Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

4 Tanda Anak Perfeksionis, Salah Satunya Mencela Diri Sendiri

Melly Febrida   |   HaiBunda

Sabtu, 11 Jul 2020 13:06 WIB

Ilustrasi ibu dan anak
Ilustrasi ibu dan anak/ Foto: Getty Images/iStockphoto/macniak
Jakarta -

Pribadi yang perfeksionis identik ingin terlihat sempurna di segala hal. Dan Bunda bisa melihat tanda-tanda perfeksionisme pada anak sejak usia balita.

Memang, sebagian anak cenderung memiliki sifat perfeksionisme yang wajar. Tapi jika dibiarkan, perfeksionisme bisa jadi faktor risiko depresi klinis dan kecemasan.

Penelitian menunjukkan, perfeksionisme meningkat di antara anak-anak dan remaja dalam beberapa dekade terakhir. Dan saat anak-anak mencapai usia remaja, antara 25 dan 30 persen memiliki perfeksionisme maladaptif, yakni berjuang untuk kesempurnaan yang tidak realistis sehingga menyebabkan mereka sakit.

Dikatakan Dunya Poltorak, Ph.D., seorang psikolog medis pediatrik dan dewasa muda, pada anak-anak yang cenderung perfeksionis biasanya sama seperti orang tuanya. Tapi, Bunda bisa melihat tanda-tanda anak memiliki sifat perfeksionisme yang bermasalah.

1. Mencela diri

Satu tanda anak Anda cenderung perfeksionis yang mungkin luar biasa adalah mencela diri sendiri. Anak mungkin mengatakan hal-hal seperti, 'Aku enggak mampu. Aku sangat bodoh. Aku benci diriku sendiri. Aku enggak bisa melakukan sesuatu dengan benar'.

"Komentar yang mencela diri sendiri itu sangat mengkhawatirkan," kata Poltorak, dikutip dari NY Times.

Angry offended little girl ignoring not listening mother words, advice, mum hugging, talking with stubborn, upset daughter at living room, bad upbringing, difficult behavior of childIlustrasi anak kecewa/ Foto: Getty Images/iStockphoto/fizkes

2. Sulit mengatasi kegagalan

Dijelaskan Poltorak, tanda lain anak perfeksionis yakni kesulitan mengatasi kegagalan yang dirasakan. "Bagi seorang anak biasanya merasa frustrasi lantaran sesuatu tidak sesuai keinginan mereka. Jadi masalah kalau itu sering terjadi dan mereka tidak bisa move on," katanya.

3. Takut mencoba

Tanda ketiga adalah anak menghindar untuk mencoba hal-hal baru yang sebenarnya ingin mereka lakukan. Dikatakan Marisa Porges, kepala Sekolah Baldwin di Bryn Mawr, Pa., Dan penulis buku What Girls Need: How to Raise Bold, Courageous, and Resilient Women, saat anak mencoba sesuatu yang baru atau penugasan ke tingkat selanjutnya, itu akan membuat mereka takut dikritik.

4. Tidak puas

Gordon Flett, Ph.D., direktur Pusat Penelitian Anak dan Remaja LaMarsh di Universitas York, menjelaskan, tanda anak perfeksionis selanjutnya yakni susah merasa bahagia atau puas dengan prestasi. Ini karena mereka begitu sibuk memilah-milah kemenangan.

Sebuah studi juga mengungkap, ternyata perfeksionis bukanlah karakter yang dibuat seseorang untuk menunjukkan jati diri sebenarnya. Dipaparkan tim peneliti dari Michigan State University, sifat ini ditentukan oleh gen dan dimiliki seseorang sejak lahir.

"Kami menemukan, ada komponen genetik yang kuat di balik perfeksionisme, begitu juga antara perfeksionisme dengan tingkat kecemasan orang yang memiliki sifat itu," kata ketua tim peneliti studi, Dr. Jason Moser dikutip detikcom.

Ia lalu menjelaskan, bahkan ada kontribusi khusus yang signifikan dari lingkungan luar rumah si perfeksionis. Tapi anehnya, peneliti tak menemukan bukti bahwa lingkungan rumah sendiri ada kaitannya dengan sifat itu.

Bunda, simak juga yuk cara tegas Meisya Siregar dalam mendidik ketiga anaknya, dalam video Intimate Interview di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]

(muf/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda