Jakarta -
Suami merupakan partner Bunda dalam membina rumah tangga. Termasuk dalam mengasuh dan mendidik anak.
Tapi, bagaimana denganÂ
suami baru yang harus ikut mengasuh anak dari pernikahan Bunda sebelumnya? Bagaimana bila sikapnya berbeda dan membuat anak Bunda merasa disisihkan?
Pertanyaan ini muncul dalam sesi sharing kami bersama komunitas Motherhope Indonesia dalam wujud Kuliah WhatsApp (Kulwap). Sebagai narasumber, hadir Novy Yulianty,M. Psi, dengan tema "Teknik Mengatasi Sibling Rivarly".
"
Mohon maaf Bun sebelumnya saya akan bercerita sedikit. Saya menikah dengan suami pertama dan dikaruniai seorang anak laki laki (4 thn) lalu saya bercerai. Selanjutnya saya menikah dengan suami saya sekarang ini dan dikaruniai seorang anak perempuan(2thn).Tentu perlakuan suami saya berbeda dengan anak kandungnya dan anak saya yang laki laki sepertinya memiliki ciri ciri yang tertera pada artikel contohnya sering berbicara kasar. Pertanyaannya, bagaimana cara memperbaiki anak yang telah sibling rivalry?" Silvia Wida
 Ilustrasi orang tua dan anak/ Foto: iStock |
Jawab: Hallo Bunda Silvia Wida, saya dapat memahami kebingungan Bunda saat ini. Apalagi Bunda pasti sedih melihat perubahan perilaku Si Kakak. Perubahan perilaku termasuk berbicara kasar sebenarnya adalah suatu bentuk protesnya, di samping juga memang ingin
mencari perhatian kedua orang tuanya.
Coba lebih sering lagi dampingi Si Kakak ya, Bun. Tanyakan perasaannya. Lakukan aktivitas bermain berdua tanpa Adik misalnya. Lalu tidak lupa pula komunikasikan dengan suami saat ini tentang apa yg terjadi pada Kakak dan coba mendiskusikan jalan keluarnya.
"Saya sudah berusaha agar tidak terjadi sibling rivalry pada Kakak dan Adik. Namun terkadang lingkungan luar keluarga inti yang menganggap Kakak sudah besar, mencontohkan hal yang baik dan harus selalu mengalah pada Adik. Bagaimana mengatasi hal ini? Saya takut Kakak menjadi tidak nyaman dan muncul rasa cemburu berlebihan pada adiknya. Terimakasih." -Ida.
Jawab: Baik Bunda Ida, kekhawatiran Bunda sebenarnya adalah hal yang wajar dan syukurlah saat ini Bunda ingin mencari solusinya. Memang pola pengasuhan itu harus konsisten dan sama prinsipnya antar-anggota keluarga inti dengan keluarga besar.
Namun, jika sudah terlanjur anak dilabel sebagai 'Kakak yang selalu harus baik sebagai contoh dan harus selalu mengalah', kitalah sebagai orang tuanya yg sebisa mungkin objektif. Tadi yang saya sampaikan saat mengatasi sibling di poin "Bersikap efektif dalam menyelesaikan pertengkaran". Di situ nanti bisa diterapkan bagaimana orang tua sebagai penengah bukan HAKIM. Artinya tetap menganggap situasi perselisihan anak sebagai suatu yg objektif dan rasional.
Masalah orang tua sambung ternyata bukan hanya dialami oleh orang biasa, Bun. Enno Lerian yang pernah gagal berumah tangga pun pernah merasakannya. Mantan penyanyi cilik ini punya cara berkomunikasi dengan anak saat ia menikah lagi untuk kedua kalinya.
[Gambas:Video Haibunda]
(ziz/ziz)