PARENTING
Bayi Bereaksi Seperti Mau Muntah Saat Awal Makan MPASI? Ini Penjelasannya
Melly Febrida | HaiBunda
Rabu, 17 Mar 2021 20:16 WIBWaktu pemberian MPASI saat bayi usia 6 bulan pasti membuat Bunda nervous. Respon Si Kecil terhadap makanan yang Bunda berikan adalah yang paling ditunggu. Kalau terlihat suka dan melahapnya sampai habis, Bunda pasti senang. Tapi kalau Si Kecil malah menunjukkan gagging atau gerakan akan muntah, Bunda pasti sedih sekaligus bingung memikirkan apa penyebabnya.
Dokter anak, dr. Meta Hanindita, Sp.A.(K), mengatakan apabila bayi mengalami gagging, jangan paksakan melanjutkan sesi makan.
"Untuk mengurangi gerakan akan muntah ini, biarkan bayi mengeksplorasi benda dalam mulutnya dengan menggunakan bibir, lidah, dan gusi untuk mengenal bentuk dan tekstur yang dapat mengurangi sensitivitas rongga mulut," kata dokter Meta dalam Mommyclopedia 567 Fakta tentang MPASI.
Caranya bagaimana? Kata dokter Meta, Bunda bisa memberikan sesuatu agar bayi bereksplorasi seperti jari tangan atau mainan yang teksturnya sesuai dengan perkembangan makan bayi.
Ada tiga alasan yang membuat bayi mengalami gagging saat pertama kali makan makanan pendamping ASI, yakni makanan terlalu kental atau terlalu banyak di sendok, makanan masuk ke bagian belakang lidah sebelum bayi siap menelan, dan sendok yang dimasukkan ke dalam mulut terlalu dalam.
Bunda juga tidak perlu khawatir jika bayi masih sedikit makan di awal periode MPASInya, kata dokter Meta. Kapasitas lambung bayi masih kecil. Bunda bisa memberikan makanannya dalam porsi kecil yakni sekitar 2-3 sendok makan orang dewasa.
Pemberian MPASI juga harus diberikan secara responsif, seperti yang direkomendasikan WHO. Artinya anak diberikan makan sesuai sinyal lapar atau kenyang. "Jika orangtua tidak merespons tanda lapar dengan baik, bayi atau anak bisa kekurangan makan," kata Dokter Meta.
Umumnya, ada tiga cara orang tua terlibat dalam proses makan anak:
1. Orangtua memegang kendali penuh terhadap proses makan bayi dan anak termasuk kapan dan berapa banyak yang harus dimakan. Cara ini bisa termasuk dengan memaksa bayi dan anak makan.
2. Bayi dan anak memegang kendali terhadap proses makannya sendiri. Orangtua percaya bahwa bayi dan anak akan makan saat lapar dan berhenti ketika kenyang walaupun hanya mengonsumsi sedikit makan.
3. Proses pemberian makan sebagai respons terhadap tanda lapar dan kenyang bayi dan anak atau sinyal menggunakan dorongan.
Dalam responsive feeding, memang orangtua atau pengasuh yang menentukan kapan anak makan, apa yang dimakan anak, dan di mana anak makan. Sedangkan anak yang menentukan berapa banyak makanan yang dimakan dan mau tidaknya ia makan.
"Ibu atau pengasuh harus sabar dan tidak memaksa, memperhatikan tanda lapar atau kenyang serta menghindari gangguan pengalih perhatian," ujarnya.
Lantas bagaimana kalau bayi menolak makanannya? Apabila itu terjadi, menurut dr Putri Maharani Tristanita Marsubrin, SpA, bisa jadi sebabnya karena bayi sudah kenyang.
"Mungkin sebelum makan sudah menyusu pada ibunya, jadinya perut bayi sudah kenyang. Jadi tidak excited makan itu bukan berarti belum siap makan," kata dr Putri beberapa waktu lalu.
Dalam hal ini, Bunda perlu mengevaluasi jadwal makan MPASI Si Kecil dan latih ia agar merasa lapar ketika jam makannya. Serta, Bunda harus bersabar dan menciptakan kebiasaan makan yang baik untuknya.
Bunda mencari pilihan protein hewani yang bagus untuk Si Kecil, selain salmon? Pas banget! Tonton video ini sampai selesai yuk:
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
3 Menu Praktis MPASI 6 Bulan dengan Bahan Dasar Ikan, Termasuk Salmon
4 Menu MPASI Usia 6 Bulan, Dimulai dari yang Manis ya Sayang
Bingung Sajikan MPASI Pertama? Simak Saran Ahli Yuk
Frekuensi dan Jumlah MPASI Per Hari untuk Bayi Usia 6 - 9 Bulan
TERPOPULER
Hindari Ucapkan 5 Kalimat Toxic Ini pada Anak agar Tak Melukai Hatinya
Siti KDI Ungkap Alasan Cerai dari Pria Turki, Sebut Ada Perbedaan Budaya
Kisah Bunda Ajukan Gugatan Usai Melahirkan Bayi Orang Lain, Pihak Klinik IVF Buka Suara
5 Potret Artis Indonesia Blasteran Pulang Kampung ke Negara Ayah, Yuki Kato ke Jepang
300 Nama Jerman Aesthetic untuk Anak Perempuan dan Artinya, Anggun & Elegan
REKOMENDASI PRODUK
3 Pilihan Cooler Bag untuk ASI, Mana yang Paling Praktis & Tahan Lama?
Ratih Wulan PinanduREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Makeup Remover, Bersihkan Riasan untuk Kulit Berminyak hingga Kering
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Merek Cream Wajah untuk Atasi Bruntusan dan Ruam pada Bayi Beserta Estimasi Harganya
KinanREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Alat Penyedot Ingus Bayi yang Aman dan Tips Menggunakannya untuk Atasi Hidung Tersumbat
Asri EdiyatiREKOMENDASI PRODUK
10 Obat Sariawan untuk Ibu Menyusui yang Aman dan Mudah Ditemukan dari Medis-Alami
Dwi Indah NurcahyaniTERBARU DARI HAIBUNDA
Serba-serbi Bedong Bayi yang Perlu Diketahui Orang Tua
Keluarga Ini Pilih Tinggal di Hotel Selamanya daripada Beli Rumah Meski Berkecukupan, Alasannya...
Hindari Ucapkan 5 Kalimat Toxic Ini pada Anak agar Tak Melukai Hatinya
Kisah Bunda Ajukan Gugatan Usai Melahirkan Bayi Orang Lain, Pihak Klinik IVF Buka Suara
300 Nama Jerman Aesthetic untuk Anak Perempuan dan Artinya, Anggun & Elegan
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Kirana Larasati Ungkap Alasan Ikut Ajang Miss Universe Indonesia
-
Beautynesia
6 Event Meriah di Jakarta Bulan Agustus, Festival Musik hingga Fan Meeting!
-
Female Daily
Level Up Literasi Keuangan Bisa Tetap Fun: LPS Financial Festival 2025 Akan Hadir di Surabaya!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Sunscreen SPF 50 untuk Umur Berapa? Ini Panduan Lengkapnya
-
Mommies Daily
7 Rekomendasi Coffee Shop di Jabodetabek, Hits di Kalangan Remaja