Jakarta -
Berencana bawa bayi pertama kali saat
mudik menggunakan pesawat, Bun? Pastinya ada rasa khawatir ya. Misalnya jika bayi menangis kencang dan mengganggu penumpang lain. Wah biasanya kalau sudah begini, Bunda bisa
panic mode on.
Menurut dr Arifianto SpA, bayi terkadang tiba-tiba menangis kencang ketika tekanan udara kabin meningkat saat pesawat akan mendarat. Tuba Eustachius, saluran yang menghubungkan saluran napas atas dengan bagian dalam telinga tengah, berupaya mengatur tekanan selama perbedaan ketinggian.
"Pada anak, bentuk saluran ini relatif lebih landai (dan akan meninggi seiring bertambahnya usia). Apabila bayi dan anak sedang pilek dan mengalami sumbatan lendir atau ingus, maka lebih mudah tertekan dan nyeri," ucap pria yang akrab disapa dr Apin dilansir
Medium.
Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan oleh Bunda dan Ayah sebelum dan selama bayi atau balita di pesawat.
- Usahakan bayi atau balita banyak minum, ya Bunda. Menelan bisa membuka sekaligus mencairkan lendir atau ingus atau dahak kental karena udara di dalam kabin yang kering. Pada bayi khususnya yang masih mendapatkan ASI saja, upaya menelan bisa dilakukan dengan menyusui.
 Ilustrasi bayi di dalam pesawat. (Foto: iStock) |
- Bunda dan Ayah perlu menjaga bayi atau balita tetap terjaga saat pesawat lepas landas dan mendarat. Sebab, ketika bayi atau balita tidur, upaya menelan dikhawatirkan berkurang dan meningkatkan risiko nyeri telinga.
Sementara itu mengutip
detikcom, salah satu yang harus diperhatikan oleh orang tua adalah usia bayi saat dibawa naik pesawat. Menurut dr Aditya Suryansyah, SpA dari RSAB Harapan Kita Jakarta, jangan terburu-buru, sebaiknya tunda rencana perjalanan jika bayi Anda belum berusia enam bulan.
"Membawa anak dalam penerbangan kadang cukup riskan, kalau tidak terpaksa sebaiknya ditunda sampai bayi berusia di atas 6 bulan. Walaupun rekomendasi penerbangan mengatakan bayi di atas 1 bulan boleh ikut," tutur dr Aditya .
[Gambas:Video Haibunda]
(som/som)