Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Kunci Menghadapi Anak Picky Eater, Ternyata Bunda Enggak Boleh Stres

Melly Febrida   |   HaiBunda

Senin, 24 Aug 2020 14:33 WIB

Asian child does not like to eat vegetables and refuse to eat healthy vegetables
Menghadapi anak susah makan/Foto: iStock
Jakarta -

Menghadapi anak picky eater rasanya bikin puyeng kepala ya, Bunda. Mulai usia 2 tahun, anak cenderung sudah bisa pilih-pilih makanan. Enggak heran kalau mereka jadi susah makan nih, Bunda.

Kalau sudah begini, sebagian Bunda pun jadi suka menyalahkan diri sendiri. Padahal, memaksakan anak makan hanya membuatnya semakin pilih-pilih makan lho.

Ahli gizi Nishta Saxena menjelaskan, balita adalah sosok yang temperamental jika berkaitan dengan makanan. Sakit atau ada hal sepele seperti hari pertama dititipkan di daycare, bisa mengubah rutinitas makan anak.

Pemilihan rasa dan seberapa banyak porsi yang ingin dimakan merupakan hal alami pada anak-anak. Hal itu terjadi karena anak sedang membangun kemandiriannya. Selain itu, Bunda juga perlu tahu, kadang anak menolak makanan sebagai bentuk perlawanan terhadap orang tua, bukan karena mereka enggak suka.

"Apapun alasan balita enggak mau makan, ini biasanya terjadi beberapa hari atau minggu dan umumnya enggak berdampak signifikan pada kesehatan anak. Namun, ada yang perlu diperhatikan orang tua. Selama tumbuh kembang anak masih sesuai kurva pertumbuhan, itu enggak masalah," kata Nishta, dikutip dari Today Parent.

Sarah Ockwell-Smith, spesialis metode Gentle Parenting menceritakan pengalamannya sewaktu menghadapi anaknya yang picky eater. Ia bertanya-tanya kesalahan apa yang sudah dilakukannya, saat menyapih. Atau makanannya tidak enak, atau karena ia terlalu memaksa anaknya makan.

"Saya menyuapi anak saya, memintanya, memarahinya ketika dia tidak makan dan menghabiskan waktu berjam-jam memasak sesuatu untuk menggugah seleranya. Jika saya pernah membaca atau mendengar tentang suatu metode di suatu tempat, maka saya mencobanya. Tidak ada yang berhasil. Semua usaha gagal dan makanan dibuang membuat menjadi semakin cemas, stres, dan takut," kata Ockwell-Smith dalam buku The Gentle Eating Book

Ockwell-Smith menyadari bahwa saat memaksa anak makan, ia telah membuat ramalan terwujud dengan sendirinya dan membuatnya semakin pilih-pilih. Penelitian juga telah menunjukkan bahwa ketika para ibu frustrasi akibat anak-anaknya kurang makan, mereka lebih cenderung semakin pilih-pilih makan.

"Semakin banyak menekan atau menyuapi anak untuk makan, semakin sedikit dia makan. Ketika saya santai dan hanya menerimanya apa adanya, pilih-pilih makan dan sebagainya, saya memperhatikan memberikan efek positif pada makanannya," ujar Ockwell-Smith.

Menurutnya, dengan mengurangi tekanan secara perlahan akan mendorongnya untuk makan lebih banyak. Lama kelamaan, pilih-pilih makanannya mulai mereda.

"Itu tidak cepat, butuh beberapa tahun sampai saya tidak menganggap dia 'pilih-pilih'," kata Ockwell-Smith.

Ockwell Smith mengingatkan, tak ada solusi cepat untuk memperbaiki picky eater. Yang Bunda perlukan mencoba perlahan sehingga anak tak terlalu rewel soal makanan.

"Terburu-buru ingin berubah pada akhirnya akan menjadi bumerang, memperburuk pola makan. Jadi, yang terpenting ekspektasi Anda dalam waktu itu realistis. Jangan berpikir dalam dalam hitungan hari atau bahkan minggu, tetapi bulan dan tahun," tegasnya,

Ia mengingatkan tujuan gentle eating itu sendiri ingin menciptakan kebiasaan makan sehat seumur hidup.

Bunda, simak juga yuk faktor-faktor yang mempengaruhi anak susah makan dalam video di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]



(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda