Jakarta -
Memang tidak mudah ya, Bun, mendapati kenyataan bahwa anak kita berbeda dari anak lain. Saat dokter mendiagnosis si kecil mengidap
sindrom autisme, pada tahap awal mungkin penyangkalan itu muncul. Tapi, kenapa harus malu punya anak autis?
Menurut Putu Andani, M.Psi., Psikolog dari Tiga Generasi, memang kadang ada perasaan penyangkalan dari orang tua saat mengetahui anaknya berbeda dari anak lain. Namun, Putu percaya hal ini pasti ada titik baliknya.
"Kalau denial (menyangkal) atau enggak, itu masing-masing dari orang tua. Tapi pasti ada titik di mana akhirnya orang tua tidak bisa denial karena ada feedback dari lingkungan," ungkap Putu kepada
HaiBunda, usai mengisi acara di Jakarta baru-baru ini.
Kata Putu, mungkin awalnya Bunda merasa berat karena tahu anaknya
autis. Namun, seiring berjalannya waktu, dan kondisi anak jauh lebih baik karena perhatian dari Ayah dan Bunda, pasti perasaan menerima pun muncul.
"Misalnya denial anaknya autis, tapi ternyata pas masuk sekolah, anaknya bisa mengikuti. Titik balik setiap orang tua pasti berbeda, dan butuh proses menyadarinya," terang Putu.
Senada dengan hal tersebut, daripada terus melakukan penyangkalan, mengutip
Autism Speaks, berikut ini lima tips agar Bunda bisa belajar lebih menerima keadaan sang buah hati.
1. Meminta bantuan
 Foto: iStock |
Dalam situasi seperti ini, carilah informasi sebanyak-banyaknya untuk tahu cara mengatasinya. Temui praktisi atau penyedia jasa yang bisa membantu kita dan anak. Percayalah kita akan mengumpulkan kekuatan besar dari orang yang kita temui.
2. Jangan menahan perasaanKita mungkin merasa kecewa dan marah. Itu adalah emosi yang wajar. Boleh-boleh saja merasakan emosi yang saling bertentangan. Tapi cobalah kontrol emosi, dan jangan pernah lepaskan pada orang yang dicintai.
Ketika kita berdebat dengan pasangan tentang masalah autisme, cobalah untuk tidak larut, karena topik tersebut hanya akan menyakiti kita. Serta berhati-hatilah untuk tidak marah satu sama lain.
3. Quality timeHabiskan waktu berkualitas dengan anak serta pasangan. Pergi liburan bersama dan jangan terus berbicara tentang autisme. Semua orang di keluarga membutuhkan dukungan, serta ingin merasa bahagia terlepas dari keadaan.
4. Hargai anakCintai anak dan bangga dalam setiap pencapaian kecilnya. Fokus pada apa yang bisa mereka lakukan daripada membuat perbandingan dengan anak yang sedang berkembang. Cintai mereka apa adanya dan bukan apa yang seharusnya.
5. Bergabunglah dengan komunitas autismeJangan meremehkan kekuatan komunitas. Kita tidak bisa melakukan semua sendirian. Maka bertemanlah dengan orang tua dari anak autisme lainnya. Kita akan dapat dukungan dari keluarga yang juga memahami tantangan yang kita hadapi.
Simak pula curhatan Dian Sastro soal anaknya ini, Bun.
[Gambas:Video 20detik]
(yun/muf)