Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Amankah Anak-anak Jalani Diet Ketogenic?

Melly Febrida   |   HaiBunda

Kamis, 31 Oct 2019 07:40 WIB

Ketika orang tua menjalani diet ketogenic, bukan tak mungkin anak ikut-ikutan. Tapi, amankah?
ilustrasi anak dan diet ketogenic/ Foto: iStock
Jakarta - Ketika Bunda menjalani ketogenic pastinya akan lebih mudah kalau memasak makanan yang sama untuk semua orang. Itu artinya seluruh anggota ikut jadi pegiat diet ketogenic. Tapi, bagaimana dengan anak-anak. Apakah aman anak-anak menjalani diet ketogenic?

Sejumlah ahli gizi mengatakan diet ketogenic tidak dianjurkan untuk anak-anak, baik untuk menurunkan berat badan atau bertujuan untuk kesehatan.

"Lemak sangat penting untuk kesehatan anak-anak, begitu juga karbohidrat. Membatasi jenis makanan apa pun tidak disarankan. Pendekatan inklusif adalah kunci untuk membangun kebiasaan sehat yang berkelanjutan," kata Rachel Fine, ahli diet terdaftar dan pemilik To The Pointe Nutrition, mengutip SheKnows.

Begitu juga yang disampaikan Dr.Josh Axe, pendiri Ancient Nutrition dan penulis buku terlaris Keto Diet. Menurutnya, diet keto masih tidak direkomendasikan baik untuk penurunan berat badan anak-anak dan remaja. Alasannya masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan efek jangka panjang dan segala risiko yang mungkin terjadi.

Bahkan Axe bilang, beberapa ahli khawatir diet ketogenic berbahaya bagi anak-anak. Sebab, mereka membutuhkan setidaknya karbohidrat dalam jumlah sedang untuk mendukung pertumbuhan dan untuk aktif secara mental dan fisik.

"Kekhawatiran termasuk kemungkinan membatasi asupan karbohidrat anak Anda dapat berubah. Mereka menjadi pemilih makanan, menyebabkan mereka kekurangan nutrisi, atau meningkatkan risiko untuk masalah-masalah seperti rendahnya kepadatan tulang, sembelit, kelelahan, mudah marah, dan mengidam karena serat rendah dan asupan kalori yang rendah," katanya.

Axe menjelaskan, ketika orang dewasa menjalani diet ketogenic mereka bisa memilih untuk memonitor asupan protein mereka. Tapi diet rendah karbohidrat tidak dianjurkan untuk anak-anak.

"Biarkan anak Anda memilih berapa banyak protein yang mereka butuhkan untuk merasa kenyang dan berenergi," kata Axe.

ilustrasi anak dan diet ketogenicilustrasi anak dan diet ketogenic/ Foto: Istock
"Juga, ingat bahwa diet keto tidak membutuhkan nol karbohidrat, sehingga keluarga Anda masih bisa makan hal-hal seperti kacang, beri dan yogurt dalam jumlah kecil. Pilih saja sumber karbohidrat Anda dengan bijak dan hindari hal-hal seperti biji-bijian, roti, nasi, pasta, jus dan minuman manis lainnya," tambahnya.

Jadi mengapa diet keto bukan ide yang bagus untuk anak-anak? Menurut Lisa Richards, ahli gizi dan pencipta Diet Candida, diet ketogenic menyebabkan tubuh memasuki kondisi ketosis, yang mengakibatkan pembakaran lemak sebagai sumber utama bahan bakar.

Apabila dibiarkan berkembang, itu dapat menyebabkan ketoasidosis, yakni kondisi yang lebih serius di mana darah menjadi asam dan dapat mengancam jiwa. "Ini karena tubuh membakar lemak pada kecepatan yang sedemikian cepat sehingga hati tidak dapat mengimbangi pemrosesan keton," kata Richards.

Menurutnya, seorang anak mungkin juga tidak bisa mengetahui kapan mereka memasuki fase ketoasidosis. Maka dari itu, anak-anak tidak dianjurkan mengikuti keto. Namun, pada saat anak-anak remaja, mungkin tak masalah untuk mencoba diet ketogenic, kata Richards. Apabila orang tua ragu, bicarakan dengan dokter anak.

Ahli gizi dan olahraga, Jansen Ongko, MSc., RD, menjelaskan diet ketogenic biasanya digunakan untuk menurunkan berat badan. Meskipun penggunaannya dalam pemangkasan lemak tubuh dan penurunan berat badan masih diperdebatkan, berbagai penelitian telah membuktikan bahwa diet ketogenic cukup berhasil dalam menurunkan berat badan.

Meskipun diet ketogenic cukup efektif untuk menurunkan berat badan, Jansen menekankan bahwa menurut penelitian perubahan pola diet ini tentunya akan berdampak pada tubuh apabila dilakukan dalam jangka panjang. Dampak tersebut di antaranya gangguan keseimbangan hormon, gangguan metabolisme tubuh, dan gangguan emosional.

Simak juga cara membuat perut rata dengan bola pilates di video ini. 
(rdn/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda