Jakarta -
Warga Penjaringan, Jakarta Utara Senin pagi (29/7/2019) digegerkan denganÂ
penemuan bayi laki-laki di sebuah jalan. Melalui video yang beredar, bayi
 tersebut terlihat ditinggalkan di tepi jalan oleh ibunya.
Tak butuh waktu lama, keluarga bayi berjenis kelamin laki-laki tersebut sudah ditemukan, Bun. Mereka menjelaskan kalau kondisi sang ibu mengalami gangguan kejiwaan.
Hal tersebut dikuatkan dengan penjelasan Kapolres Jakarta Utara Kombes Budhi Herdi Susianto, yang mengatakan kalau sang ibu dalam kondisi tertekan.
"Masih hidup, bayi laki-laki. Info yang kami dapat dari suaminya kalau istrinya memang stres," ujar Buddhi dilansir
detikcom.
Ditambahkan Kasat Reskim Polsek Penjaringan Kompol Mustakim, sang ibu diduga stres karena anaknya mengalami sakit selama tiga bulan terakhir. Sang anak yang menangis terus menerus membuat ibu tertekan.
"Jadi ibunya itu istilahnya pening, mungkin sedikit stres. Karena bayinya itu susah kencing. Ujung kemaluannya bengkok. Bayi itu menangis terus 3 bulan terakhir. Itu juga sudah dibawa berobat ke puskesmas," ujar Mustakim.
 Ilustrasi bayi dibuang/ Foto: iStock |
Pada dasarnya, penis akan membengkok secara alami seiring pertambahan usia. Tapi jika kasusnya terjadi secara tidak wajar, biasa disebut dengan istilah peyronie disease. Melansir
Mottchildren, peyronie adalah kelengkungan abnormal pada penis yang disebabkan oleh jaringan parut pada ereksi.
Sampai saat ini, penyebab pasti penyakit ini beluk diketahui, Bun. Beberapa ahli percaya jaringan parut disebabkan oleh cedera penis akibat kecelakaan, olahraga, atau aktivitas seks yang kuat. Itu sebabnya peyronie biasanya menyerang pria berusia 50 tahun ke atas.
Nah, kalau kasus yang terjadi pada anak-anak bisa saja terjadi kemungkinan sang anak mengalami hipospadia nih, Bun. Menurut penjelasan di
Mayo Clinic, hipospadia adalah cacat bawaan lahir, di mana pembukaan uretra berada di bagian bawah penis, bukan di ujung.
Dalam kondisi yang lebih berat, anak-anak yang mengalami hipospadia membutuhkan tindakan operasi untuk membuat penis normal kembali. Mengutip
detikcom, tindakan medis ini sebaiknya dilakukan ketika anak berusia 18 bulan hingga usia sebelum sekolah.
"Kita juga mempertimbangkan ukuran penis anak serta kondisi kesehatan anak secara keseluruhan. Apalagi untuk operasi ini kan butuh ketelitian ekstra. Baiknya, operasi dilakukan sebelum anak menginjak usia sekolah," ungkap pakar urologi anak dr.Arry Rodjani SpU.
Menurut dokter yang praktik di RS Asri Siloam Hospital ini, banyak pertimbangan baik ketika mengoperasi anak pengidap hipospadia dioperasi saat masih kecil.
Selain alasan psikologis, keputusan ini juga akan memudahkan pemasangan selang kateter yang dibutuhkan untuk saluran kemih masih kecil, jadi kemungkinan buntunya makin besar.
"Tujuan fungsionalnya supayaÂ
penis bisa lurus kembali, saat besar nanti bisa berhubungan seks, dan saat kencing berdiri urinenya bisa mengarah ke depan. Sedangkan untuk tujuan kosmetik supaya tampilan penisnya seperti
penis yang sudah disunat," tutur Arry menegaskan.
Simak juga ukuran penis normal dalam penjelasan di bawah ini!
[Gambas:Video Haibunda]
(rap/som)