Gangguan psikologis pada anak ternyata banyak macamnya, Bunda. Sebagai orang tua, ada baiknya kita mengetahui berbagai jenis gangguan psikologis yang bisa dialami anak.
Orang tua sering mengeluh melihat perilaku anaknya yang kasar atau kurang memperhatikan. Bahkan sampai berkomentar, meniru perilaku siapa ini. Padahal, di balik perilaku anak yang bermasalah itu bisa jadi ada pengaruh dari orang tua, anggota keluarga, atau masyarakat sekitar.
Sebuah studi di Inggris menemukan, anak-anak dengan ibu yang mudah emosional memiliki risiko lebih besar terkena depresi, kegelisahan dan berperilaku nekat di usia remaja. Para peneliti ini berasal dari University of Bristol, Exeter, Kings's College of London dan Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development.
Disebutkan, semakin banyak sifat-sifat negatif yang dimiliki ibu, semakin besar risiko terhadap kesehatan mental anak.
"Kita tahu, jika orang tua memiliki masalah kesehatan mental sendiri, anak mereka juga menghadapi risiko yang lebih besar, tetapi kita tahu lebih sedikit tentang peran kepribadian orang tua," tutur Dr Rebecca Pearson, penulis utama penelitian, dikutip dari Medical Xpress.
Sementara itu, dikatakan Sagari Gongala, B.Sc, ahli pengasuhan anak bersertifikat dari Yale University, apabila perilaku yang bermasalah ini semakin rumit, maka itu merupakan gangguan psikologis. Namun, perkembangan psikologis pada anak bisa karena faktor internal yakni karena bawaan (alami), serta lingkungan luar seperti dari pengasuhan orang tua.
"Memahami psikologis anak-anak bisa jadi menantang. Jika Anda memiliki lebih dari satu anak, psikologis anak pertama mungkin berbeda dari anak tengah, yang mungkin berbeda dari anak bungsu Anda," kata Gongala.
Dikutip dari Mom Junction, Gongala memaparkan 8 jenis gangguan psikologis yang umum dialami anak-anak. Apa saja? Bunda lihat di halaman selanjutnya ya.
Simak juga yuk, penuturan Shahnaz Haque yang merasa gagal sebagai ibu. Di video Intimate Interview berikut ini:
Anak-anak dengan ADHD menampilkan tiga karakteristik utama, yakni kurang perhatian, impulsif, dan hiperaktif. Anak dengan ADHD juga bisa gelisah, agresif dan bersemangat.
2. Depresi dan gangguan bipolar
Anak-anak dengan gangguan bipolar cenderung mengalami perubahan suasana hati yang tiba-tiba, hiperaktif dalam waktu yang lama diikuti kelesuan, amarah, frustrasi dan perilaku menantang.
3. Anxiety Disorder
Anak-anak dengan gangguan kecemasan umumnya cenderung khawatir berlebihan akan segalanya. Bahkan, mereka cenderung tidak bisa tidur karena masalah yang paling sepele.
4. Sindrom Asperger
Ini adalah bentuk autisme yang ringan. Gejalanya termasuk kurangnya keterampilan sosial, tidak suka dengan perubahan rutin dan lingkungan yang akrab, tidak ada kontak mata, gerakan dan ekspresi wajah yang tidak biasa, kurangnya empati dan keterampilan motorik yang canggung.
Klik NEXT untuk lihat gangguan psikologis anak lainnya.
Ini adalah gangguan psikologis yang membuat anak kesulitan belajar. Gejalanya termasuk ketidakmampuan untuk memperhatikan, ingatan yang buruk, koordinasi yang buruk, ketidakmampuan untuk mengikuti instruksi atau arahan, dan kurangnya organisasi.
6. Disruptive Behavior Disorder
Anak-anak dengan gangguan ini mungkin cenderung menggertak orang lain, mengisolasi diri dari situasi sosial, menghancurkan harta benda atau melukai binatang dengan sengaja, berbohong atau bahkan mencuri barang-barang.
7. Gangguan makan
Anak-anak dengan gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia cenderung memiliki kebiasaan makan yang tidak normal. Gangguan ini biasanya karena obsesif dengan penambahan berat badan dan penampilan fisik. Gejalanya meliputi ketidakmampuan untuk makan apa pun, muntah dan makan berlebihan.
8. Skizofrenia
Skizofrenia tidak umum pada anak-anak, tak seperti pada orang dewasa. Gejala gangguan psikologis ini termasuk menarik diri dari lingkungan sosial, sulit tidur, kurang motivasi, penurunan kinerja di sekolah, depresi, pelupa, dan berperilaku aneh.
"Jika Anda berpikir bahwa anak Anda menunjukkan gejala gangguan yang disebutkan di atas, segera konsultasikan dengan profesional medis," saran Gongala.