Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Anak 10-18 Tahun Rentan Kena COVID-19, IDAI: 30 Persen Meninggal Dunia

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Jumat, 25 Jun 2021 11:17 WIB

Kacamata COVID-19
Anak 10-18 Tahun Rentan Kena COVID-19, IDAI: 30 Persen Meninggal Dunia/ Foto: iStock

Kasus positif COVID-19 di Indonesia melonjak selama beberapa pekan terakhir. Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun banyak yang terpapar virus ini, Bunda.

Data nasional menunjukkan bahwa kasus positif COVID-19 pada anak usia 0-18 tahun adalah 12,5 persen. Sementara itu, data Case Fatality Rate (CFR) atau jumlah anak yang meninggal karena COVID-19 mencapai 3 sampai 5 persen.

Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDAI), Prof. DR. Dr. Aman B. Pulungan, Sp.A(K), FAAP, FRCPI(Hon) menyampaikan bahwa 50 persen kematian anak karena COVID-19 terjadi pada balita. Selama seminggu ini, kasus kematian anak akibat COVId-19 ada sekitar 13 orang.

"Kita dari IDAI selalu mengatakan bahwa anak itu bisa kena COVID-19 dan bisa meninggal. Minggu ini yang meninggal ada sekitar 13 anak. Jadi, setiap hari itu ada dua anak yang meninggal dan ini cukup tinggi. Harusnya anak-anak itu tidak boleh meninggal," kata Aman, dalam Webinar Peran Anak Sebagai 2P (Pelopor dan Pelapor) dalam Penanggulangan Covid-19: Perspektif Perlindungan Anak via Zoom, Kamis (24/6/21).

Banner Pria Pati TriliunerBanner Pria Pati Triliuner/ Foto: HaiBunda/ Mia Kurnia Sari

Tak cuma pada balita, COVID-19 juga rentan tertular pada anak di kelompok usia 10-18 tahun, Bunda. Di rentang usia ini, anak remaja menjadi sorotan IDAI.

Menurut Aman, anak remaja cenderung sulit mendengarkan nasihat orang tua terkait COVID-19. Mereka justru lebih percaya dengan omongan teman sebaya atau orang sekitar yang dianggap hebat.

"30 persen yang meninggal antara usia 10-18 tahun dan ini kan usia remaja. Jadi remaja kita ini juga tidak bisa diatur. Mereka ini adalah kelompok manusia yang merasa dunia ini punya mereka, jadi mereka punya dunia sendiri," ujar Aman.

"Mereka ini tidak mau mendengarkan kecuali dari peer grup atau yang orang yang hebat. Kalau tidak mau mendengarkan apa kata kita, nanti mereka ini tidak akan sempat lagi melawati usai 18 tahun."

Aman mengatakan bahwa anak remaja sebenarnya bisa menjadi agen perubahan untuk teman sebayanya. Simak penjelasan lengkap di halaman berikutnya ya.

Simak juga kisah Fanny Fabriana saat keluarganya positif COVID-19, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]


PERAN REMAJA HADAPI COVID-19

Family with kids in face mask in shopping mall or airport. Mother and child wear facemask during coronavirus and flu outbreak. Virus and illness protection, hand sanitizer in public crowded place.

Anak 10-18 Tahun Rentan Kena COVID-19, IDAI: 30 Persen Meninggal Dunia/ Foto: iStock

Anak usia 10-18 tahun rentan terpapar COVID-19 bila tak patuhi protokol kesehatan, Bunda. Menurut Ketua IDAI, Aman B. Pulungan, anak di usia ini perlu diberikan sosialisasi untuk menjadi agen perubahan.

Mereka harus bisa menerapkan protokol kesehatan di mana pun berada. Selain itu, anak di usia remaja ini juga diharapkan berani melawan COVID-19.

"WHO menanggap saat inilah anak remaja harus dilibatkan sebagai agent of change. Anak ini bisa menjadi depresi kerana pandemi. Padahal kita harus bisa kita lawan ini pandemi dan jangan takut," ujar Aman.

Jika anak tidak taat, maka mereka harus mau untuk di-tracing. Sementara jika timbul gejala, maka anak harus mau dites.

"Salah satu yang membuat angka kematian tinggi adalah karena terbatas atau kurangnya testing. Kalau tidak taat protokol akan sulit. Kalau tidak taat, harus bisa di-tracing, kalau ada gejala berani di-testing," ujar Aman.


(ank/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda