PARENTING
4 Film Kartun Kesukaan Anak yang Sebaiknya Dihindari, Ada SpongeBob
Melly Febrida | HaiBunda
Senin, 28 Dec 2020 15:14 WIBJakarta - Liburan di rumah saja, anak-anak biasanya jadi lebih banyak menghabiskan waktu dengan menonton televisi. Apalagi di masa-masa liburan sekolah seperti ini, banyak yang menayangkan film kartun.
Hampir setiap anak menyukai film kartun. Animasi yang menarik, dengan cerita yang lucu membuat anak-anak memiliki tokoh kartun favoritnya masing-masing.
Jalan cerita yang ringan membuat film kartun dianggap sebagai alternatif tontonan yang lebih baik dibanding film dewasa lainnya. Tapi sebenarnya, hal itu tidak 100 persen benar lho. Bunda harus tetap waspada dengan tayangan film kartun.
Bubun sendiri terkadang agak khawatir kalau anak-anak nonton kartun sendirian. Tahu sendiri kan, Bunda, terkadang ada adegan yang kurang mendidik tersempil di dalamnya.
Sebagai orang tua tentu kita menyadari bahwa kartun dapat berdampak besar pada psikologi anak-anak, sehingga orang tua harus sangat berhati-hati dalam menentukan jenis kartun yang boleh anak tonton.
Dr Deepak Solanki, dokter umum di Mumbai mengatakan bahwa kerap mendengar orang tua yang mengaku anak-anaknya betapa marah jika tidak diizinkan menonton film kartun yang mereka mau. sekali menonton, anak bisa betah hingga berjam-jam.
“Salah satu kemungkinan alasannya adalah dengan cara ini pasangan (orang tua) bisa meluangkan waktu untuk berbicara atau berdiskusi atau melakukan pekerjaan rumah tangga, ketika anak-anak terpaku selama satu atau dua jam melihat televisi, ini sebuah kebiasaan yang tidak terlalu positif!” kata Solanki dikutip dari Parentune.
Menurut Solanki, kepribadian anak tanpa televisi bisa berkembang lebih baik. Penelitian telah menunjukkan apabila jumlah waktu yang anak habiskan untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan di rumah atau di luar ruangan, sama dengan waktu menonton kartun di televisi, bisa sangat membantu perkembangan perilaku dan kepribadian anak.
Video pendidikan, kata Solanki, tidak hanya film kartun. Ada juga acara yang menampilkan berbagai hewan, burung, benda, bentuk, kendaraan, huruf dan sebagainya. Ini tidak diragukan lagi untuk tujuan pendidikan yang baik.
“Ini membantu dalam belajar melalui metode audio-visual. Tetapi fokusnya harus pada video yang juga menampilkan orang-orang di dalamnya dan tidak hanya animasi,” ujar Solanki.
Telah terbukti bahwa anak-anak belajar lebih baik ketika mereka melihat konten yang isinya ada manusia daripada animasi komputerisasi biasa.
Solanki mengingatkan sisi negatif dari kartun. Menurutnya banyak hal yang menjadi rumit ketika anak menonton kartun yang tak sesuai usianya, atau untuk anak yang lebih besar.
“Melihat karakter favorit mereka berkelahi, menggertak, mengendarai mobil, melompat ke kolam renang, makan di luar dengan teman, bermain-main, mungkin terlihat tidak berbahaya bagi orang tua, tetapi memiliki dampak jangka panjang pada jiwa anak,” katanya.
“Bayangkan jika anak usia 4-5 tahun melihat karakter yang menindas teman-temannya di sekolah (menendang mereka), dia pasti akan melakukannya, yang tertanam dalam pikirannya dan dengan demikian kemungkinan besar akan melakukannya juga, tidak harus tetapi kemungkinanya pasti,” kata Solanki menegaskan.
Sementara itu, dilansir World of Female, anak-anak sebaiknya dijauhkan dari film aksi dan film yang berisi ketelanjangan. Beberapa kartun sangat menakutkan dari sudut pandang anak-anak dan dapat menimbulkan perasaan takut dan imajinasi yang salah. Kartun ini juga disebut sebagai kartun gelap.
Baca Juga : 10 Film Kartun Terbaik untuk Anak yang Mendidik |
Anak-anak yang menontonnya mungkin tidak menyadari dampak negatif kartun terhadap kehidupannya, itulah sebabnya orang tua harus selalu waspada dan menjauhkan anak-anak dari beberapa kartun menakutkan yang dapat menembus jauh ke dalam mentalitas anak.
Apa saja kartun anak yang sebaiknya dihindari? Simak di halaman selanjutnya!
Bunda, simak juga dampak kelamaan nonton televisi bagi anak:

Casper Tak Menakutkan Tapi Berdampak ke Anak