Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Kelainan Alat Kelamin pada Anak Laki-laki, Salah Satunya Hipospadia

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Minggu, 06 Jun 2021 10:05 WIB

Kesehatan anak
Ragam Kelainan Alat Kelamin pada Anak Laki-laki, Salah Satunya Hipospadia/ Foto: iStock

Kelainan organ genital sangat mungkin dialami anak laki-laki sejak bayi. Kelainan ini bisa terjadi di organ penis dan testis, Bunda.

Penanganan yang tepat dibutuhkan agar organ kelamin anak bisa kembali berfungsi dengan baik. Menurut konsultan dokter spesialis urologi Siloam Hospitals ASRI, Dr.dr. Irfan Wahyudi, Sp.U (K), kelainan alat kelamin ini sering luput dari perhatian karena banyak alasan.

"Sebagian besar tidak menimbulkan kematian, dibandingkan kasus trauma, infeksi, atau kanker. Biasanya pasien ini masih bisa tetap beraktivitas, sekolah dan bermain, jarang mengganggu sampai harus terus di tempat tidur," kata Irfan dalam Virtual Media Briefing bersama Siloam Hospitals ASRI via Zoom, Jumat (4/6/21).

Meski begitu, diagnosis dini diperlukan untuk tata laksana yang tepat waktu. Sebab, kelainan ini bisa menyebabkan kesulitan berkemih, masalah psikologis, kesuburan, bahkan menjadi penyakit yang ganas.

Banner Raeni

Berikut kelainan alat kelamin pada anak laki-laki yang perlu Bunda tahu:

Testis

Undensendus testis

Undensendus testis atau kriptorkismus adalah kelainan proses penurunan testis ke dalam skrotum. Pada kondisi ini, testis berada di dalam perut, lipat paha atau di atas skrotum.

Faktor risiko undensendus testis yakni kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, posisi sungsang, atau Bunda mengalami diabetes saat hamil.

"Testis akan turun menjelang waktu kelahiran. Kalau bayi lahir lebih cepat atau prematur, risiko menjadi lebih meningkat," kata Irfan.

Penanganan kondisi ini dengan operasi dan harus menunggu sampai usia bayi 6 bulan. Usia ideal operasi adalah 6-12 bulan. Operasi dilakukan untuk membebaskan testis dari jaringan sekitar dan dipindahkan ke kantong skrotum.

Baca halaman berikutnya, Bunda.

Simak juga cara mengatasi demam pada anak, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]


KELAINAN ALAT KELAMIN ANAK: FIMOSIS

Kesehatan anak

Ragam Kelainan Alat Kelamin pada Anak Laki-laki, Salah Satunya Hipospadia/ Foto: iStock

Penis

1. Fimosis

Fimosis merupakan kondisi di mana kondisi kulit penis yang menutupi kepala penis. Kondisi ini dibagi menjadi fimosis fisiologis dan patologis.

Pada fisiologis, 90 persen akan membaik atau bila menimbulkan keluhan berkemih atau infeksi, anak bisa menjalani tindakan rekonstruksi pada usia 3 tahun.

Sementara fimosis poatologis terjadi ketika lubang kencing ditutupi jaringan tidak normal. Kondisi ini memerlukan penanganan medis karena bisa menimbulkan gangguan berkemih.

Fimosis bisa ditangani dengan memberikan salep steroid atau tindakan sunat bila terjadi gangguan. Penting diingat bahwa Bunda tidak boleh melakukan tindakan sembarangan pada penis si Kecil.

"Karena lubang kencing tidak terlihat, kita jangan lakukan penarikan kulit secara paksa atau menggunakan alat untuk membuka lubang kencing. Kalau dipaksa, kulit bisa luka dan semakin membuat anak sulit berkemih," kata Irfan.

2. Mikropenis

Mikropenis yakni kondisi di mana ukuran penis lebih kecil dibandingkan ukuran rata-rata normal atau kurang dari 2,5 standar deviasi. Ukuran penis anak laki-laki memiliki perhitungan sesuai usia anak ya, Bunda.

"Penyebab mikropenis adalah karena kelainan sekresi atau kerja hormon yang berperan dalam pembentukan organ laki-laki. Bisa juga idiopatik atau tidak bisa dicari penyebabnya," ujar Irfan.

Kelainan ini relatif jarang atau hanya terjadi 0,6 persen pada anak laki-laki. Penanganannya bisa melalui terapi hormon atau rekonstruksi saat anak berusia dewasa atau remaja.

Baca halaman berikutnya ya.

KELAINAN ALAT KELAMIN ANAK: HIPOSPADIA

Kaki Bayi

Ragam Kelainan Alat Kelamin pada Anak Laki-laki, Salah Satunya Hipospadia/ Foto: iStock

3. Penis tampak kecil

Penis tampak kecil atau inconspicuous penis bisa disebabkan karena obesitas, kelainan jaringan ikat di bawah kulit penis, defisiensi kulit penis, atau tertutupnya lubang kencing oleh kulit penis. Kondisi ini terbagi menjadi 4 jenis kelainan, yakni:

- Burried (concealed penis): penis terbenam, tapi sebenarnya ukuran panjangnya normal.

- Webbed penis: Antar kulit penis dan kulit skrotum menyatu.

- Trapped penis: penis tidak muncul setelah dilakukan tindakan, misalnya setelah sunat.

- Megaprepusium: penyempitan bagian ujung kulit penis, sehingga kulit penis berlebih dan menutupi kepala penis.

Penanganannya dapat melalui terapi rekonstruksi bila menimbulkan gangguan atau keluhan seperti sulit berkemih atau ada riwayat infeksi.

4. Hipospadia

Dalam kesempatan yang sama, dr. Arry Rodjani, Sp.U (K), menjelaskan bahwa hipospadia adalah kelainan bawaan lahir pada genitalia pria yang ditandai dengan letak lubang saluran kemih yang tidak terletak pada ujung penis akan tetapi terletak pada bagian bawah batang penis. Kulit kulup tidak terbentuk sempurna dan tampak berkumpul di bagian atas penis, sedangkan bagian bawahnya tidak tertutup dan penis akan tampak bengkok saat ereksi.

"Prevalensinya ditemukan 1 dari 200-300 kelahiran bayi laki-laki. Di Indonesia sendiri belum ada studi epidemiologinya," kata Arry.

Hipospadia bisa disebabkan banyak faktor, salah satunya genetik, endokrin, dan lingkungan. Penanganan kondisi ini bisa melalui operasi pada usia anak 6-24 bulan.


(ank/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda