Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Anak Alami Gangguan Psikologis Hanya Jalani Terapi Online, Apakah Efektif?

Melly Febrida   |   HaiBunda

Senin, 15 Jun 2020 11:16 WIB

Busy Family Home With Mother Working As Father Prepares Meal
Ilustrasi terapi online/ Foto: Getty Images/iStockphoto/monkeybusinessimages
Jakarta -

Anak-anak yang memiliki masalah perilaku, seperti tantrum yang persisten dan perilaku agresif membutuhkan terapi. Tapi, di masa pandemi Corona ini mungkin sulit menjalani terapi di klinik atau rumah sakit.

Kini, terapi online bisa jadi solusinya, Bunda. Para peneliti di University of New South Wales (UNSW) Sydney melakukan uji coba terapi online. Dan hasil temuannya diterbitkan dalam jurnal Behaviour Therapy.

Pada uji coba tersebut melibatkan anak-anak berusia antara 1,5 dan 4 tahun yang memiliki gangguan psikologis. Anak-anak ini mendapat rujukan program dari profesional medis atau layanan komunitas parenting.

"Intervensi online ini sangat ampuh untuk memperbaiki perilaku anak," kata Dr. Georgette Fleming, peneliti pascadoktoral di School of Psychology, UNSW Science dan penulis utama penelitian ini, dikutip dari Medical Express.

Menurut penjelasan Fleming, hampir 90 persen anak-anak yang menyelesaikan pengobatan ini memiliki kisaran nilai normal pada akhir program.

"Ini merupakan langkah menarik dengan membawa penelitian berbasis universitas ke dunia nyata," ujar Fleming.

Ini pertama kalinya dilakukan pelatihan manajemen orang tua online. Dengan kondisi pandemi COVID-19 telah mendorong banyak terapi psikologis untuk bergerak online.

Terapi ini berlangsung rata-rata selama 10 sesi bermain yang melibatkan orang tua dengan anak. Terapis yang langsung menonton melalui video, memperhatikan dengan cermat perilaku anak yang mengganggu dan respons orang tua.

Close up mother and little daughter sit on couch having fun using tablet computer watching cartoons online or educational program. Modern wireless tech and leisure with kid, parental control conceptIlustrasi terapi online/ Foto: Getty Images/iStockphoto/fizkes

Kemudian para terapis melatih orang tua tentang cara mengelola perilaku negatif yang berbeda, seperti yang terjadi secara real time melalui headset nirkabel yang dipakai orang tua.

"Kami berharap studi efektivitas ini memberi semangat kepada para praktisi dan keluarga di saat tingginya kecemasan dan ketidakpastian," kata Fleming.

Fleming mencatat sebagai studi pendahuluan, penelitian ini memiliki keterbatasan. Misalnya saja ukuran sampel yang kecil.

"Selanjutnya, kami berencana untuk memperluas penelitian untuk memasukkan ukuran sampel yang lebih besar dan membandingkan terapi dengan intervensi lain," kata Fleming.

Mengenai perilaku anak, ada yang namanya terapi berkisah yang merupakan bagian dari penerapan prinsip hipnoterapi, Bunda. Terapi berkisah ini mengandalkan bahasa untuk membantu anak mengubah perilaku yang tampak.

Dipaparkan Susanti Agustina, yang pertama kali mempopulerkan biblioterapi di Indonesia, dalam berkomunikasi itu ada tiga hal yang memengaruhi keberhasilan yakni bahasa tubuh 55 persen, pilihan kata 7 persen, dan intonasi kata 38 persen.

"Semakin ekspresif bahasa tubuh saat berkisah bagus, ditunjang intonasi kalimat dan pemilihan kata yang baik, akan semakin bagus kisah untuk terapi perilaku anak," kata wanita yang akrab disapa Bunda Susan, dalam bukunya Biblioterapi untuk Pengasuhan.

Bunda, simak juga penjelasan tentang ecoterapi atau terapi alam untuk kesehatan anak, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

(muf/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda