Jakarta -
Terlalu dini
memasukkan anak ke sekolah ternyata bisa menimbulkan efek negatif lho, Bun. Saat anak dipaksa sekolah padahal belum siap atau matang secara usia, malah bisa membuatnya tertekan.
"Selain rentan jadi korban
bullying, anak bisa jadi malas belajar, dia anggap belajar itu proses yang amat tidak menyenangkan," kata psikolog anak dan keluarga Anna Surti Ariani, M.Psi, atau akrab disapa Nina dilansir
detikcom.
Nina juga menuturkan, dalam beberapa kasus, saat anak belum siap sekolah tapi dipaksa, dia justru bisa menghindar dari kegiatan belajar mengajar, seperti sengaja kabur dari sekolah. Atau bahkan, anak bisa berusaha tidak naik kelas.
Selain itu, melansir dari
Mom Junction, berikut ini tiga dampak negatif anak bersekolah di usia terlalu dini.
1. Tidak mendukung anak-anak dengan keterlambatan perkembangan
Anak-anak dengan keterlambatan perkembangan mungkin mengalami kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan prasekolah. Sifat kegiatan sekolah mungkin mengejutkan bagi anak yang lambat dalam pertumbuhan kognitif dan fisik. Tidak semua
prasekolah memiliki ketentuan untuk beradaptasi dengan siswa yang lambat di antara kelompok, dan anak mungkin merasa terasing.
Masalahnya bisa lebih akut pada anak-anak dengan kebutuhan khusus, misalnya mereka yang menderita autisme. Anak-anak autis bisa lambat dalam interaksi sosial dan bisa menjadi terlalu bersemangat dengan cepat. Karenanya, prasekolah konvensional mungkin bukan tempat yang ideal bagi mereka.
2. Fokus pada akademisiBeberapa program prasekolah sehari penuh mungkin terlalu akademis, sampai-sampai prasekolah menjadi seperti kelas satu Sekolah Dasar (SD). Itu tidak sesuai untuk anak-anak karena mereka masih belajar keterampilan dasar, atau mungkin belum siap secara mental untuk terjun ke dunia akademis.
Anak-anak yang lambat belajar, tetapi tidak memiliki keterlambatan perkembangan, masih akan menemukan tekanan yang menakutkan. Tentu saja, sifat pendidikan bervariasi dari satu prasekolah ke yang lainnya. Namun demikian, memberikan keterampilan akademik, bahkan jika dasar, mungkin bukan ide yang baik.
3. Kurangnya produktivitasDi sisi lain, beberapa prasekolah hanya berfungsi sebagai pusat penitipan anak, tidak memainkan peran dalam memberikan keterampilan dasar kepada anak. Para pakar pendidikan mencatat, beberapa prasekolah bekerja sebagai pusat pengasuhan anak, di mana anak-anak dibiarkan melakukan kegiatan yang sama dengan yang seharusnya mereka lakukan di rumah. Ini merusak pentingnya prasekolah dan mungkin membuat orang tua harus mempertimbangkannya lagi.
Memilih untuk mengirim anak ke prasekolah adalah pilihan pribadi, Bun. Prasekolah yang tepat dapat membawa perubahan positif dalam kehidupan seorang anak. Sebagai orang tua, sangat penting untuk memilih prasekolah yang baik, tidak memiliki kekurangan, dan mendukung pertumbuhan si kecil.
Namun, jangan putus asa jika anak menolak untuk pergi ke prasekolah ya. Beri mereka waktu untuk menyesuaikan. Dan yang pasti, pengalaman prasekolah harus menyenangkan bagi anak dan bukan mimpi buruk setiap mereka membuka mata di pagi hari.
Simak pula tayangan drama anak masuk sekolah ini, Bun.
[Gambas:Video 20detik]
(yun/muf)