Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Anak Belajar Puasa Diberi Reward, Apa Efek di Masa Depan?

Melly Febrida   |   HaiBunda

Rabu, 06 May 2020 10:19 WIB

Keluarga muslim
Ilustrasi anak berpuasa diberikan reward/ Foto: Getty Images/faidzzainal
Jakarta - Anak-anak sudah ikut berpuasa, Bunda? Untuk anak usia 5 tahun atau di bawahnya tentu bukan hal mudah mengajaknya sahur. Apakah Bunda kerap menjanjikan reward atau hadiah agar si kecil semangat?

Ya, membangunkannya saja bisa penuh drama ya, Bun. Ujung-ujungnya, biasanya Bunda menjanjikan reward kalau si kecil mau sahur dan berpuasa, meski hanya beberapa jam. Nah, apakah ini tepat? Bahaya enggak ya untuk masa depannya?


Dikatakan Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari, international parenting trainer dan direktur Auladi Parenting School, kebanyakan orang menyangka hadiah sama dengan reward. Padahal maksud dan tujuannya berbeda. Ia lebih memilih menyebutnya ganjaran untuk mengganti kata reward pada kondisi seperti ini.

"Ganjaran atau reward diberikan orang tua kepada anak dengan tujuan sebagai 'pembayaran' atas hasil kerja anak. Ganjaran diberikan sebagai upaya orang tua mendorong atau memanipulasi (dalam artian positif) anak agar melakukan barter untuk sesuatu yang orang tua inginkan," kata pria yang akrab disapa Abah Ihsan, dalam buku 7 Kiat Orang Tua Shalih Menjadikan Anak Disiplin dan Bahagia.

Abah Ihsan mencontohkan ganjaran yang sering orang tua berikan ketika bangun subuh, tamat puasa, atau hafal Alquran beberapa juz. Untuk mendapatkannya, anak harus 'kerja' terlebih dahulu. Baru orang tua memberikan ganjarannya.

"Hadiah tidak seperti itu, hadiah diberikan orang tua kepada anak tanpa ada syarat apapun," ujarnya.

Menurut Abah Ihsan, hadiah dimaksudkan orang tua untuk membagi kasih sayang kepada anak dengan ikhlas tanpa syarat. Sedangkan ganjaran dimaksudkan untuk mendorong perbuatan baik anak.

"Tujuan ganjaran adalah agar anak bersemangat mengejar prestasi baik dan mendorong anak berbuat baik, yang nantinya bermanfaat untuk anak sendiri," jelasnya.

Keluarga muslimKeluarga muslim/ Foto: Getty Images/faidzzainal
Namun, Abah Ihsan mengingatkan apabila pemberian reward atau ganjaran ini tidak dikelola dengan baik bisa menjadi bumerang di kemudian hari. Anak bisa saja melakukan perbuatan baik atas dasar imbalan.

"Reward tidak diberikan pada pekerjaan atau tugas yang seharusnya memang wajib dilakukan anak. Misalnya soal rutinitas harian seperti membereskan kasur, mengerjakan PR, membereskan mainan, dan lain-lain," pungkasnya.

Terkait usia anak mulai berpuasa, Dr dr.Fiastuti Witjaksono, M.Sc, MS, Sp.GK, menjelaskan, anak yang mau belajar berpuasa boleh-boleh saja, Bunda. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

"Asalkan anak sehat, tumbuh kembangnya tidak terganggu, di atas 5 tahun anak sudah boleh diajari berpuasa dan bertahap ya," kata dokter yang akrab disapa Fias ini, mengutip detikcom.

Menurutnya, usia 5 tahun merupakan tumbuh kembang optimal pada anak. Setelah usia 5 tahun, anak sudah boleh berpuasa meskipun tidak langsung 14 jam dari Subuh hingga Maghrib.

Secara bertahap, Fias menjelaskan, baiknya ajak sahur anak tidak terlalu pagi sehingga anak tahu bahwa ada kegiatan berpuasa. Kalau anak sedang sakit dan tumbuh kembangnya terganggu, sebaiknya tunda dulu mengajarkan si kecil berpuasa.


Bunda, simak juga cara tegas Meisya Siregar mendidik ketiga anaknya, dalam video Intimate Interview berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]

(muf/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda