Jakarta -
Dermatitis atopik merupakan penyakit kulit yang diturunkan. Penyakit ini bisa membuat kulit terasa sangat gatal, kering, dan pecah-pecah saat kambuh. Menurut dr.Anthony Handoko, Sp.KK, FINDV, angka prevalensi kasus dermatitis atopik di Indonesia pada anak sekitar 23,67 persen.
Itu artinya hampir seperempat dari jumlah anak-anak di seluruh Indonesia mengalami dermatitis atopik. Tentunya ini bukan jumlah yang sedikit. Kata Anthony, dermatitis atopik disebabkan oleh banyak faktor pemicu.
Apa saja faktor pemicunya? Berikut pemaparan Anthony tentang faktor pemicu dermatitis atopik pada anak.
1. Riwayat keluarga dan faktor genetik berperan"Jika ada keluarganya yang terkena, misalnya dari ayah juga, ibunya juga maka akan kemungkinan anak terkena dermatitis atopik," kata Anthony di acara Seminar Media Waspada Dermatitis Atopik dari Klinik Pramudia, di bilangan Gondangdia, Jakarta Pusat, Rabu (14/8/2019).
2. Daya tahan menurunDaya tahan menurun biasanya karena kecapekan. Misalnya saat anak-anak ujian tengah semester, ujian semester akhir, mereka bisa terlalu capek dan merangsang dermatitis atopik.
3. Debu, serbuk kayu, serbuk gypsum, semenJika di rumah sedang ada renovasi, anak terpapar bahan bangunan, bisa saja tercetus dermatitis atopik pada anak. Lalu, bisa juga jika anak-anak di sekolah, di lingkungan tetangganya sedang renovasi, terpapar debu-debu atau serbuk kayu.
4. Bulu hewan peliharaan"Banyak yang pelihara kucing anjing, kelinci, burung, kadang-kadang itu juga bisa merangsang
dermatitis atopik," ujar Anthony.
ilustrasi kucing, bulunya jadi salah satu pemicu dermatitis atopik/ / Foto: ilustrasi/thinkstock |
5. CuacaCuaca memegang peran penting, kata Anthony, orang yang memiliki dermatitis atopik ini tak terlalu cocok di suhu yang terlalu panas, dingin, dan perubahan cuaca ekstrem.
"Biasanya dialami anak karena baru pulang dari liburan, misalnya liburan ke negara empat musim tiba-tiba kembali ke negara tropis. Perubahan cuaca ekstrem akan merangsang dermatitis atopiknya kambuh," kata Anthony.
6. Stres emosional"Inilah yang paling diukur, apalagi untuk anak-anak mereka belum paham konsep stres," jelas Anthony.
7. Gigitan seranggaSerangga yang menggigit berhubungan dengan hewan peliharaan di rumah, seperti kutu dan tungau di bulu hewan. Menurut Anthony, gigitan serangga juga saat anak pergi berlibur, pergi kamping.
8. Zat iritan, detergenAnak bisa mengalami dermatitis atopik jika tak cocok dengan bahan yang terkandung dengan detergen. Beberapa bahan bisa memicu kulit anak mengalami
dermatitis atopik.Simak juga tips atasi ruam popok melalui video berikut.
(aci/som)