Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Tips Bercerita Malin Kundang ke Anak agar Menarik dan Tidak Membosankan

Melly Febrida   |   HaiBunda

Kamis, 01 Oct 2020 09:28 WIB

Shot of an attractive young pregnant woman reading her daughter a bedtime story on a tablet
Tips bercerita Malin Kundang ke anak/ Foto: Getty Images/PeopleImages

Anak-anak sekarang lebih senang menonton YouTube ketimbang mendengarkan cerita rakyat. Padahal stok cerita anak tidak terbatas jumlahnya. Misalnya saja Malin Kundang yang mengandung pesan moral untuk anak-anak.

Seperti yang kita tahu ya, Bunda, kalau cerita Malin Kundang mengajarkan bakti anak-anak kepada orang tua. Tapi, sebelum menceritakan Malin Kundang ke anak, apalagi si kecil masih balita, Bunda perlu memperhatikan beberapa hal agar pesan moralnya dapat ditangkap oleh anak. 

Malin Kundang merupakan cerita rakyat Sumatera Barat. Malin Kundang adalah anak seorang janda bernama Mande Rubayah. Saat besar, Malin pergi merantau dan kembali dengan istrinya. Rupanya Malin berbohong, ia menyebut ibunya bukan seorang janda, melainkan dari keluarga bangsawan.

Malu dengan istri, Malin tak mau mengakui ibunya itu. Dikutuklah Malin Kundang menjadi batu. Pesan moral yang bisa disampaikan ke anak adalah hormati orang tua dan jangan durhaka ke orang tua terutama ibunda.

Dengan membacakan dongeng cerita rakyat seperti ini, Bunda bisa mengajarkan banyak hal kepada anak. Menurut Dra Roswitha Ndraha, pendiri Layanan Konseling Keluarga dan Karier (LK3), bercerita untuk si Kecil memiliki banyak manfaat bagi perkembangan moral anak. Dan pendidikan moral bisa ditanamkan sejak dini melalui sebuah cerita. Tapi, tentunya harus memperhatikan batasan usia anak agar bisa memahami cerita tersebut.

"Berceritalah sesuai dengan usia anak," kata Roswitha. "Bercerita untuk anak batita tentu akan berbeda dengan gaya bercerita untuk anak yang sudah duduk di sekolah dasar," katanya lagi dalam Parents Guide: Growing Up Usia 2 Tahun.

Pada usia batita atau balita, nilai yang penting disisipkan itu adalah keteladanan. Selain itu, mendongeng juga dapat dimanfaatkan untuk melatih anak mengenal kosakata, kalimat, nama, benda, warna, rasa, atau nama orang. Oh ya, membacakan cerita ke batita atau balita harus melihat waktu Bunda, sebisa mungkin tidak lebih dari lima menit. Anak-anak di usia tersebut bisa merasa bosan.

"Selain itu, waktu bercerita lebih panjang daripada ketika bercerita untuk anak berusia di bawah setahun. Jangan lebih dari lima menit," imbuh Roswitha.

Untuk lebih menarik perhatian anak, Bunda bisa menggunakan alat peraga misalnya saja boneka tangan, bunyi-bunyian pendukung cerita dari alat musik sederhana, ataupun mulut agar menarik.

"Cerita harus dibuat menarik agar si Kecil mau mendengar. Gunakan ekspresi, kalimat, serta ungkapan ataupun istilah yang bisa dimengerti anak," katanya.

Sependapat dengan Roswitha, Jeanne W Lepper, dosen dari Psychology Department di Stanford University. Menurutnya, bercerita akan melancarkan komunikasi antara orang tua dan anak. 

"Selain itu, anak juga akan terlatih kepekaannya untuk lebih menghargai cinta, kesabaran, kejujuran, dan nilai lainnya," ujar Lepper.

Wah, mengingat banyaknya manfaat yang bisa didapat dari bercerita kepada anak, tak ada salahnya menyempatkan waktu 5 menit untuk mendongeng tentang Malin Kundang ya, Bunda.

Selamat mencoba!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda