
parenting
Bunda Sabar Ya, Begini Lho Cara Mengatasi Anak Tantrum
HaiBunda
Senin, 30 Nov 2020 20:04 WIB

Anak yang tantrum bisa membuat orang tua menjadi frustrasi. Itu karena ketika tantrum, anak menjadi sulit dikendalikan.
Anak mungkin menangis disertai dengan teriakan, menendang, memukul, menjatuhkan badannya, hingga melarikan diri. Bahkan dalam beberapa kasus, anak yang tantrum akan menahan napas, muntah, merusak barang atau menjadi agresif.
Mengutip Kids Health, tantrum umum terjadi pada anak laki-laki dan perempuan, dan biasanya terjadi pada anak-anak usia 1 hingga 3 tahun. Namun tak semua anak mengalami tantrum, Bunda.
Meski demikian, tantrum adalah bagian normal dari perkembangan anak-anak. Tantrum adalah cara anak kecil menunjukkan mereka kesal atau frustrasi.
Penyebab tantrum
Penyebabnya tantrum dapat beragam, Bunda. Namun ini paling sering terjadi yakni karena anak tidak mendapatkan apa yang dia inginkan.
"Setiap tantrum dihasilkan dari satu hal sederhana, yakni tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan," kata psikolog klinis di Dallas, Ray Levy, PhD, dikutip dari Parents.
Emosi yang ditunjukkan oleh anak juga terjadi akibat keterampilan sosial dan emosional yang baru mulai berkembang, Bunda. Sehingga, anak seringkali tidak memiliki kata-kata yang tepat untuk mengekspresikan emosi tersebut dengan benar.
Tak hanya pada yang kecil, anak yang lebih besar juga bisa mengalami tantrum lho, Bunda. Sedikit berbeda dengan yang dialami oleh anak yang lebih kecil, anak yang lebih besar tantrum karena mencoba untuk menegaskan sesuatu yang dianggap sebagai haknya.
"Pada anak-anak berusia 3 atau 4 tahun, mereka telah tumbuh lebih mandiri. Mereka sangat menyadari kebutuhan dan keinginan sehingga ingin menegaskannya. Jika Anda tidak memenuhi keinginannya, mereka akan tantrum," tutur Levy.
Ada beberapa hal lainnya yang dapat membuat anak lebih mungkin mengalami tantrum. Mengutip dari Raising Children, berikut di antaranya:
1. Temperamen
Ini memengaruhi seberapa cepat dan kuat reaksi anak terhadap suatu hal atau peristiwa yang membuatnya frustrasi. Anak yang mudah marah mungkin lebih cenderung cepat tantrum.
2. Stres, kelaparan, dan kelelahan
Tantrum juga dapat muncul jika anak mengalami stres, lapar, kelelahan, dan stimulasi yang berlebihan. Akibatnya, hal itu dapat mempersulit anak untuk mengekspresikan dan mengelola perasaan serta perilakunya.
3. Situasi
Situasi yang tidak cocok dan mendukung si kecil bisa membuatnya menjadi tantrum. Misalnya, jika mainan miliknya diambil oleh anak yang lebih besar.
4. Emosi yang kuat
Kekhawatiran, ketakutan, rasa malu, dan marah bisa menjadi beban bagi anak-anak.
Jenis tantrum
Tantrum pada anak dapat dibagi menjadi tiga kategori dasar, Bunda. Berikut ini penjelasannya:
1. Gimme Tantrum
Ini terjadi karena permintaan akan sesuatu yang dilakukan secara terus-menerus terhadap sesuatu, seperti makanan atau camilan. Tantrum jenis ini biasanya terjadi saat anak berada di dapur atau supermarket saat melihat makanan yang diinginkannya.
"Anak-anak dibombardir dengan rangsangan visual di supermarket. Lalu perhatian ibu teralihkan dengan berbelanja," tutur Claudia M. Gold, MD, Direktur Program Kesehatan Emosional Sosial Anak Usia Dini di Rumah Sakit Newton-Wellesley, di Massachusetts.
Menurutnya, supermarket sebenarnya bisa menjadi semacam tempat yang membuat stres seorang anak. Nah, jika Bunda menganggap anak yang tantrum sebagai 'stres' dibanding 'bermasalah', itu bisa membantu Bunda menjadi lebih berempati kepadanya.
2. The Attention-Getter Tantrum
Tantrum pencari perhatian ini, biasanya terjadi karena orang tua terutama ibunya yang mendadak menjadi sibuk. Misalnya, ketika orang tua tiba-tiba mendapat telpon atau mengerjakan sesuatu, maka anak secara tiba-tiba akan mencari cara agar kembali mendapatkan perhatian.
3. The Power Struggle Tantrum
Tantrum ini dilakukan anak sebagai penegasan diri. Ini biasanya terjadi saat anak menolak ajakan untuk tidur atau diminta untuk meninggalkan taman bermain.
Mencegah tantrum
Anak yang mengalami tantrum saat di tempat umum mungkin menjadi hal yang merepotkan ya, Bunda. Untuk mengatasinya, berikut ini caranya:
1. Berikan banyak perhatian positif
Biasakan untuk menganggap si kecil sebagai anak yang baik dan beri hadiah dengan pujian serta perhatian untuk perilaku positifnya yang ditunjukkannya.
2. Beri anak kendali atas hal-hal kecil
Tawarkan pilihan kecil, seperti "Apakah kamu ingin menyikat kecil sebelum atau sesudah mandi?", dan hindari pertanyaan, seperti "Apakah kamu ingin menyikat gigi sekarang?" karena jawaban yang diberikan anak pasti tidak, Bunda.
3. Jauhkan dari objek yang dilarang
Jauhkan objek terlarang dari pandangan dan jangkauan anak, sehingga mencegah dirinya merengek hingga tantrum untuk mendapatkannya. Cara ini mungkin tidak bisa selalu dilakukan, terutama saat di luar rumah yang lingkungannya tidak dapat dikendalikan.
4. Alihkan perhatian anak
Manfaatkan rentang perhatian singkat si kecil dengan menawarkan sesuatu yang lain untuk menggantikan apa yang tidak bisa mereka miliki. Mulailah aktivitas baru untuk menggantikan aktivitas yang membuatnya frustrasi atau dilarang. Atau Bunda bisa mengubah lingkungan, dengan pindah ke ruangan lain.
5. Bantu anak mempelajari keterampilan baru
Bantu anak belajar melakukan sesuatu, Bunda. Berikan mereka pujian untuk membuatnya merasa bangga atas pencapaian yang dilakukan. Selain itu, mulailah sesuatu yang sederhana sebelum melanjutkan ke tugas lain yang lebih berat.
6. Pertimbangkan permintaan anak
Orang tua perlu mempertimbangakan apa yang diinginkan anak dengan hati-hati. Jangan terlalu sering mengikuti apa yang si kecil mau karena akan membuatnya terbiasa dengan hal tersebut.
7. Ketahui batasan anak
Jika mengetahui si kecil sudah lelah, maka Bunda perlu untuk menunda kegiatan tersebut dan mengistirahatkan anak.
Cara menangani anak tantrum
Tantrum yang terjadi pada anak memang tak dapat dihindari, Bunda. Sebagai orang tua, kita hanya mampu menerima dan menanganinya dengan beberapa cara, berikut ini:
1. Tetap tenang
Luangkan waktu sejenak untuk menenangkan diri sendiri jika diperlukan. Karena jika anak tantrum membuat Bunda marah, maka hal ini akan menjadi lebih sulit untuk ditangani.
2. Beri penghiburan
Tantrum harus ditangani secara berbeda tergantung penyebabnya. Kadang, Bunda mungkin perlu memberikan penghiburan. Jika anak lelah atau lapar, inilah waktunya untuk tidur siang atau makan camilan. Di lain waktu, Bunda bisa mengalihkan tantrum dengan melakukan aktivitas baru.
3. Berempati pada anak
Bunda perlu memahami apa yang anak rasakan dan memposisikan diri menjadi dirinya. Misalnya dengan menanyakan perasaanya setelah terjadi sesuatu seperti, "Kamu pasti sedih ya karena es krimnya jatuh?".
Cara ini perlu dilakukan karena dapat bantu mencegah anak perilaku menjadi lebih di luar kendali. Selain itu, ini juga bisa membuat dan mengajarkan anak cara mengatur emosinya dengan cara lebih baik.
3. Tunggu tantrumnya selesai
Saat tantrum anak muncul, maka usahakan untuk tetap berada di dekatnya sehingga anak tahu bahwa Bunda ada untuknya saat itu. Akan tetapi, jangan mencoba untuk melakukan negosiasi atau mengalihkan perhatiannya di tengah tantrum karena hal itu sudah terlambat dan biarkan anak menyelesaikan tantrumnya terlebih dahulu.
4. Pegang kendali
Jika tantrum terjadi karena anak menginginkan sesuatu, jangan turuti dan tetaplah untuk memegang kendali atas keputusan yang akan diambil. Misalnya, jika anak tidak ingin tidur dan hanya mau menonton TV, maka cabut kabelnya karena itu menjadi cara yang lebih baik daripada memaksa dan mengangkatnya untuk masuk ke dalam kamar.
5. Bersikaplah konsisten
Cobalah untuk tetap konsisten dan tenang saat anak mengalami tantrum. Jika Bunda kadang memberikan apa yang diinginkan anak saat tantrum dan kadang tidak, kebiasaan ini justru akan menjadi masalah yang mungkin menjadi lebih buruk.
Bunda, simak yuk cara lain menghadapi anak tantrum dalam video berikut:
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
5 Cara Hadapi Anak Tantrum Menurut Psikolog, Pahami Batasan Toleransinya

Parenting
Atasi Anak Tantrum dengan 'Aturan Makanan Cepat Saji', Caranya?

Parenting
Anak Mudah Marah Akibat di Rumah Saja? Ini yang Harus Bunda Pahami

Parenting
Benarkah Anak Batita Sering Tantrum karena Dimanja? Ini 5 Cara Mengatasinya

Parenting
Ajari Anak Redakan Amarah dengan Kedua Tangannya

Parenting
Kata Cinta Ampuh Redakan Tantrum Si Kecil Saat Minta Mainan Mahal
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda