paparnya.
Ilustrasi bagi-bagi angpao Lebaran/ Foto: iStock |
Yang ketiga, sambung Ustaz Maulana, adalah tradisi
mudik ke kampung halaman yang bertujuan menyambung kembali tali silaturahmi. Dan yang keempat adalah tradisi bagi-bagi angpao.
"Angpao sebenarnya, maaf, tradisi Tionghoa. Tapi sebenarnya, penggambaran di hari itu adalah kita berbagi. Ketika kita kasih angpao pada anak-anak, pembelajarannya adalah bersedekah. Tidak ada salahnya," jelas ustaz asal Makassar, Sulawesi Selatan ini.
Ya, bagi-bagi angpao saat Lebaran memang sudah jadi tradisi yang melekat di masyarakat Indonesia. Bunda dan keluarga tentu bisa memberi penjelasan ke anak bahwa tradisi ini tak lain adalah sedekah.
[Gambas:Video 20detik]
(muf/som)