HaiBunda

PARENTING

Usia Berapa Anak Mulai Bisa Berempati? Bunda Simak Yuk Penjelasan Ahli

Melly Febrida   |   HaiBunda

Selasa, 14 Jul 2020 09:29 WIB
Ibu dan anak/ Foto: Getty Images/filadendron
Jakarta -

Orang tua umumnya mengajarkan anak-anaknya untuk berbagi dan bersikap baik pada orang lain. Tapi, semua butuh proses dan ini membuat orang tua khawatir. Belum mau berbagi bukan berarti perilaku anak tidak baik ya, Bunda.

Dr.Hiba Shata, pakar perkembangan anak mengatakan, anak yang belum mau berbagi dengan anak-anak lain bukan berarti anak yang enggak baik. Bunda enggak perlu cemas.

"Kebaikan merupakan salah satu emosi manusia yang mendasar. Kegagalan seorang anak dalam menunjukkan kebaikan kepada anak-anak lain bukan berarti mereka jahat. Ini adalah keterampilan yang berfungsi eksekutif, yang membutuhkan waktu untuk berkembang sepenuhnya," ungkap Shata, dilansir Gulf News.


Menurut Shata, kebanyakan anak yang berkebutuhan khusus atau tidak, akan sangat sulit karena memerlukan kombinasi banyak keterampilan. Termasuk berpikir, menyatukan kata-kata, interaksi sosial, dan banyak berkomunikasi.

Berdasarkan ilmu pengetahuan, kata Shata, biasanya anak-anak bisa menunjukkan empati terhadap orang lain pada usia dua tahun.

"Anak-anak dengan kebutuhan khusus tidak ada bedanya dengan anak-anak pada umumnya ketika merasakan kebahagiaan, rasa sakit, atau marah ke orang lain," ujar Shata.

Ibu dan anak/ Foto: Getty Images/iStockphoto/fizkes

Namun apabila anak-anak kurang terampil dalam bahasa, atau tidak tahu bagaimana mengekspresikan emosi mereka, atau belum belajar bagaimana memeluk ketika bahagia, kata Shata, anak mungkin belum dapat mengekspresikan empati dan mungkin lebih sering menunjukkan perlawanan atau amukan untuk mengekspresikan emosinya.

Shata memahami setiap orang tua pasti mengharapkan anaknya bersikap baik ke orang lain, serta bisa berteman. Karena itu, sebagian orang tua ada yang mendorong anak-anaknya tumbuh dengan sifat baik. Sedangkan orang tua lain tidak seperti itu.

Yang perlu orang tua ingat, semakin kita mendorong anak bersikap baik, maka akan terbentuk kebaikan itu secara alami pada anak-anak.

"Jika kita tidak mendorong anak-anak untuk berbuat kebaikan dan membantu mereka memahami dampak dari kata-kata, serta tindakan mereka kepada orang lain, dan mendukungnya dengan menguatkan dan memberikan penghargaan positif, kita seharusnya tidak mengharapkan mereka untuk bersikap baik dalam semua situasi," jelas Shata.

Untuk anak-anak berkebutuhan khusus, kata Shata, mungkin memerlukan lebih banyak dukungan dalam keterampilan sosial serta komunikasi. Karena semuanya tidak datang secara alami tanpa bantuan.

Tapi Bunda perlu memperhatikan, tidak semua anak berkebutuhan khusus memiliki tantangan di bidang ini. Anak-anak dengan keterlambatan perkembangan dan Gangguan Spektrum Autisme akan mendapat manfaat dari program Analisis Perilaku Terapan, yang akan mengajarkan teori pikiran, keterampilan sosial, keterampilan komunikasi, dan keterampilan fungsi eksekutif.

Program-program ini akan memberi anak keterampilan dalam memahami banyak konsep, serta membantu mengembangkan hubungan sosial dan keterampilan hidup adaptif fungsional.

"Jika anak Anda tidak ingin berinteraksi dengan anak-anak lain karena mereka lebih suka menyendiri, atau bermain sendirian, dan tidak tertarik untuk berpartisipasi dalam aksi sosial ini, Anda tidak boleh memaksa mereka untuk melakukannya," tutur Shata.

Penulis dari India, Raksha Bharasia, menuliskan dalam buku Roots and Wings, penelitian menunjukkan bahwa pada usia dua tahun, anak-anak mulai mengembangkan kepedulian terhadap orang lain dan sering mencoba menghibur orang tersebut.

Dan jangan lupa Bunda, anak itu peniru ulung. Kalau Bunda bisa menebak perasaan seseorang, walaupun berbeda dengan yang Bunda alami, kemungkinan anak-anak akan menerapkan hal itu juga.

"Yang terpenting, tunjukkan empati kepada anak-anak kita," ujar Rakhsa Barasia.

Bunda, simak juga yuk penyesalan Winda Viska lantaran perilaku kasar anak akibat gadget. Di video Intimate Interview berikut ini:

(muf/muf)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Parenting ZAHARA ARRAHMA

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

Parenting Nadhifa Fitrina

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Menyusui Amrikh Palupi

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

Cara Diet Aktor Korea Yoon Si Yoon untuk Turunkan BB 5 Kg dalam 1 Hari

Mom's Life Arina Yulistara

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Khayru Putra Gunawan Sudrajat Kerap Dibully saat Kecil, Kini Sudah Kuliah di Australia

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK