HaiBunda

PARENTING

Penyebab dan Gejala Usus Buntu yang Perlu Diketahui

Haikal Luthfi   |   HaiBunda

Jumat, 09 Apr 2021 12:34 WIB
Ilustrasi anak/ Foto: iStock
Jakarta -

Usus buntu adalah organ berbentuk kantong kecil dan tipis yang terhubung pada usus besar. Ketika terinfeksi, ini bisa menimbulkan penyakit, Bunda.

Ya, ini dikenal dengan apendisitis yang merupakan radang usus buntu, Bunda. Penyakit ini membutuhkan perhatian medis dengan segera, karena bisa berakibat fatal jika tak ditangani pada waktu yang tepat.

Penyakit ini timbul sedikit mirip dengan sakit maag dimana terjadi nyeri samar di area sekitar pusar. Dilansir dari laman Mayo Clinic, pada kebanyakan orang, nyeri dimulai di sekitar pusar dan kemudian bergerak. Saat peradangan memburuk, nyeri usus buntu biasanya meningkat dan akhirnya menjadi parah.


Kondisi ini biasanya terjadi pada orang dewasa, namun tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada anak-anak lho Bunda. Berdasarkan data Health National Service (NHK), sebagian besar kasus radang usus buntu terjadi pada orang berusia 10-20 tahun, jadi penting untuk mewaspadai berbagai tanda dan gejala yang dapat ditimbulkan pada anak-anak.

Pada anak-anak dan remaja, usus buntu sering kali menyebabkan sakit perut di dekat pusar. Nyeri ini akhirnya bisa menjadi lebih parah dan berpindah ke sisi kanan bawah perut anak, Bunda.

"Untuk mengetahui apakah seorang anak mengidap sakit usus buntu, biasanya dokter akan meraba dan memeriksa rasa sakit di perut," kata Ryan J. Brogan, DO, seorang ahli kesehatan anak, seperti yang dikutip dari laman Kids Health.

Penyebab usus buntu

Mengutip WebMD, radang usus buntu merupakan peradangan pada usus buntu. Ini adalah keadaan darurat medis yang hampir selalu membutuhkan pembedahan sesegera mungkin untuk mengangkat usus buntu.

Ilustrasi usus buntu/ Foto: iStock

Radang usus buntu terjadi ketika usus buntu tersumbat, seringkali oleh kotoran, benda asing (sesuatu di dalam diri yang seharusnya tidak ada), atau kanker. Penyumbatan juga dapat terjadi akibat infeksi, karena usus buntu dapat membengkak sebagai respons terhadap infeksi apa pun di dalam tubuh.

Kotoran, lendir, atau tinja yang mengeras, menjadi seperti batu, dan menghalangi pembukaan. Setelah penyumbatan terjadi, bakteri yang biasanya terdapat di dalam apendiks mulai berkembang biak dan menginfeksi (menginfeksi) dinding apendiks.

Tubuh pun merespons dengan melakukan serangan terhadap bakteri, serangan yang disebut peradangan. Jika gejala usus buntu tidak dikenali dan peradangan berlanjut, usus buntu bisa pecah, diikuti penyebaran bakteri di luar usus buntu, Bunda.

Gejala usus buntu

Jika rasa sakit dimulai dari pusar, lalu berpindah ke sisi kanan bawah perut, itu bisa jadi tanda radang usus buntu. Demam atau muntah, disertai rasa sakit yang semakin parah, hilangnya nafsu makan, juga bisa jadi tanda radang usus buntu.

Kebanyakan penderita radang usus buntu merasakan berbagai tingkat kram atau nyeri tajam di perut kanan bawah, tergantung pada seberapa serius peradangannya. Mengutip Medical News Today, gejala usus buntu yang paling umum adalah sakit perut yang cenderung:

  • Mulai di dekat pusar sebelum bergerak ke bawah dan ke kanan
  • Memburuk saat bergerak, menarik napas dalam-dalam, bersin, atau batuk
  • Berkembang sangat tiba-tiba
  • Memburuk dalam hitungan jam
  • Menjadi parah dan merasa tidak seperti rasa sakit lain yang pernah dirasakan orang tersebut sebelumnya
  • Terjadi sebelum gejala tambahan

Selain sakit perut, gejala usus buntu juga meliputi:

  • Kehilangan selera makan
  • Mual dan muntah
  • Diare
  • Sembelit
  • Kelelahan yang tidak bisa dijelaskan
  • Gas yang berlebihan atau ketidakmampuan untuk mengeluarkan gas
  • Bengkak di perut
  • Demam
  • Peningkatan frekuensi dan urgensi buang air kecil
  • Nyeri saat meregangkan kaki kanan atau pinggul kanan
  • Gejala awal dari radang usus buntu bisa halus, dan biasanya muncul dalam 12-24 jam pertama.

Sekitar 75 persen orang dengan usus buntu mengembangkan gejala yang membutuhkan perhatian medis dalam waktu 24 jam sejak dimulainya peradangan.

Dengan demikian, radang usus buntu bisa menjadi akut atau kronis. Pada kasus apendisitis akut, gejalanya cenderung parah dan berkembang secara tiba-tiba. Dalam kasus kronis, gejalanya mungkin lebih ringan dan bisa datang dan pergi selama beberapa minggu, bulan, atau bahkan tahun.

Kondisinya ini juga bisa malah semakin kompleks, Bunda. Sebab ini melibatkan komplikasi, seperti abses atau ruptur usus buntu.

(haf/som)

Simak video di bawah ini, Bun:

Anak Terlalu Higienis Malah jadi Gampang Sakit?

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Hindari Ucapkan "Tunggu, Saya Cek Dulu", Ini 9 Kalimat yang Justru Bikin Pekerja Diremehkan

Mom's Life Amira Salsabila

Kisah Putri Diana di Detik-detik Terakhir, Terungkap Kesaksian Pemadam Kebakaran yang Menemaninya

Mom's Life Aisyah Khoirunnisa

Studi: Rata-rata Kelamin Pria di Dunia Makin Panjang, Adakah Risikonya untuk Kesuburan?

Kehamilan Dwi Indah Nurcahyani

50 Kata-kata Maulid Nabi 2025 Penuh Makna dan Menyentuh Hati

Mom's Life Azhar Hanifah

Panduan Stimulasi Bayi 4 Bulan: Ide Aktivitas dan Tips untuk Dukung Perkembangannya

Parenting Nadhifa Fitrina

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

11 Cara Membuat Pasangan Nyaman dan Merasa Dihargai

Panduan Stimulasi Bayi 4 Bulan: Ide Aktivitas dan Tips untuk Dukung Perkembangannya

Hindari Ucapkan "Tunggu, Saya Cek Dulu", Ini 9 Kalimat yang Justru Bikin Pekerja Diremehkan

Studi: Rata-rata Kelamin Pria di Dunia Makin Panjang, Adakah Risikonya untuk Kesuburan?

Hati-Hati! Kesalahan Menyimpan Minyak Goreng Bisa Bikin Masakan Tak Enak Menurut Pakar

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK