HaiBunda

PARENTING

Kenali Batasan Disiplin agar Tak Mengarah pada Kekerasan Anak

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Senin, 24 Jun 2019 13:37 WIB
Kenali Batasan Disiplin agar Tak Mengarah pada Kekerasan Anak/ Foto: iStock
Jakarta - Banyak cara dilakukan orang tua untuk mendisplinkan anak. Salah satunya dengan cara memukul atau mencubit.

Saat mendisiplinkan anak, sebaiknya orang tua mengerti tentang batasannya. Bila salah, disiplin bisa berubah menjadi bentuk kekerasan fisik yang berdampak pada psikologis si kecil, Bun.




Menurut UNICEF, jenis kekerasan pada anak dibagi menjadi 5, yaitu fisik, seksual, emosional, pengabaian, dan eksploitasi. Memukul dan mencubit dikategorikan kekerasan fisik.

Kata DR.Dr.Meita Dhamayanti, Sp.A(K), disiplin adalah memberi hukuman pada anak. Nah, hukuman dapat mengontrol rasa takut seseorang.

"Hukuman disiplin pada anak baiknya dipahami sehingga perilaku anak berubah menjadi positif, dan dapat melatih tanggung jawabnya," ujar Meita dalam 'Seminar Media Hari Ulang Tahun IDAI Ke-65: Bersama Lindungi Hak Anak' di Gedung IDAI, Salemba, Jakarta Pusat, baru-baru ini.

Disiplin dianggap sebagai kekerasan apabila tindakan tersebut menimbulkan trauma, menyakitkan, dan mengancam jiwa anak. Kalau anak dipukul atau dicubit sesekali, mungkin masih wajar. Tapi kalau berkali-kali, bisa dianggap kekerasan.

Kenali Batasan Disiplin agar Tak Mengarah pada Kekerasan Anak/ Foto: iStock

Oleh sebab itu, orang tua harus memandang disiplin dan hukuman dari perspektif positif, Bun. Selain orang tua, guru di sekolah juga enggak boleh sembarangan mendisiplinkan siswanya dengan hukuman.

"Di sekolah juga, kalau siswa salah di hukum gurunya berdiri di depan kelas. Apakah itu memberikan hal positif? Kalau dihukum dari pagi sampai siang, itu kan beda lagi. Kembali lagi, jika ingin mendisplinkan anak muatannya harus positif. Kalau itu ancaman bagi anak, menjadi kekerasan," papar Meita.

Biasanya, teknik mengajarkan disiplin ke anak sering diturunkan dari pola asuh generasi sebelumnya, dalam hal ini kakek dan nenek. Bila disiplin yang diberikan positif, tentu tidak masalah.

"Takutnya disiplin ini negatif dan bisa menjadi rantai kekerasan turun-menurun. Jika sejak kecil anak dididik dengan disiplin kekerasan dalam bentuk apapun, ini akan diturunkan ke anak dan generasi seterusnya," kata Meita.

"Kalau rantai kekerasan ini diteruskan, bisa ganggu psikologi anak. Ini rantai memang harus diputus," imbuhnya.

Jadi, meskipun tindakan yang dilakukan adalah bentuk disiplin yang bertujuan positif, tetap saja kita mesti tahu batasannya ya, Bun. Setiap tindakan yang dilakukan orang tua harus mengacu apakah itu termasuk kekerasan pada anak atau tidak.

Nah, anak memang rentan menjadi korban kekerasan, itulah pentingnya peran orang tua dalam melindungi anak. Simak selengkapnya dalam video di bawah ini ya.

[Gambas:Video 20detik]

(ank/rdn)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Isak Tangis di Pemakaman Mpok Alpa, Billy Syahputra Ikut Turun ke Liang Lahad

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Mengenal Penyakit Kanker, Penyebab Mpok Alpa Meninggal Dunia

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Mpok Alpa Meninggal Dunia, Banjir Ucapan Duka Cita dari Rekan Artis

Mom's Life Annisa Karnesyia

Deretan Kebiasaan Kecil yang Bikin Berat Badan Turun 90 Kg

Mom's Life Amira Salsabila

Harapan Almarhumah Mpok Alpa untuk Masa Depan Anak Kembarnya Semasa Hidup

Mom's Life Amira Salsabila

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Momen Ukkasya Anak Zaskia Sungkar Main Bareng Sang Adik Humaira, Intip 5 Potret Manisnya

7 Contoh Teks Doa Upacara 17 Agustus 2025 untuk Pengibaran, Penurunan & Menghormati Pahlawan

Isak Tangis di Pemakaman Mpok Alpa, Billy Syahputra Ikut Turun ke Liang Lahad

Deretan Kebiasaan Kecil yang Bikin Berat Badan Turun 90 Kg

Momen Dominique Sanda Dampingi Sang Putra Dilantik Jadi Dokter, Intip 5 Potretnya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK