Jakarta -
Takut mengenalkan
makanan baru pada si kecil, Bun? Wajar kok. Apalagi jika makanan itu dikhawatirkan bisa bikin bayi kita alergi.
Ibu baru sering diperingatkan untuk menghindari makanan seperti kacang, ikan, dan telur untuk diberikan pada bayi. Beberapa ibu menunggu sampai anak memasuki usia prasekolah karena takut si kecil alergi.
Sekarang justru para ibu dan ayah harus didorong untuk memperkenalkan makanan alergen lebih awal. Harapannya dapat mencegah alergi makanan pada anak sejak dini.
"Sekarang bisa dimengerti jika menunda untuk mengenalkan makanan tertentu tidak mengurangi risiko alergi makanan anak," kata Frank Greer, MD, neonatologi di Madison, Wisconsin, dikutip dari
Parents.
Mengenalkan anak dengan makanan alergen sejak dini justru memotong rantai
alergi. Studi LEAP menemukan jika bayi memiliki insiden lebih rendah terkena alergi kacang jika diberi protein kacang daripada menghindarinya.
Sedangkan dalam studi EAT, memberi makan telur lebih awal ternyata membantu mencegah alergi juga, Bun.
American Academy of Allergy Asthma and Immunology (AAAAI) mengatakan, makanan alergen seperti produk susu, telur, kedelai, gandum, kacang, ikan dan kerang dapat diberikan kepada bayi antara usia 4 sampai 6 bulan. Ada banyak cara untuk menyajikan makanan ini kepada bayi Anda, seperti memberinya puree ikan atau mengoleskan tipis selai kacang pada biskuit bayi.
Ilustrasi bayi makan/ Foto: istock |
Nah, berikut 3 cara lain mengenalkan makanan alergen pada bayi:
1. Puff atau bubuk kacangKacang dalam bentuk utuh dan selai cukup berbahaya karena bisa buat bayi tersedak. Alternatif mengenalkan protein kacang, yaitu dalam bentuk bubuk.
"Bisa campurkan bubuk kacang dalam susu atau yoghurt. Puff kacang juga bisa dijadikan campuran makanan karena mudah larut dalam air," ujar ahli diet dan pendidik, Sally Kuzemchak, MS, RD.
2. Makanan bayi yang telah difomulasikan khususBunda bisa pilih makanan bayi yang mengandung delapan alergen umum, seperti telur, kacang tanah, kacang pohon (almond), ikan, dan kerang. Carilah jenis makanan yang dicampur puree buah-buahan organik.
3. Campuran bubuk makanan alergenSelain berbentuk puree, makanan alergen pada bayi ada yang berbentuk bubuk. Misalnya, dalam bentuk campuran susu, telur, kacang, almond, gandum, salmon, dan tambahan vitamin D.
Beberapa hal yang harus diperhatikan menurut AAAAI:
- Jika ada riwayat alergi di keluarga, baiknya konsultasi dulu ke dokter sebelum memberi makanan alergen.
- Kenalkan makanan alergen di rumah, bukan di luar rumah seperti daycare atau restoran.
- Tunggu setelah
bayi mulai terbiasa dikenalkan makanan padat sebelum memberikan makanan alergen.
Bunda, simak juga cara Bunda Seleb yang mengajarkan anak menyapih sendiri di video berikut:
(ank/rdn)