Jakarta -
Bunda pernah dengar beberapa kasus anak-anak atau bayi yang habis diimunisasi mengalami kejadian tertentu? Misal, ada bayi meninggal sehabis imunisasi atau dampak lain yang dialami anak pasca imunisasi. Nah, itu disebut KIPI, Bun, atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi.
Kalau kata Ketua Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSCM, Dr dr Hindra Irawan Satari, SpA(K), KIPI merupakan semua kejadian medik yang terjadi setelah imunisasi, yang menjadi perhatian dan diduga berhubungan dengan
imunisasi. KIPI bisa berupa gejala, tanda, penyakit atau hasil pemeriksaan laboratorium.
"Yang mengkaji KIPI adalah Komite Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Pasca Imunisasi (Komnas PP KIPI). Komite independen yang melakukan pengkajian untuk penanggulangan laporan kasus diduga KIPI tingkat nasional," papar dr Hindra dalam presentasinya di Seminar Media, Capai Imunisasi Lengkap: Bersama Melindungi dan Terlindungi #Vaccineswork, di Gedung IDAI, Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (25/4/2018).
Dokter yang menjabat Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Pengendalian Infeksi Indonesia (Perdalin) ini menjelaskan, ada 34 Komite Daerah PP KIPI, Bun. Jadi kalau ada kasus-kasus yang berhubungan kasus pasca imunisasi, komite independen ini akan langsung mengadakan kajian untuk penanggulangan laporan kasus yang diduga karena imunisasi di tingkat daerah provinsi.
Nah, deteksi dan pelaporan KIPI merupakan langkah awal untuk memperkuat monitoring keamanan vaksin.
"Dengan meningkatnya keamanan
vaksin, keamanan pasien tentu akan meningkat," tutur dr Hindra.
Namun, tidak semua KIPI akibat vaksin lho, Bun. Ada dua pembagian dalam masalah ini, yaitu Kejadian Ikutan dan Reaksi Simpang.
"Kejadian ikutan (adverse event) merupakan kejadian yang tidak diharapkan yang dilihat tanpa menilai apakah ada hubungan kausa (sebab-akibat) dengan vaksin," lanjut dr Hindra.
Sedangkan yang dimaksud Reaksi Simpang (adverse reaction) adalah kejadian yang tidak diharapkan yang diakibatkan oleh vaksin/obat dan ada bukti yang mendukung suatu hubungan kausal.
Adapun klasifikasi KIPI yaitu:
1. Reaksi KIPI yang terkait komponen vaksin. Contohnya demam sesudah vaksinasi pertusis.
2. Reaksi KIPI terkait dengan cacat mutu vaksin. Seperti invaginasi setelah vaksinasi rotavirus generasi pertama.
3. Kesalahan prosedur seperti penyuntikan vaksin kadaluwarsa.
4. Reaksi anxiety (kecemasan). Seperti, reaksi histeris pada anak sekolah padahal belum dilakukan vaksinasi.
5. Koinsiden (tidak berhubungan). Seperti demam seminggu setelah imunisasi DPT.
"Intinya
vaksin aman dan efektif kok. Proses produksi vaksin itu melalui riset yang panjang serta menggunakan standar Good Clinical Practive serta berdasar etik yang ketat," ungkap lulusan doktor dalam bidang Ilmu Kedokteran, FKUI ini.
Lagipula, meski telah dilisensi, vaksin tetap dipantau kok keamanan penggunaannya, baik dari pemerintah, maupun badan independen yang kompeten.
(aml/rdn)