Jakarta -
Berita tentang kerusuhan saat
demonstrasi masih disiarkan bahkan bisa disaksikan di internet ya, Bun. Ketika ada anak, baiknya setop dulu aktivitas ini ya. Sebab, saat anak tak sengaja melihatnya, ada dampak negatif yang bisa terjadi.
Seperti kata psikolog pendidikan dan keluarga, Wikan Putri Larasati dari Biro Psikologi Chastra Tangerang, pastinya kurang lebih ada efek bagi anak saat melihat tayangan kerusuhan demo. Terlebih dia melihat respons orang tua atau orang dewasa di sekitarnya.
Kata Wikan, ketika orang tua panik menanggapi tayangan tersebut, anak bisa merasa cemas, takut, atau sedih karena melihat orang tuanya. Kalau enggak hati-hati dalam merespons, dikhawatirkan dampaknya bisa berkelanjutan ke anak.
"Makanya, baiknya kita tahan diri saat anak enggak sengaja melihat. Tahan respons dulu lihat tayangan itu, cool, tenang, enggak nunjukin rasa panik atau takut dan khawatir berlebihan," papar Wikan saat ngobrol dengan
HaiBunda.
Ketika ada tayangan
bentrokan, coba gali perasaan anak, Bun dan akui apa yang ia rasakan. Lalu, luruskan dengan menyampaikan bahwa seharusnya dalam menyampaikan pendapat dilakukan dengan cara baik, enggak merugikan orang lain, tanpa kekerasan, dan saling menghargai.
"Itu sih value yang perlu disampaikan. Kita juga bisa bilang enggak tau kenapa mereka bisa sampai gitu. Tapi, tenangkan juga anak bahwa di situ juga banyak polisi yang berusaha mengamankan situasi," tambah Wikan.
Kalau anak sampai cemas, yakinkan dia bahwa lokasi kejadiannya jauh dan ada petugas yang mengamankan. Walaupun takut, anak tak perlu terlalu khawatir. Jika memang Bunda dan Ayah mau menonton tayangan seperti itu, baiknya ditunda aja kalau ada anak. Tapi, kalau anak enggak sengaja melihat, kembali lagi, Bun.
Tanya apa yang dia rasakan setelah menyaksikannya. Kemudian beri penjelasan pada anak. Jangan lupa perhatikan wajahnya misalnya puas karena enggak punya lagi pertanyaan atau khawatir. Usahakan apa yang dipikirkan anak ditutup dengan harapan positif.
 Ilustrasi demo rusuh dan dampak pada anak/ Foto: Anak Punk Jabodetabek demo di Jalan Gatot Subroto, Jakarta. (Rahel-detikcom) |
Sementara itu, psikolog anak dari Tiga Generasi @ Brawijaya Clinic, Vera Itabiliana, bilang Bunda bisa mengatakan ada orang-orang yang tidak tahu bagaimana cara tepat dalam
menyampaikan pendapat. Demontsrasi boleh, tapi tidak boleh merugikan orang lain.
"Lalu, bisa dibahas bersama anak seharusnya bagaimana, tentu disesuaikan dengan pemahaman anak. Jika anak sudah usia remaja ke atas, perlu dibahas apakah anak benar-benar paham apa yang didemokan dan apa keterkaitannya dengan kehidupannya sehingga dia merasa perlu memperjuangkannya," tutur Vera yang juga praktik di Lembaga Psikologi Terapan UI.
Dihubungi terpisah, Jane Cindy, psikolog anak dari RS Pondok Indah - Bintaro mengatakan ketika menjelasan kejadian bentrok pada
anak, katakan aja kalau perbedaan pendapat memungkinkan orang gampang marah. Alhasil, satu orang dengan yang lain gampang tersulut emosi dan berkelahi.
Lihat juga manfaat ajak anak nonton drama musikal di video berikut.
[Gambas:Video 20detik]
(rdn/rdn)