Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Cegah Corona dengan Semprot Disinfektan, Bahayakah bagi Anak Pengidap Asma?

Melly Febrida   |   HaiBunda

Jumat, 27 Mar 2020 16:39 WIB

Penyemprotan disinfektan gencar dilakukan guna mencegah penyebaran virus Corona. Lantas, apakah bahan kimia yang terkandung bahaya bagi anak pengidap asma?
Bahayakah penyemprotan disinfektan bagi anak pengidap asma?/ Foto: Getty Images/iStockphoto/StephanieFrey
Jakarta - Penyebaran virus Corona COVID-19 yang begitu cepat membuat orang gencar melakukan pencegahan. Salah satunya dengan menyemprot ruangan dengan cairan disinfektan atau memanggil jasa untuk penyemprotan disinfektan. Tapi, Bunda yang memilik anak-anak perlu berhati-hati, apalagi kalau si kecil mengidap asma.

Produk yang labelnya menyebutkan 'disinfektan' secara hukum berbeda dari yang labelnya mengklaim hanya membersihkan. Produsen harusnya membuktikan, bahan aktif dalam disinfektan itu membunuh bakteri tertentu, seperti Staphylococcus aureus yang dapat menyebabkan infeksi darah, paru-paru, tulang, dan katup jantung, di permukaan. Produsen juga harus membuktikan klaim label tentang virus tertentu.


Pemutih (natrium hipoklorit) merupakan salah satu bahan aktif yang mungkin Bunda lihat di beberapa produk disinfektan. Bahkan, beberapa orang membuat cairan disinfektan DIY dari pemutih pakaian. Tak hanya itu, Hidrogen peroksida juga digunakan untuk disinfektan.

Senyawa amonium kuarter (QAC) atau 'quats' juga merupakan bahan aktif yang dapat ditemukan dalam produk pembersih rumah tangga seperti tisu disinfektan. Biasanya, di label muncul dengan nama seperti alkyl dimethyl benzyl ammonium chloride, dan benzyl ammonium chloride.

"Tisu yang mengandung quat mungkin perlu mendapat perhatian khusus bagi anak-anak," kata Dawn Gouge, Ph.D., ahli entomologi kesehatan masyarakat di University of Arizona, Amerika Serikat (AS), dikutip dari Tulsa Kids.

Menurut Gouge, dalam penggunaan quats sama seperti pestisida lain, biasanya harus berhati-hati. Dijelaskan, quats berpotensi memicu alergi dan asma, begitu juga dengan pemutih.

"Jauhkan dari jangkauan anak-anak," tegas Gouge.

Penyemprotan disinfektan di sekolahPenyemprotan disinfektan di sekolah/ Foto: Agung Pambudhy
Menurut analisis tentang Sistem Pelabelan Produk Pestisida EPA pada 2019 dan penelitian lain, yang diterbitkan dalam American Journal of Infection Control (AJIC), asma terjadi pada tingkat yang lebih tinggi pada orang dewasa yang menggunakan disinfektan dan pembersih secara teratur dalam pekerjaan. Misalnya petugas kebersihan dan petugas kesehatan.

Tetapi beberapa penelitian menghubungkan disinfektan dengan efek kesehatan pada anak-anak. Sebuah studi pada 2005 yang diterbitkan di JAMA, para peneliti dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan lembaga-lembaga lain meninjau, laporan kasus penyakit yang berhubungan dengan pestisida di sekolah dan pusat perawatan anak dari 1998 hingga 2002.

Peneliti menemukan, disinfektan termasuk pemutih dan quats, terlibat dalam 830 dari 2.593 penyakit atau cedera terkait pestisida. Misalnya iritasi pada mata, kulit, atau pernapasan atas pada anak-anak sekolah.

"Masalah-masalah yang disebabkan oleh bahan kimia ini pada orang dewasa, juga bisa terjadi pada anak-anak," jelas Susan Pacheco, M.D., associate professor of pediatrics di University of Texas McGovern Medical School.

Sekarang ini, beberapa karyawan hingga disemprot cairan disinfektan demi mencegah terinfeksi dan penularan virus Corona. Apa bisa cairan ini masuk ke pori-porinya?

"Cairan disinfektan yang mengenai kulit tidak dapat masuk ke pori-pori kulit ataupun ke pembuluh darah," jelas dokter spesialis kulit dan kelamin dari DNI Skin Centre, dr I Gusti Nyoman Darma Putra, Sp.KK, melansir dari detikcom.

Sementara itu, dikutip Healthy School, anak-anak itu lebih rentan terhadap risiko kesehatan lingkungan daripada orang dewasa, Bunda. Anak-anak masih berkembang, yang berarti paparan bahan kimia beracun bisa lebih memengaruhi mereka.

Anak-anak menghirup lebih banyak udara per pon berat badan daripada orang dewasa, dan juga lebih dekat ke tanah, tempat bau kimiawi sering menyatu. Residu kimia dapat merusak jaringan mata dan kulit, dan dapat diserap melalui kulit dan dibawa ke organ tubuh.

Anak-anak bermain di lantai atau tanah, dapat menelan bahan kimia melalui konsumsi atau sentuhan tangan ke mulut, atau dapat menjilat residu dari permukaan, seperti mainan atau meja.


Bunda, simak juga apa saja manfaat renang di pagi hari untuk anak-anak, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]



(muf/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda