Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Cerita Fabel yang Diminati Anak-anak, Lebih Mudah Diserap Pelajaran Hidupnya

Melly Febrida   |   HaiBunda

Senin, 12 Oct 2020 09:46 WIB

young mother reading a story to her toddler in his bedroom
Cerita Fabel yang Diminati Anak-anak, Lebih Mudah Diserap Pelajaran Hidupnya/ Foto: Getty Images/MartinPrescott

Pernahkan Bunda memperhatikan, buku cerita atau dongeng untuk anak-anak kebanyakan menggunakan tokoh binatang, ketimbang orang. Ini dikenal dengan fabel, isi ceritanya tentang kehidupan binatang. Tapi, binatang-binatang yang menjadi tokoh itu digambarkan memiliki perilaku seperti manusia. Biasanya, cerita fabel berisi konflik antar tokoh hewan. 

"Mereka bisa berbicara, bekerja, berpikir, atau melakukan aktivitas manusia," kata Kevin Donnelly, Direktur Education Standards Institut dan penulis Educating your child: it's not rocket science dikutip The Australian.


Ahli budaya sastra dari Australia, Dr Lara PhD, mengatakan bahwa cerita seperti fabel ini dalam sastra dikenal antropomorfisme. Maksudnya, sifat-sifat manusia dimasukkan ke non-manusia. Dan ini sudah ada sejak lama dalam literatur anak-anak.

"Teks populer untuk anak-anak sangat bergantung pada dialog non-manusia.  Alasannya adalah historis dan psikologis," kata Lara.

Lara mengatakan, banyak juga budaya kuno yang menghasilkan cerita dengan menggunakan flora dan fauna sebagai sentuhan.  Cerita ini sebenarnya tak harus untuk anak-anak saja, tapi semua usia.

Pada buku tipe fabel ini, kehadirannya juga untuk beberapa tujuan. Terutama  untuk pendidikan baca tulis, pendidikan moral, dan kesenangan.  Yang paling populer adalah kombinasi cerdas dari ketiganya yang menawarkan kesenangan dari cerita yang menarik, dengan satu atau dua pelajaran yang menyenangkan. Namun, manfaat mendasarnya itu untuk meningkatkan literasi. 

"Karakter hewan membuat pelajaran hidup lebih mudah," kata Lara

Kalau Bunda lihat, buku anak-anak dengan karakter binatang seringkali tampak sederhana. Padahal berisi konten yang sangat berpengaruh, Bunda.  Sayangnya untuk orang dewasa yang bermaksud baik, sebuah pelajaran yang disampaikan oleh kadal yang hidup dapat menyerang rumah dengan kekuatan yang lebih besar daripada momen mengajar orang tua!

Mengenai membacakan dongeng, Kanya Cittasari, pendongeng dari Dongeng Musikal Zack &  mengatakan, di usia Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), anak lebih suka jenis dongeng fabel atau cerita kehidupan hewan yang bertindak seolah-olah sebagai manusia. 

"Saat sudah memasuki usia sekolah, cerita tentang fantasi atau keseharian dengan konflik yang sedikit lebih berat lebih disukai anak-anak," tambahnya. 

Sementara itu, menurut Sarah McGeown, dosen psikologi perkembangan di Universitas Edinburgh, membaca buku cerita dan bercerita dengan anak merupakan aktivitas bonding yang menyenangkan.

Dengan membacakan dongeng untuk anak, tidak hanya sekadar menghibur, namun juga menambah wawasan sekaligus menanamkan nilai-nilai moral pada diri mereka.  

Pendongeng Agus DS atau biasa disapa Kak Agus dalam bukunya berjudul Tips Jitu Mendongeng (2009) mengatakan, "Mendongeng adalah salah satu cara untuk menanamkan nilai luhur pada anak serta salah satu cara untuk belajar berbahasa, bernalar, dan berekspresi."

Simak juga manfaat mendongeng untuk anak dalam video berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]



(som/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda