HaiBunda

PARENTING

Bunda, Hindari Kesalahan Ini Saat Hadapi Sibling Rivalry

Melly Febrida   |   HaiBunda

Kamis, 16 Apr 2020 10:14 WIB
Ilustrasi sibling rivalry/ Foto: Getty Images/iStockphoto/KatarzynaBialasiewicz
Jakarta -

Sibling rivalry alias persaingan saudara kandung umum terjadi ya, Bunda. Salah satu penyebabnya ternyata bisa karena kesalahan orang tua, yang ikut campur dalam konflik di antara kakak dan adik. Seperti apa kesalahannya?

Dikatakan psikolog Novy Yulianty, M.Psi, sibling rivalry biasanya muncul karena memperebutkan kasih sayang orang tua. Persaingan ini akan mengandung unsur kompetisi, kecemburuan, marah, hingga benci.


"Dampak bagi orang lain adalah anak akan menunjukkan perilaku buruk pada orang lain di luar rumah. Ia juga akan memiliki pola hubungan dengan orang lain," papar Novy.

Dijelaskan juga oleh Wendy Mogel, seorang psikolog klinis yang juga penulis The Blessing of a Skinned Knee dan Voice Lessons for Parents, kesalahan yang sering orang tua lakukan yang akhirnya memperkuat sibling rivalry, yakni membuat salah satu anak salah.

Mogel memberi contoh kasus, saat salah satu anak memukul saudaranya dengan mainan, Bunda tentu akan mengatakan yang memukul itu yang salah.

"Tapi ini bukan pengadilan. Anda tidak menimbang bukti, Anda harus memahami perasaan," kata Mogel, mengutip Washington Post.

Ilustrasi sibling rivalry/ Foto: Getty Images/iStockphoto/kiankhoon


Menurutnya, ketika anak-anak sedang bertengkar, orang tua sebaiknya tidak berdebat siapa yang benar dan siapa yang salah. Sebaiknya, orang tua menjelaskan mengapa perilaku itu terlarang. Kemudian dengarkanlah keluhan setiap anak, lalu renungkan kembali apa yang Bunda dengar.

"Anak-anak adalah pengacara yang hebat, Anda tidak akan menang," kata Mogel.

Pada saat anak-anak bertengkar, kata Mogel, orang tua bisa melihat situasi, apakah ini saatnya mengajukan solusi untuk masalah tersebut, atau apakah sudah waktunya untuk mendinginkan suasana?

"Jika ini terdengar sulit, memang benar, dan itu perlu latihan. Cobalah untuk tetap mengamati. Katakanlah 'Bunda mendengar suara-suara yang sangat keras! Semua teriakan ini menyakiti telingaku!', ketimbang mengatakan 'Mengapa kamu berteriak sepanjang waktu! Kamu bertingkah seperti bayi!'. Yang diperbaiki perilakunya bukan anak itu," jelasnya.



Bunda, simak juga keseruan artis drama Korea asal Indonesia, Yannie Kim, mendidik dua anak dengan budaya campuran Indonesia-Korea. Di video Intimate Interview berikut:



(muf/muf)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Kompak Banget, Potret Nikita Willy dan Nona Willy Liburan Bareng Suami dan Anak ke Jepang

Mom's Life Nadhifa Fitrina

KPR Lunas, Andhara Early Gunting Semua Kartu Kredit agar Tak Lagi Berutang dan Hindari Riba

Mom's Life Annisa Karnesyia

Pesona Moka Fang Istri Aaron Kwok Setelah Melahirkan Anak Ketiga, Tunai Pujian Bun

Kehamilan Annisa Karnesyia

Mengenal Protein Energy Ratio dan Pentingnya untuk Tumbuh Kembang Anak

Parenting Nadhifa Fitrina

Pindah ke Australia, Begini Persiapan Indra Bekti dan Aldila Jelita

Mom's Life Amira Salsabila

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

73 Lagu Rohani Kristen Terbaik dan Terpopuler, Penyembahan & Pujian Syukur

Kompak Banget, Potret Nikita Willy dan Nona Willy Liburan Bareng Suami dan Anak ke Jepang

Mengenal Protein Energy Ratio dan Pentingnya untuk Tumbuh Kembang Anak

Pesona Moka Fang Istri Aaron Kwok Setelah Melahirkan Anak Ketiga, Tunai Pujian Bun

7 Cara Menghadapi Mertua Egois yang Selalu Memaksakan Kehendak

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK