Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Apa Itu "Worldschooling"? Metode Pendidikan Traveling yang Tak Selalu Indah seperti di Medsos

Nadhifa Fitrina   |   HaiBunda

Rabu, 17 Dec 2025 19:00 WIB

Apa Itu “Worldschooling”? Metode Pendidikan Traveling yang Tak Selalu Indah seperti di Medsos
Ilustrasi Apa Itu “Worldschooling”? Metode Pendidikan Traveling yang Tak Selalu Indah seperti di Medsos/Foto: Getty Images/iStockphoto/Sasiistock
Daftar Isi
Jakarta -

Belajar sambil jalan-jalan kini mulai menjadi tren di kalangan keluarga, Bunda. Anak-anak bisa mendapat pengalaman baru langsung dari tempat yang mereka kunjungi, atau biasa juga dikenal dengan worldschooling.

Di media sosial, gaya hidup ini kerap terlihat menyenangkan, setuju tidak, Bunda? Banyak foto dan video anak-anak belajar seperti di pantai, museum, atau pegunungan. Tapi, apakah kenyataannya selalu semenarik itu?

Tidak sedikit para Bunda yang ingin tahu seperti apa keseharian anak-anak yang mengikuti metode ini. Dari rutinitas pagi hingga sore, aktivitas mereka berbeda jauh dari sekolah biasa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Metode belajar ini lebih fokus pada pengalaman daripada teori semata. Anak-anak bisa belajar bahasa, atau budaya. Tetapi, tentu saja ada tantangan yang enggak selalu terlihat indah di layar kaca.

Lantas apa ya sebenarnya pengertian dari worldschooling ini?

Apa itu worldschooling?

Kalau kita biasa mendengar homeschooling (sekolah di rumah), nah ini terdapat worldschooling, Bunda. Konsep ini menekankan belajar dari pengalaman langsung selama perjalanan dari berkunjung ke berbagai dunia.

Dikutip dari BBC, sederhananya, worldschooling adalah belajar dari perjalanan dan pengalaman yang nyata. Misalnya saja, belajar Matematika lewat menukar uang atau belajar Sejarah dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah.

Bicara soal ini, setiap keluarga punya cara berbeda dalam menerapkannya, ada yang sepenuhnya mandiri, ada juga yang menggunakan materi daring. Intinya, anak-anak bisa mengembangkan rasa ingin tahunya dan lebih memahami dunianya, Bunda.

Namun, meski kelihatannya seru dan menyenangkan, kenyataannya ternyata enggak seindah di media sosial. Lantas, apa alasannya, ya?

Metode worldschooling tidak seindah di media sosial

Setelah kita tahu apa itu worldschooling, kelihatannya seru sekali ya, anak-anak bisa belajar sambil jalan-jalan ke berbagai tempat yang indah. Namun kenyataannya, metode belajar seperti ini tidak semudah dan semenyenangkan yang terlihat di media sosial.

Menilik dari laman The Guardian, saat ini banyak keluarga mulai mencoba worldschooling, dengan mendidik anaknya sambil bepergian. Tren ini pun semakin populer karena semakin banyak orang bisa bekerja dari rumah atau jarak jauh, sekaligus terinspirasi oleh influencer di media sosial.

Di Instagram dan Facebook saja, banyak para Bunda yang membagikan pengalaman mereka, mulai dari destinasi yang menarik sampai momen belajar seru anak-anak. Namun, di balik postingan tersebut, terdapat tantangan yang jarang terlihat.

Bagi keluarga yang mampu secara finansial, manfaatnya memang bisa terlihat jelas. Anak-anak bisa belajar keterampilan langsung dari pengalamannya, sementara orang tua bisa mengatur jadwal belajar dan waktu liburan sekaligus.

Namun, menyeimbangkan pekerjaan dan pendidikan anak ternyata tak semudah yang dibayangkan. Mengawasi mereka belajar sambil berpindah-pindah tempat pastinya membutuhkan energi dan perhatian yang ekstra.

Enggak cuma itu, anak-anak juga bisa merasa kesepian saat menjalani worldschooling. Apalagi, kalau mereka terus berpindah tempat dan jauh dari teman-teman sebayanya, rasa sepi bisa saja datang. Tantangannya tidak hanya dirasakan anak-anak, Bunda pun juga bisa ikut merasakannya.

Worldschooling bisa mengganggu kesehatan mental orang tua

Di balik perjalanan seru dan foto-foto yang menarik, ada tanggung jawab besar yang perlu Bunda dan Ayah jalani.

Bukan cuma anak yang perlu beradaptasi, kondisi mental Bunda juga bisa ikut terpengaruh. Mengatur pekerjaan, perjalanan, sekaligus memastikan anak tetap belajar bisa memicu rasa lelah dan tekanan emosional.

Jadi, meski tampak menyenangkan dan bisa berkeliling ke berbagai dunia, worldschooling tetap mempunyai tantangan mental yang perlu orang tua siapkan sejak awal.

Itulah ulasan tentang worldschooling, metode pendidikan traveling yang tidak selalu indah seperti di media sosial.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ndf/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda