Jakarta -
Quaden Bayles, bocah 9 tahun yang di-bully karena kondisi Dwarfisme atau tubuh kerdil akhirnya buka suara. Dalam video yang beredar di medsos, Bayles menceritakan kisahnya, Bun.
Dalam wawancaranya bersama
National Indigenous Television (NITV), bocah asal Australia itu mengaku tak suka pergi ke sekolah. Alasannya karena banyak pembully.
"Tidak terlalu suka (pergi ke sekolah). Banyak pembully, mereka tidak pernah melihat orang yang berbeda," kata Bayles, dikutip dari
Daily Mail.Bayles lalu mendorong orang-orang untuk berhenti melakukan bullying. Ia ingin setiap orang saling bersikap baik satu sama lain.
"Tidak baik saat kamu bicara kasar pada orang lain. Jika kamu melihat seseorang yang berbeda, jangan kasar, cukup tersenyum dan katakan 'Hai'," ujar Bayles.
"Akan lebih baik jika mereka tahu orang lain yang memiliki penyakit atau suatu kondisi tertentu, dan cukup menjadi baik," sambungnya.
Wawancara ini menjadi yang pertama bagi Bayles sejak videonya yang menangis usai di-bully viral. Juru bicara keluarga mengungkap, Bayles dan keluarganya sudah beberapa kali menolak wawancara di Amerika dan Inggris.
Mereka bahkan menolak diwawancarai komedian terkenal Ellen DeGeneres dan memilih NITV untuk mendukung media lokal. Dalam wawancaranya ini, keluarga Bayles sama sekali tidak dibayar, Bun.
"Semua informasi benar, dia tidak dibayar untuk wawancara. Keluarga memiliki hubungan spesial dan terpercaya dengan NITV, setelah pertama kali berbagi cerita Bayles saat berusia empat di acara Living Black tahun 2015," kata juru bicara tersebut.
 Quaden Bayles/ Foto: Instagram @_quadosss |
Setelah videonya viral, Bayles mendapat banyak dukungan dari seluruh dunia. Termasuk dari aktor terkenal Hugh Jackman.
Mengutip Insider, dalam waktu kurang dari sehari, GoFundMe yang dibuat oleh komedian Amerika Brad Williams berhasil mengumpulkan lebih dari $ 366,000 atau setara dengan 5 miliar, dari 16.500 donatur di seluruh dunia. Williams juga memiliki kondisi Dwarfisme seperti Bayles.
Terakhir, didapatkan data bahwa telah lebih dari 20.000 donatur ikut menyumbang. Hasil sumbangan itu akan diberikan ke Quaden dan ibunya untuk mengunjungi Disneyland di California.
Namun, baru-baru ini keluarga Bayles menyatakan untuk tak menggunakan hasil donasi untuk jalan-jalan, Bun. Mereka justru menyumbangkan semuanya untuk badan amal yang membantu melawanÂ
bullying dan bunuh diri.
"Anak mana yang tak ingin pergi ke Disneyland, apalagi jika memiliki kondisi seperti Bayles. Tapi kakak saya bilang, 'ayo kembali ke isu utama'. Anak ini baru saja di-bully. Berapa banyak lagi kasus bunuh diri terjadi di sekitar kita karena bullying," ungkap bibi Bayles, Mundanara pada NITV News.
"Seberapa pun inginnya kita ke Disneyland, komunitas kita akan mendapatkan manfaatnya," sambungnya.
Mengajarkan anak berani menghadapi bullying memang enggak mudah, Bun. Namun, sejak kecil kita bisa menanamkan rasa percaya diri pada anak.
"Dengan begitu, anak merasa ada yang menonjol di dirinya," kata Dr Rose Mini M.Psi.
Cara lain yang enggak kalah penting adalah melakukanÂ
komunikasi emosional pada anak. Tujuannya agar Bunda mengerti kebutuhan si kecil. Menurut psikolog Patricia Yuannita, M.Psi., dengan cara ini, orang tua bisa melatih skill untuk melihat emosi anaknya sendiri.
"Selanjutnya, orang tua bisa melatih emosi anak, mengajarkannya berbagai emosi seperti emosi saat marah atau sedih," ujar wanita yang akrab disapa Yoan ini.
Bunda, simak juga cara mendidik anak agar tak menjadi korban bullying, di video berikut:
[Gambas:Video Haibunda]
(ank/som)