HaiBunda

PARENTING

Penyebab Radang Tenggorokan pada Bayi & Balita, Serta Cara Mengatasinya

Annisa Afani   |   HaiBunda

Selasa, 20 Oct 2020 07:06 WIB
Penyebab Radang Tenggorokan pada Bayi & Balita, Serta Cara Mengatasinya/Foto: iStock
Jakarta -

Ketika si kecil demam atau mengalami hidung tersumbat, mungkin Bunda dan Ayah akan lebih mudah mengetahuinya. Namun ketika mengalami sakit atau radang tenggorokan akan lebih sulit karena bayi atau balita sulit untuk memberitahu atau menggambarkan perasaannya.

Bayi dan balita di bawah 2 tahun cenderung tidak mengeluh tentang sakit tenggorokan. Itu sebagian karena mereka tidak memiliki kosakata untuk menjelaskan gejala yang dirasakan.

Kendati demikian, Bunda dan Ayah bisa memperhatikan gejala-gejala yang ditunjukkan, seperti rasa tidak nyaman atau gejala lainnya. Radang tenggorokan menjadi hal umum dialami oleh bayi dan balita.


Penyebab radang tenggorokan

Sebagian besar, radang tenggorokan disebabkan oleh kondisi yang mendasarinya. Penyebab radang tenggorokan paling umum adalah infeksi virus yang mirip seperti flu dan pilek. Namun dalam beberapa kasus bisa dipicu faktor lingkungan.

"Hidung berair bisa membuat tenggorokan kering dan teriritasi. Lendir bersifat asam; bila menetes, dapat menginfeksi tenggorokan dan membuatnya sakit," kata dokter anak di New York, TJ Gold, MD, dikutip dari The Bump.

Selain itu, jika bayi mengalami kongesti, mereka kemungkinan besar akan membiarkan mulutnya terbuka untuk membantu bernapas. Ini juga bisa menyebabkan tenggorokannya menjadi kering dan teriritasi.

Sementara itu, beberapa kondisi yang mungkin memengaruhi atau menyebabkan radang tenggorokan pada bayi dan balita, dikutip dari What to Expect, di antaranya pilek, flu, serta penyakit tangan, kaki, dan mulut. Selain itu, herpangina, alergi, dan iritasi pada asap atau polusi udara.

Gejala radang tenggorokan

Selain terlihat mengalami hidung tersumbat atau batuk, beberapa gejala yang dialami bayi dan balita saat mengalami radang tenggorokan, yakni:

  • Menolak makan atau minum, termasuk yang menjadi favoritnya.
  • Menangis atau tampak kesakitan saat menelan.
  • Adanya pembengkakan pada kelenjar di sisi lehernya.
  • Bagian belakang tenggorokannya tampak merah atau bengkak.
  • Muncul bintik-bintik putih di tenggorokan atau amandelnya.
  • Nafasnya bau.

Biasanya, radang tenggorokan ini dapat hilang dengan sendirinya dalam 7-10 hari, Bunda. Namun terkadang, radang tenggorokan bisa tampak menjadi hal yang lebih serius, dan menimbulkan gejala lainnya.

"Anda mungkin melihat tanda-tanda gangguan tambahan, seperti muntah terus-menerus atau kuat, diare, ruam, demam tinggi dan, dalam kasus yang lebih parah, mereka mungkin mengalami kesulitan bernapas atau menelan," kata dokter anak, DeAnn Moore dari Children's Hospital di Montefiore di New York.

Pengobatan rumahan radang tenggorokan

Untuk mengatasi masalah radang tenggorokan pada bayi dan balita, ada beberapa cara yang dapat Bunda coba. Mengutip dari Medical News today, berikut di antaranya:

1. Menyusui

Pada bayi yang masih menyusu, tetap menyusuinya dapat membantu untuk meringankan rasa sakit, Bunda. Sejumlah penelitian telah mendokumentasikan bahwa menyusui dapat menghilangkan efek rasa sakit, dan menghentikan bayi yang menangis akibat iritasi di tenggorokannya.

Bayi yang menyusui mungkin ingin lebih banyak menyusu saat mereka sakit. Jika memungkinkan, susui si kecil sesuai permintaan dan sesering yang diinginkannya.

2. Menjaga kelembapan

Bayi dengan radang tenggorokan kemungkinan mengalami sesak napas, Bunda. Hal ini tentunya akibat dari pilek dan flu yang juga menyebabkan batuk, sehingga makin mengiritasi tenggorokannya.

Oleh sebab itu, menjaga kelembapan tenggorokan sangat dibutuhkan karena ini dapat membantu dalam mengurai penyumbatan di hidung, dan mengurangi rasa sakit. Bunda dapat menggunakan dan menempatkan humidifier di ruangan tempat bayi tidur atau balita.

3. Mandi air hangat

Mandi air hangat juga bisa membantu mengatasi masalah ini, Bunda. Ruangan harus hangat dan beruap, tapi tidak terlalu panas bagi bayi.

4. Hisap hidung

Jika bayi mengalami hidung tersumbat, Bunda dapat menggunakan bulb syringe untuk membantu membersihkannya. Agar penyedotan lebih efektif, Bunda bisa menyemprotkan atau mengoleskan larutan garam ke hidung bayi. Bunda bisa membuat semprotan garam dengan mencampurkan seperempat sendok teh garam dengan satu cangkir air hangat.

5. Obat nyeri

Bergantung pada usianya, si kecil juga bisa diberi obat pereda nyeri, Bunda. Namun, jika berusia kurang dari 3 bulan dan mengalami demam, maka harus menghubungi dokter terlebih dahulu sebelum pemberian obat.

Selain itu, Bunda juga harus mengikuti instruksi pada label obat dengan hati-hati. Produsen obat biasanya menetapkan dosis untuk bayi berdasarkan berat badan.

Pengobatan ala rumahan memang baik, namun perlu diketahui bahwa ada hal-hal yang bagus untuk tubuh, namun tak aman bagi bayi. Beberapa hal tersebut seperti:

  • Madu dan air putih

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyatakan bahwa madu dapat membantu anak-anak yang lebih tua dengan sakit tenggorokan. Namun, ini sebaiknya tidak diberikan pada bayi di bawah 12 bulan karena dapat membuatnya mengalami risiko botulisme atau keracunan karena bakteri di dalam madu lantaran pencernaannya belum sempurna.

Menurut United Nations Children's Fund (Unicef) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), selain anjuran dari dokter, bayi berusia di bawah 6 bulan juga tak diizinkan mengonsumsi air putih, Bunda. Sudah seharusnya bayi hanya menerima air susu ibu (ASI) atau susu formula.

  • Dekongestan dan obat batuk

Dekongestan dan obat batuk tidak aman diberikan pada bayi dan balita, Bunda. Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), selain tak aman bagi anak berusia di bawah 4 tahun, ini juga tidak berfungsi meredakan nyeri atau batuknya. Meski begitu, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) merekomendasikan obat yang dijual bebas, namun tidak bagi bayi yang masih berusia di bawah 2 tahun.

Bunda sebaiknya ke dokter jika si kecil mengalami gejala lebih intens dan radang tenggorokan disertai dengan beberapa gejala, seperti demam, sakit perut, kesulitan menelan makanan atau tidak minum cairan, si kecil menunjukkan tanda dehidrasi, ngiler, kelelahan ekstrem, dan nanah di bagian belakang tenggorokan. Mengunjungi dokter dapat membuat Bunda tenang dan dokter dapat memberitahu tentang tanda-tanda lain yang harus diperhatikan, yang mungkin memerlukan pemeriksaan lanjutan.

Bunda, simak juga ragam herbal untuk atas flu anak dalam video berikut ini:



(AFN/jue)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Potret Fay Nabila, Mantan Dancer Cilik yang Kini Tengah Jalani LDR dengan Suami

Mom's Life Amira Salsabila

300 Nama Yunani Aesthetic untuk Anak Laki-laki dan Artinya yang Unik & Elegan

Nama Bayi Annisya Asri Diarta

Dikira Sakit Perut Biasa, Bunda Ini Lahiran Mendadak Tanpa Sadar Hamil saat Liburan di Kanada

Kehamilan ZAHARA ARRAHMA

5 Potret Rumah Aghniny Haque bertema Minimalis, Dapurnya Idaman Banget

Mom's Life Nadhifa Fitrina

10 Obat Anak untuk Mengatasi Susah Buang Air Besar

Rekomendasi Produk Asri Ediyati

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

30 Contoh Soal Pembagian Kelas 3 SD dan Kunci Jawabannya

Dikira Sakit Perut Biasa, Bunda Ini Lahiran Mendadak Tanpa Sadar Hamil saat Liburan di Kanada

Potret Fay Nabila, Mantan Dancer Cilik yang Kini Tengah Jalani LDR dengan Suami

300 Nama Yunani Aesthetic untuk Anak Laki-laki dan Artinya yang Unik & Elegan

10 Obat Anak untuk Mengatasi Susah Buang Air Besar

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK