Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

5 Tanda Bayi Sembelit yang Tak Boleh Diabaikan, Kembung hingga Ogah Makan

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Selasa, 28 Jul 2020 14:18 WIB

Ilustrasi bayi menangis
5 Tanda Bayi Sembelit yang Tak Boleh Diabaikan, Kembung hingga Ogah Makan/ Foto: istock
Jakarta -

Bagi orang dewasa, mengalami konstipasi atau sembelit tentu sudah biasa. Tapi bagaimana dengan bayi ya? Dijelaskan seorang dokter anak, Jay L. Hoecker, M.D, ternyata sembelit bisa terjadi ketika anak mulai makan MPASI, Bunda.

"Sembelit pada bayi sering dimulai ketika bayi mulai makan makanan padat," ujarnya dikutip dari Mayo Clinic, Senin (27/7/2020).

Peralihan ini lah yang membuat organ pencernaan bayi melakukan adaptasi dengan kebiasaan barunya. Tentu, ini harus menjadi perhatian bagi orang tua.

Ya, Bunda mungkin bisa dengan jelas memperhatikan tawa, cegukan, dan tangisan bayi untuk mendapat petunjuk tentang kesehatan mereka. Namun, beberapa tanda masalah seperti sembelit bisa sedikit lebih sulit dideteksi.

Gerakan usus, misalnya, akan banyak berubah sepanjang hidup bayi. Dari waktu ke waktu perubahan itu dapat memberikan tanda bahwa bayi mengalami sembelit.

Untuk itu, Bunda perlu tahu nih apa saja tanda bayi sembelit. Berikut tandanya, dikutip dari Healthline Parenthood:

1. Frekuensi BAB jarang

Jumlah buang air besar yang dimiliki seorang anak setiap hari akan berfluktuasi, terutama saat Bunda memperkenalkannya pada makanan baru. Jika anak tidak buang air besar lebih dari beberapa hari, dan kemudian buang air besar, mereka mungkin mengalami sembelit.

2. Mengejan dan menangis saat BAB

Sembelit tidak hanya didefinisikan oleh frekuensi buang air besar yang jarang, tetapi juga oleh konsistensi dari tinja yang keras. Jika anak tegang dan mengejan saat buang air besar, ini mungkin merupakan tanda sembelit.

Bayi sembelit sering menghasilkan tinja yang sangat keras seperti tanah liat. Kotoran keras bisa sulit untuk dilewati, sehingga mereka dapat mendorong atau menekan lebih dari biasanya untuk mengeluarkannya. Mereka mungkin juga rewel dan menangis ketika buang air besar.

Bayi menangis saat ibunya mengganti popok.ilustrasi bayi menangis/ Foto: Thinkstock

3. Darah di tinja

Jika Bunda melihat garis-garis darah merah terang pada tinja anak, kemungkinan itu merupakan pertanda bahwa anak berusaha keras untuk buang air besar. Mendorong dan mengejan tinja yang keras dapat menyebabkan robekan kecil di sekitar dinding anus, yang dapat menyebabkan darah dalam tinja.

4. Perut kencang

Perut kencang bisa menjadi tanda sembelit. Kembung dan tekanan yang disebabkan oleh sembelit dapat membuat perut anak terasa penuh atau kencang.

5. Menolak makan

Bayi mungkin merasa cepat kenyang jika mengalami sembelit. Bayi mungkin juga menolak makan karena merasa tidak nyaman.

Nah, jika Bunda menemui beberapa tanda seperti di atas, Bunda bisa sesegera mungkin untuk mengatasinya. Salah satunya adalah memijat perut bayi. Namun, tidak sembarangan memijat. Ada teknik khususnya, Bunda. Tekniknya diberi nama teknik I Love You.

Bagaimana cara memijat dengan teknik I Love You ini? Dr. Boy Abidin dari Dr.Oz Indonesia menjelaskan bahwa cara memijatnya mudah, gunakan dua jari, dengan menekan perut bayi secara perlahan ke arah atas. Atau membentuk huruf I, Bunda.

"Kemudian, pijat dengan pola huruf L, dan terakhir dengan pola huruf U. Supaya lebih nyaman, Bunda juga bisa gunakan minyak yang ada kandungan penghangatnya, seperti minyak telon," ujarnya.

Selain teknik I Love You tadi, Bunda bisa menggerakkan kaki bayi dengan gerakan seperti sedang mengayuh sepeda. Tujuannya supaya pencernaan lebih lancar dan mudah buang air besar.

Selain melakukan pijat, Boy juga menyarankan untuk memberi lebih banyak cairan kepada bayi. Bayi membutuhkan cairan dari ASI untuk memperlancar buang air besar.

Semoga membantu ya.

Simak juga video soal review popok bayi melalui video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]



(aci/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda