HaiBunda

PARENTING

Bunda, Anak Takut Bukan Berarti Lemah, Apa Bedanya?

Melly Febrida   |   HaiBunda

Kamis, 23 Jan 2020 13:21 WIB
Ilustrasi anak takut/ Foto: iStock
Jakarta - Anak-anak mungkin merasa takut ketika bertemu orang baru. Begitu juga ketika harus maju ke depan kelas. Tapi, takut dan cemas itu berbeda lho, Bunda. Dan takut bukan menandakan anak itu lemah.

"Merasa takut bukan berarti anak itu lemah. Setiap orang terkadang akan merasa gugup atau takut," kata Elinor Greenwood, dalam buku My Mixed Emotions: Learn to Love Your Feeling.


Greenwood menjelaskan, seseorang ketika menghadapi ketakutan, tubuh dengan sendirinya siap melakukan aksi cepat atau melindungi diri. Seperti apa saja?


1. Otak akan melepaskan hormon stres
2. Pupil mata melebar dan penglihatan jadi kabur
3. Tangan jadi gemetar
4. Telinga seakan-akan kehilangan pendengaran
5. Mulut jadi kering
6. Bulu lengan berdiri
7. Jantung berdetak cepat
8. Kulit menjadi merona
9. Otot menjadi tegang
10. Perut tiba-tiba mulas
11. Kandung kemih mengendur

Ilustrasi anak takut/ Foto: iStock
Lantas apa beda takut dan cemas? Greenwood bilang, orang selalu menggunakan dua kata ini untuk menunjukkan perasaan yang kurang menyenangkan. Takut lebih ke perasaan ketakutan.

"Anda bisa merasa takut dengan kegelapan atau sesuatu yang menakutkan seperti ular," kata Greenwood.

Berbeda dengan cemas yakni perasaan khawatir. Greenwood mencontohkan, seseorang cemas bisa karena punya teman di sekolah barunya, atau cemas bisakah lulus ujian. Namun, rasa cemas ini bisa semakin kuat karena pikiran di kepala seakan memberi 'makan' pada rasa takut.

Bicara tentang rasa takut, ini sangat erat kaitannya dengan upaya anak agar terhindar dari bahaya atau ancaman. Ya, bisa jadi anak mengalami fobia karena ketakutan yang berlebihan setelah mengalami kejadian tertentu. Meski wajar, tapi jangan sampai perasaan ini memengaruhi aktivitas anak sehari-hari.

Menurut Elianna Platt, seorang pekerja sosial di Child Mind Institute, New York, Amerika Serikat, merasa takut terkadang adalah bagian normal dan sehat saat anak-anak tumbuh dewasa.


Sebagai orang tua, naluri alami kita seringkali menenangkan dan menghibur. Namun, secara realistis kita sulit melakukannya. Kita jarang selalu ada untuk membantu anak-anak menjadi tenang.

"Kami ingin memberi anak-anak kesempatan berlatih melewati situasi sulit, tetapi bagi banyak orang tua itu lebih mudah diucapkan daripada dilakukan," kata Platt dikutip dari Child Mind.

Bunda, simak juga cara Shahnaz Haque memberi motivasi pada anak-anaknya, dalam video berikut:

(muf/muf)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

5 Potret Lamaran Brisia Jodie & Jonathan Alden, Kompak Pakai Kebaya dan Beskap Warna Hijau

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Cerita Perempuan 30 Th Alami Kanker Serviks Stadium Akhir, Ini Gejala yang Dialami

Kehamilan Amrikh Palupi

Ini Alasan Kenapa Bunda Tak Boleh Paksa Si Kecil Memeluk Saudaranya

Parenting Ajeng Pratiwi & Randu Gede

Berobat Pakai Asuransi Bayar 10% Ditunda, Ini Penjelasan OJK

Mom's Life Amira Salsabila

Arti Nama Axel dan 30 Rangkaiannya untuk Anak Laki-laki, Modern & Damai Maknanya

Nama Bayi Annisya Asri Diarta

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

5 Potret Lamaran Brisia Jodie & Jonathan Alden, Kompak Pakai Kebaya dan Beskap Warna Hijau

Cerita Perempuan 30 Th Alami Kanker Serviks Stadium Akhir, Ini Gejala yang Dialami

Berobat Pakai Asuransi Bayar 10% Ditunda, Ini Penjelasan OJK

Arti Nama Axel dan 30 Rangkaiannya untuk Anak Laki-laki, Modern & Damai Maknanya

Ini Alasan Kenapa Bunda Tak Boleh Paksa Si Kecil Memeluk Saudaranya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK